Mohon tunggu...
Kris
Kris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Gagasan Untuk Kebaikan

Ora Et Labora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Lolos Seleksi LPDP

18 Agustus 2021   16:58 Diperbarui: 30 Juli 2022   00:48 4970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kuliah. (Dok. Jobplanet via kompas.com)

Kuliah gratis sembari tetap memperoleh penghasilan tentunya menjadi impian banyak orang. Tidak mudah memang, namun dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan. Meskipun banyak jalan menuju Roma, namun yang paling realistis adalah dengan memperoleh beasiswa pendidikan.

Saat ini lembaga pemberi beasiswa pendidikan cukup banyak bertebaran di Indonesia. Salah satunya adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). LPDP merupakan sebuah lembaga yang bekerja dibawah naungan 3 kementrian yaitu: Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, dan Kementerian Agama.

Penerima beasiswa LPDP berhak mendapatkan pembiayaan penuh pada universitas tujuan beserta uang saku dan tunjangan buku selama menempuh pendidikan. Hebatnya lagi, uang saku yang diberikan LPDP setara dengan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019.

Menjadi penerima beasiswa LPDP atau biasa disebut awardee bukanlah hal yang mudah, namun tidak mustahil. Ada 3 tahapan seleksi yang harus ditempuh seseorang untuk dapat menjadi awardee yaitu: seleksi administrasi, seleksi berbasis komputer dan seleksi wawancara.

Seleksi administrasi

Seleksi administrasi dilakukan dengan mendaftar pada laman LPDP disertai dengan pengunggahan dokumen-dokumen yang disyaratkan. 

Ada 4 poin penting pada tahap ini yaitu: keabsahan sertifikat bahasa; pemilihan program studi dan universitas tujuan; penyusunan rencana studi; serta penyusunan proposal studi.

LPDP mensyaratkan sertifikat bahasa bagi para pendaftarnya. Misalnya untuk mendaftar ke universitas dalam negeri maka pendaftar diharuskan memiliki skor TOEFL minimal 500. Agar dapat lulus ke tahap seleksi berikutnya, gunakan sertifikat TOEFL dari lembaga resmi dan jangan gunakan sertifikat TOEFL Prediction.

Penulis sendiri mengikuti ujian TOEFL di STC Senayan Jakarta yang diselenggarakan oleh The International Education Service (http://www.ies.or.id/itp-toefl) dengan biaya sekitar Rp 550 ribu (akhir tahun 2019). Sertifikat TOEFL hanya memiliki masa berlaku 2 tahun. Pastikan sertifikat Anda masih berlaku saat hendak melakukan pendaftaran.

LPDP memberikan kesempatan memilih 3 program studi dan universitas tujuan. Pendaftar diizinkan memilih 3 program studi dalam universitas yang sama, maupun dalam universitas yang berbeda. Lakukan riset sederhana dan pastikan Anda memilih dengan tepat karena setelah lulus seleksi maka tidak diizinkan lagi mengubah program studi atau universitas tujuan, di luar 3 pilihan tersebut.

Selain itu, LPDP sangat concern pada keberhasilan awardee dalam menempuh studinya sehingga lebih baik memilih program studi yang in-line dengan program studi Strata 1 (S1) Anda. Misalnya Anda lulusan S1 manajemen maka sebaiknya pilih program studi S2 manajemen juga untuk memperbesar peluang Anda lulus seleksi.

Lalu apakah tidak boleh sedikit menyimpang dari program studi S1? Tentu saja boleh, namun Anda memerlukan effort lebih untuk meyakinkan LPDP terkait relevansi dan peluang kesuksesan Anda untuk lulus tepat waktu.

Penjelasan atas alasan pemilihan program studi tersebut kemudian dituangkan ke dalam proposal studi. Proposal studi berisi alasan pemilihan bidang studi, alasan pemilihan universitas tujuan (misalnya merupakan universitas terbaik menurut lembaga survei internasional), serta relevansi (in-line) dengan bidang keilmuan Anda sebelumnya.

Sementara itu, rencana studi berisi gambaran mata kuliah yang akan Anda ambil, rencana penelitian, serta kegiatan non akademik yang akan Anda lakukan. Carilah informasi sebanyak mungkin melalui laman universitas atau bertanya pada teman/keluarga untuk menghasilkan rencana studi berkualitas.

Seleksi berbasis komputer

Seleksi berbasis komputer terdiri atas tes potensi akademik (TPA), tes karakteristik pribadi dan essay on the spot. TPA LPDP terdiri atas 60 soal dengan durasi 90 menit. Dengan durasi sekitar 1,5 jam maka 1 soal dapat dikerjakan maksimum 1,5 menit. 

Penulis merasa waktu yang diberikan sangat cukup untuk menjawab semua soal TPA. Persiapan menghadapi TPA dapat dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku TPA Bappenas atau Seleksi CPNS.

Menurut pengalaman penulis, tantangan terbesar dalam TPA berada pada waktu pengerjaan soal yang sangat terbatas. Dengan persiapan yang cukup, hal ini seharusnya tidak akan terjadi dalam TPA LPDP karena durasi pengerjaan yang memadai. Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu, lalu kembali lagi untuk mengerjakan soal yang sulit.

Setelah menyelesaikan TPA, Anda akan melanjutkan pegerjaan tes karakteristik pribadi. Tes ini berupa pilihan ganda sebanyak 60 soal dengan durasi 90 menit. Tidak ada jawaban salah dalam tes ini. Semua jawaban adalah benar, namun tetap ada satu pilihan jawaban dengan poin tertinggi.

Contoh soal tes karakteristik pribadi misalnya: “Anda sedang menyelesaikan laporan untuk rapat direksi nanti sore, lalu ada rekan kerja yang menghampiri seperti ingin bercerita tentang masalah pribadinya. Langkah apa yang harus Anda lakukan?”

Pilihannya bisa berupa: “berhenti dari pekerjaan dan mendengarkan ceritanya dengan saksama”; “mendengarkan ceritanya sambil terus bekerja”; “menanggapi cerita dan memberikan saran yang tepat”; atau bahkan “tidak menghiraukannya sama sekali karena tugas kantor harus menjadi prioritas utama”.

Tes ini dapat dijawab sesuai dengan kepribadian Anda. Namun, alangkah baiknya disesuaikan dengan kepribadian akademis yang akan Anda dituju. Misalnya Anda mendaftar untuk mendapatkan beasiswa akuntansi, maka sesuaikan jawaban Anda dengan kepribadian/sifat alamiah pekerjaan seoarang akuntan. Soal ini juga nampaknya menuntut konsistensi karena ada beberapa soal yang terlihat berulang.

Essay on the spot dilakukan dengan mengetik essay singkat selama 30 menit. Anda akan diberikan potongan informasi dari media massa dan dimintai pendapat terkait hal tersebut. Ada beragam topik dalam tes ini dan Anda akan diberikan 1 topik secara acak.

Penulis saat itu mendapat topik terkait sektor agrikultur dan dimintai pendapat tentang Indonesia sebagai negara agraris. Tips dalam mengerjakan soal ini adalah banyak membaca kolom opini pada media massa agar wawasan kita semakin luas. Bagi pendaftar beasiswa tujuan universitas luar negeri, maka essay harus ditulis dalam bahasa Inggris.

Selain itu, upayakan essay ditulis sesuai format penulisan essay dalam ujian writing IELTS. Sebaiknya essay terdiri atas 3 paragraf. Pada paragraf 1, lakukan parafrase atas topik yang diberikan dan kemukakan pendapat Anda dengan jelas di awal.

Paragraf 2 berisi elaborasi atas pendapat Anda dalam paragraf 1. Tuangkan alasan-alasan yang mendukung pendapat Anda disertai dengan contoh-contoh yang relevan. Apabila dirasa kurang, paragraf 2 ini dapat Anda pecah menjadi 2 paragraf sehingga keseluruhan essay berjumlah 4 paragraf.

Paragraf 3 berisi highlight atas hal-hal yang sudah disampaikan dalam paragraf 1 dan 2. Di akhir paragraf, simpulkan permasalahan yang ada dikaitkan dengan pendapat yang Anda sampaikan.

Sebagai persiapan, Anda dapat melakukan browsing di internet karena cukup banyak website yang memberikan contoh penulisan essay yang baik dengan format IELTS.

Seleksi wawancara

Seleksi wawancara dibagi 2 yaitu wawancara substantif dan wawancara kebangsaan. Wawancara substantif dilakkan oleh 3 orang pewawancara. Satu pewawancara dari LPDP, satu orang dari akademisi, dan satu lagi seorang psikolog. Sementara itu, wawancara kebangsaan dilakukan oleh 1 orang dari suatu instansi pemerintah.

Wawancara substantif dapat dilakukan dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Bagi Anda yang mendaftar ke universitas dalam negeri, peluang diwawancara dalam bahasa Inggris tidak sebesar Anda yang mendaftar ke luar negeri. Berbeda dengan wawancara substantif, wawancara kebangsaan dilakukan dalam bahasa Indonesia.

Dalam wawancara substantif, Anda akan ditanya tentang motivasi mendaftar beasiswa, prestasi yang pernah dicapai, karya ilmiah Anda saat S1, rencana penelitian, bahkan pertanyaan seputar universitas tujuan (misalnya: sebutkan salah satu nama dosen di universitas tersebut). Pengetahuan terkait universitas tujuan menjadi sangat penting pada tahap ini.

Perhatikan juga konsistensi jawaban Anda dengan apa yang Anda tulis dalam rencana dan proposal studi saat seleksi administrasi. Pewawancara cenderung mengecek kesesuaian jawaban Anda dengan biodata serta rencana dan proposal studi Anda.

Akademisi cenderung bertanya seputar latar belakang akademik, kesesuaian dengan program studi yang Anda pilih (apakah S1 Anda in-line dengan program S2 yang dipilih), serta rencana penelitian Anda.

Psikolog cenderung menanyakan prestasi terbesar Anda beserta cara mencapainya, permasalahan yang pernah dialami dalam hidup beserta cara mengatasinya, dan kehidupan sosial Anda secara umum.

Sementara itu, pewawancara dari LPDP cenderung mengkonfirmasi data yang Anda sampaikan saat seleksi administrasi dengan jawaban Anda saat wawancara, serta menggali rencana kontribusi Anda untuk mengabdi setelah selesai menempuh pendidikan.

Beberapa poin penting dalam wawancara substansi adalah kesesuaian jawaban Anda dengan dokumen yang Anda sampaikan saat seleksi administrasi, pastikan program S2 yang Anda pilih in-line dengan S1 Anda (bila tidak, siapkan argumentasi yang kuat), dan yakinkan pewawancara bahwa Anda dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu serta mampu mengatasi berbagai hambatan yang muncul.

Seleksi kebangsaan dilakukan untuk memastikan Anda memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Wawancara ini diperlukan untuk memastikan seluruh awardee, terutama yang akan ke luar negeri, menjaga nama baik bangsa dan kembali ke tanah air untuk mengabdi. Berbagai pertanyaan seputar wawasan kebangsaan akan diajukan dan Anda dimintai pendapat soal itu.

Misalnya pertanyaan tentang dasar negara, pendapat tentang penggunaan cadar, pemakaian celana di atas mata kaki, apakah Pancasila bisa diganti, pendapat terkait terorisme dan radikalisme, atau pertanyaan tentang apakah kebijakan pemerintah saat ini sudah baik atau justru merugikan rakyat.

Tips menjawab pertanyaan ini adalah sampaikan pendapat Anda disertai argumen yang logis. Tidak perlu takut menyuarakan pendapat Anda meskipun LPDP merupakan instansi di bawah pemerintah. Anda harus menyampaikan pendapat dengan santun disertai bukti pendukung yang kuat.

Misalnya ketika ditanya tentang apakah kebijakan pemerintah sudah baik, penulis menjawab bahwa kebijakan pemerintah sudah baik namun implementasinya di lapangan yang seringkali tidak tepat. Pengawasan perlu ditingkatkan agar kebijakan pemerintah tepat sasaran. Sekali lagi, penulis menekankan untuk menyampaikan pendapat dengan santun disertai bukti yang logis.

Demikian tips yang dapat penulis sampaikan berdasarkan pengalaman penulis saat mengikuti seleksi beasiswa LPDP. Semoga rekan-rekan yang berminat dapat mengikuti seleksi dengan baik dan lulus menjadi awardee LPDP demi membangun Indonesia yang lebih baik.

*Disclaimer: tulisan ini adalah pengalaman pribadi penulis. Penulis tidak terafiliasi dan tidak memiliki hubungan apapun dengan instansi ataupun nama-nama yang disebut dalam tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun