"Boleh pinjam motornya nggak Bang? Kebetulan teman saya mau pulang. Dari tadi dia nungguin angkot tapi tak ada."
"Kalau begitu biar saya antar saja sekalian?"
Dinal menjelaskan semuanya pada tukang ojek tersebut. Awalnya tukang ojek itu menolak dan bersikeras untuk ingin pulang. Namun setelah negosiasi yang berbelit-belit. Tukang ojek itu bersedia dengan catatan dibayar 50.000 plus handphone dan KTP Dinal diserahkan untuk jaga-jaga, takutnya Dinal nanti malah kabur membawa lari motornya.
Elika tidak bisa menutupi wajah sumringahnya tatkala motor supra yang ditunggangi Dinal berdiri gagah di hadapannya.
"Bagaimana kamu bisa pinjam motor ini?" Tanya Elika tersenyum
"Mungkin tukang ojeknya sadar, kalau laki-laki yang meminjam motornya adalah Aristoteles muda," ucap Dinal.
"Oya, Lik sebelum kita berangkat ada satu hal yang harus kau tahu"
"Apa itu?"
"Kamu cantik hari ini, itu saja" Â Motor itupun melaju dengan mulus.
***
Malam sudah semakin larut. Elika mencoba mengalihkan pikirannya yang tenggelam dalam kenangannya bersama Dinal dahulu. Sedari tadi ia selalu menatap dua foto yang ada di tangannya. Foto yang satu adalah foto Dinal, dan yang satunya lagi foto Marwan tunangannya. Bulan depan mereka akan melangsungkan pernikahan.