Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Persetujuan dengan Bupati

21 Januari 2018   15:27 Diperbarui: 21 Januari 2018   18:22 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasia: mitrafm.com

***

 Komar dikenal sebagai siswa yang cerdas. Ia tidak pernah meleset dari tiga besar di kelasnya. Kalau tidak rangking satu, ya rangking dua. Jarang sekali rangking tiga. Ia langganan utusan olimpiade. Prestasi terbaiknya pernah mewakili provinsi di tingkat nasional pada lomba olimpiade sains, bidang fisika. Ia memang tidak juara, tapi namanya masuk sepuluh besar.

Saat ujian nasional, Komar juga kerap memperoleh nilai yang fantastis. Sehingga ia mendapat rangking satu umum di sekolahnya. Bahkan namanya tertuang dalam seratus besar kabupaten, yang berhak mendapat beasiswa prestasi. 

Bupati bersama Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat mencanangkan program. Jika ada siswa yang sejak SD hingga SMA/sederajat masuk seratus besar kabupaten. Maka siswa tersebut berhak mendapatkan beasiswa luar biasa. Di mana siswa tersebut akan dibiayai perkuliahannya di mana pun itu oleh pemerintah. Iming-iming itulah yang membuat Komar merasa terpacu untuk selalu giat belajar. 

Ketika Komar lulus SD, ia masuk seratus besar kabupaten. Begitu pun saat lulus SMP. Kebetulan masa itu, Bupati menghadiri acara yang berlangsung di kecamatan. Seluruh siswa yang berprestasi di kecematan itu mendapat undangan untuk hadir serta. Tak terkecuali Komar yang baru lulus SMP. Ia bersama beberapa orang teman sekolah di dampingi Pak Limin, gurunya.

Bupati menyampaikan pidatonya. Di antara penyampaiannya, ia menyinggung program beasiswa luar bisa bagi siswa yang berprestasi sejak SD hingga SMA. Mata Komar berbinar-binar, semangatnya tersulut. Ia telah melewati dua tahapan tinggal satu tahapan lagi yaitu masa SMA. Apabila saat SMA nanti, Komar kembali didaulat siswa berprestasi. Maka beasiswa luar biasa itu akan disematkan pada dirinya.

Sebelum acara ditutup, segenap siswa berprestasi di panggil untuk menerima beasiswanya. Bupati sendiri yang langsung menyerahkan beasiswa itu bersama Kepala Dinas. Saat acara selesai, Bupati dan rombongannya sudah mau beranjak meninggalkan tribune. Komar dibawa gurunya untuk menemui bupati. Pak Limin memberitahu pada Bupati, kalau Komar adalah siswa berprestasi dan selangkah lagi bakal dianugrahi beasiswa luar bisa.

Komar masih hapal betul senyuman Bupati tatkala melihatnya. Bupati mengusap kepalanya, "Pokoknya Bapak tidak mau tau, tiga tahun ke depan Nak Komar harus masuk seratus besar kabupaten. Dengan begitu Nak Komar akan memperoleh beasiswa luar biasa. Nak Komar mau kan saat kuliah nanti dibiayai pemerintah?" tutur Bupati lembut dan raut wajah menyenangkan hati. Komar mengangguk.

"Nak Komar mau kan lebih giat belajar lagi?" Bupati bertanya, Komar mengangguk. 

"Selain syarat tadi, ada syarat lain yang harus Nak Komar penuhi. Karena beasiswa ini program pemerintah kabupaten. Makanya Komar harus melanjutkan sekolah di kabupaten kita saja. Terserah itu di mana asal masih wilayah kabupaten kita. Kalau Nak Komar melanjutkan sekolah di kabupaten lain. Sekalipun Nak Komar berprestasi di sana. Maka Komar sudah tidak berhak memperoleh beasiswa luar biasa itu."

"Nak Komar paham?" Komar mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun