Tak lama kemudian, Â obat kuterima.Â
Sungguh aku tak menyangka engkau sekarang sukses menjadi dokter.
Wajahmu semakin matang dan penuh wibawa. Bukan lagi Rino yang cengengesan dan tak pernah serius.Â
Ku hembuskan nafas kuat -kuat saat berada diluar klinik.Â
Saatnya pulang kembali pada kenyataan. Rino bukan lagi cowok bucin yang selalu mengharapkan cintaku.Â
Mungkin kini kau sudah beristri. Aku menertawakan harapanku sendiri.Â
Haloo... ! Bangun dari mimpi... ! Ejek suara hatiku.Â
Tiba ditempat parkir, tetiba tangan kokoh menggamit tanganku. Hampir saja aku menjerit ketika kusadari kau telah berdiri dihadapanku.Â
Mata itu masih sama, penuh cinta dan harapan menatapku. Rino berdiri gagah dengan jas putih berkibar mengagumkan.Â
Apakah aku bermimpi? Ataukah Tuhan kini mengabulkan doaku, untuk mengirimkan seseorang yang mencintaiku tanpa syarat.
Pelukan itu begitu melenakan. Jika ini mimpi aku ingin tidur tanpa terbangun lagi.Â