Buku Live in memuat catatan peserta saat mengikuti program Live in di  Pondok Pesantren Ngalah Purwosari Pasuruan;Maha Vihara Majapahit, Trowulan Mojokerto; Tengger Probolinggo; Klenteng Kwan Im Kiong, Pamekasan; Samin Bojonegoro;Pohsarang Kediri;Osing Banyuwangi;Pondok Pesantren Ar-Rosyid Bojonegoro; Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban.Selain catatan peserta, buku ini memuat makalah  Pdt. Edy Sumartono bertajuk Samin sebagai Gerakan Perlawanan Terhadap Penindasan Belanda.
![2-5cf3ff720d82307ef5066f79.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/2-5cf3ff720d82307ef5066f79.jpg?t=o&v=555)
Program Live in bermula dari ide yang digulirkan Pendeta Simon Filantropha, Ketua Departemen Oikmas GKI Sinode Wilayah Jatim, tentang perlu diadakannya sebuah kegiatan untuk jemaat sebagai sarana belajar komunitas suku, budaya dan agama lain, maka hal inilah dapat dikatakan menjadi cikal bakal rangkaian program pelayanan "Live in". Program pelayanan "Live in" akhirnya diadakan setiap periode pelayanan berturut--turut pada tahun 2010 hingga 2017. Dalam perjalanannya, program pelayanan "Live in" ini unik, sangat diminati dan selalu ditunggu-tunggu jemaat. Tidak hanya oleh jemaat GKI Klasis Madiun, namun juga oleh jemaat klasis lain di Sinode Wilayah JawaTimur, bahkan lintas sinode wilayah. "Live in" telah menjadi program pelayanan yang patut dipertahankan karena sudah menjadi program pelayanan unggulan dan salah satu ciri khas pelayanan Oikumene dan Kemasyarakatan GKI dari Klasis Madiun dalam lingkup sinode GKI.
![Live in di Klenteng Pamekasan Madura, 7-8 Sept 2012.Dok.Daniel T Hage](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/271573-3949556295523-1312815289-o-5cf3ff9a0d823056eb515f42.jpg?t=o&v=555)
![241178-3949579176095-1058417839-o-5cf4004895760e608069c164.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/241178-3949579176095-1058417839-o-5cf4004895760e608069c164.jpg?t=o&v=555)
![13179399-10206508645771841-7517156982367210089-n-5cf40001c01a4c116d4825d9.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/13179399-10206508645771841-7517156982367210089-n-5cf40001c01a4c116d4825d9.jpg?t=o&v=555)
![13232920-10206508642571761-40914539309391699-n-5cf400383ba7f7346f5d6617.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/13232920-10206508642571761-40914539309391699-n-5cf400383ba7f7346f5d6617.jpg?t=o&v=555)
![12036490-10206511482562759-2343500862634384189-n-5cf400553ba7f779d5200893.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/12036490-10206511482562759-2343500862634384189-n-5cf400553ba7f779d5200893.jpg?t=o&v=555)
![Live in di Puhsarang Kediri,12-13 Maret 2015. Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/02/11069955-10155198311835012-5967322636476766618-n-5cf4007dc01a4c016f59a110.jpg?t=o&v=555)
Dengan mengetahui dan belajar langsung dari sumbernya, bahkan tinggal bersama di dalam komunitas tersebut, maka diharapkan akan memunculkan semangat toleransi antar suku, budaya dan agama yang lebih baik. Sekaligus meluruskan pemahaman yang selama ini kurang tepat dan mengantisipasi arus informasi yang berkembang yang memiliki resiko tidak sesuai dengan keberadaan yang sesungguhnya.(Abdul Malik)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI