Mohon tunggu...
KUR aSRI
KUR aSRI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulislah untuk berbagi kebaikan dan kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putaran Rasa

7 Desember 2022   21:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   21:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengangguk lemah. Tak ada gunanya aku mengelak. 

Pertemuan ini mungkin adalah titik balik hubungan kami. 

Senyap! 

Tak ada suara setelah suaramu menyebut namaku. 

Kutunggu ucapanmu selanjutnya seperti pesakitan yang menunggu hukuman.

Dengan kasar kertas resep itu kau robek dan menyerahkannya padaku. 

Kukira kau akan marah padaku. Namun ternyata kau hanya diam setelah menguasai keadaan. 

Entahlah! 

Apa yang kuharapkan? Mengharap dirimu akan memohon cinta padaku? Cinta yang mungkin telah padam setelah tujuh tahun perpisahan kita. 

Atau akulah yang seharusnya menangis dan memohon padanya? Untuk kembali menawarkan cinta padaku? Cinta yang pernah kutolak mati matian untuk cinta lain yang nyatanya palsu dan menyakitkan. 

Bagai robot aku bergerak dan berlalu menuju ruang penebusan obat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun