Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Keturunan Ambe Puo

4 Mei 2018   16:16 Diperbarui: 4 Mei 2018   16:28 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada yang salah. Dan tidak ada yang harus disalahkan. Tak elok juga jika nasib kita seperti ini Ambe Puo yang dijadikan biang keroknya."

"Bukankah Ambe Puo adalah orang hebat? Bahkan aku bangga menjadi keturunannya. Dia pengawal kebanggaan raja. Dia ditakuti musuh-musuh kerajaan. Apa hubungannya nasib kita yang suram ini dengan Ambe Puo?" Rammang bertanya. Rahamang mengatur pernafasannya. Seolah-olah mencari udara malam terbaik untuk ia hirup sebelum menjawab pertanyaan Rammang. 

"Keturunan Ambe Puo dikutuk untuk hidup melarat," Rahamang menjeda ucapannya. Rammang tidak serta merta mau memotong begitu saja. Ia menyadari bahwa masih ada kelanjutan ucapan ayahnya itu.

"Apakah kau tidak menyaksikan kehidupan kita? kehidupan paman-pamanmu ataupun bibi-bibimu. Tidak satupun dari kita benasib baik, dianugerahi harta yang banyak. Itu karena kita adalah keturunan Ambe Puo."

"Apa yang sebenarnya tidak aku ketahui dari Ambe Puo?" Rammang memotong saking penasarannya. 

"Ambe Puo adalah buronan kerajaan Tampudalle. Beliau pengawal raja yang dulunya disegani hingga menjadi musuh kerajaan. Ambe Puo sosok paling munafik yang pernah ada. Ia menjadi mata-mata kerajaan Amallewang. Seluruh rahasia kerajaan Tampudalle dibeberkan pada kerajaan Amallewang. Yang notabene dua buah kerjaan yang bermusuhan sejak lama."

"Hingga suatu hari kerajaan Tampudalle mendapat serangan tiba-tiba dari kerajaan Amallewang. Tampudalle dibuat kocar-kacir oleh serangan itu. Alhasil sebagian besar wilayah kerajaan Tampudalle diakuisisi oleh Amallewang. Ambe Puo juga terlibat pada serangan itu. Ia berada di barisan musuh. Ya, Ambe Puo membelot. Ia membantai banyak teman-temannya."

"Kebodohan Ambe Puo ia mau dihasut begitu saja oleh pihak kerajaan Amallewang. Dengan iming-iming kekuasaan dan bisa mempersunting salah satu dari anak raja. Namun itu hanyalah taktik licik dan janji-jani busuk semata. Ambe Puo tidak mendapat cipratannya sama sekali. Ia hanya diperalat. Bahkan setelah berhasil menaklukkan kerajaan Tampudalle. Ambe Puo menjadi sasaran empuk untuk dibunuh." 

"Tidak sampai disitu saja. Kerajaan Tampudalle yang sudah jengkel dengang sikap munafik Ambe Puo. Mengadakan sayembara besar-besaran untuk memenggal kepala Ambe Puo. Untungnya Ambe Puo bisa meloloskan diri. Ia mengasingkan diri meninggalkan wilayah itu hingga sampai di tempat ini. Dan membangun keluarga di sini hingga sampai pada hari ini keturunan keempatnya."

 "Setiap tahunnya kerajaan Tampudalle memperingati hari duka itu. Dan, mereka mengutuk keras perbuatan Ambe Puo. Doa-doa senantiasa dipanjatkan sekiranya karma akan sampai pada Ambe Puo dan keturunannya. Aku diberitahu tentang ini dari bapakku. Dan beliau mengetahui dari bapaknya, sampai tujuh turunan Ambe Puo akan selalu dihadapkan karma atas perbuatannya. Jangan lagi bertanya mengapa kehidupan kita seperti ini tak lain adalah karena kesalahan masa lalu Ambe Puo." 

"Tentang ini tidak diketahui seorang pun selain bagian dari keturunan Ambe Puo itu sendiri. Mereka hanya mengetahui kalau Ambe Puo adalah pengawal kerajaan yang disegani, tapi mereka tidak tahu Ambe Puo adalah tokoh paling munafik  dalam kerajaan Tampudalle. Jadi jangan lagi kau berharap suatu hari nanti akan dianugerahi nasib baik. Sampai cicitmu nanti, keturunan ketujuh, akan menjadi korban leluhurnya," Rahamang menutup ucapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun