Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Live In

3 Juni 2019   00:08 Diperbarui: 3 Juni 2019   00:26 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Live in di Samin di Desa Jepang, Margomulyo, Bojonegoro,7-8 Februari 2014.Dokpri

Buku Live in memuat catatan peserta saat mengikuti program Live in di  Pondok Pesantren Ngalah Purwosari Pasuruan;Maha Vihara Majapahit, Trowulan Mojokerto; Tengger Probolinggo; Klenteng Kwan Im Kiong, Pamekasan; Samin Bojonegoro;Pohsarang Kediri;Osing Banyuwangi;Pondok Pesantren Ar-Rosyid Bojonegoro; Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban.Selain catatan peserta, buku ini memuat makalah  Pdt. Edy Sumartono bertajuk Samin sebagai Gerakan Perlawanan Terhadap Penindasan Belanda.

Live in di Samin di Desa Jepang, Margomulyo, Bojonegoro,7-8 Februari 2014.Dokpri
Live in di Samin di Desa Jepang, Margomulyo, Bojonegoro,7-8 Februari 2014.Dokpri

2-5cf3ff720d82307ef5066f79.jpg
2-5cf3ff720d82307ef5066f79.jpg
Belajar Memahami Orang Lain

Program Live in bermula dari ide yang digulirkan Pendeta Simon Filantropha, Ketua Departemen Oikmas GKI Sinode Wilayah Jatim, tentang perlu diadakannya sebuah kegiatan untuk jemaat sebagai sarana belajar komunitas suku, budaya dan agama lain, maka hal inilah dapat dikatakan menjadi cikal bakal rangkaian program pelayanan "Live in". Program pelayanan "Live in" akhirnya diadakan setiap periode pelayanan berturut--turut pada tahun 2010 hingga 2017. Dalam perjalanannya, program pelayanan "Live in" ini unik, sangat diminati dan selalu ditunggu-tunggu jemaat. Tidak hanya oleh jemaat GKI Klasis Madiun, namun juga oleh jemaat klasis lain di Sinode Wilayah JawaTimur, bahkan lintas sinode wilayah. "Live in" telah menjadi program pelayanan yang patut dipertahankan karena sudah menjadi program pelayanan unggulan dan salah satu ciri khas pelayanan Oikumene dan Kemasyarakatan GKI dari Klasis Madiun dalam lingkup sinode GKI.

Live in di Klenteng Pamekasan Madura, 7-8 Sept 2012.Dok.Daniel T Hage
Live in di Klenteng Pamekasan Madura, 7-8 Sept 2012.Dok.Daniel T Hage
241178-3949579176095-1058417839-o-5cf4004895760e608069c164.jpg
241178-3949579176095-1058417839-o-5cf4004895760e608069c164.jpg
Saya pernah menjadi peserta Live in di Samin di Desa Jepang, Margomulyo, Bojonegoro,7-8 Februari 2014; Puhsarang Kediri,12-13 Maret 2015; Osing di Desa Wisata Osing, Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, 22-23 April 2016; di Pondok Pesantren Al-Rosyid Jl. KH. R. Moh Rosyid Kendal, Ngumpakdalem, Dander Ngumpak Dalem Kecamatan  Bojonegoro Kabupaten  Bojonegoro, 30 Maret - 1 April 2017; di Klenteng Kwan Sing Bio  Jl.RE Martadinata 1 Tuban, 3-4 November 2017; komunitas Aliran Kerohanian Kepercayaan Sapta Darma Indonesia - Kampung Pandean, Gang Klopakan, Desa Pare, Kabupaten Kediri, 10-11 September 2018.

13179399-10206508645771841-7517156982367210089-n-5cf40001c01a4c116d4825d9.jpg
13179399-10206508645771841-7517156982367210089-n-5cf40001c01a4c116d4825d9.jpg
13232920-10206508642571761-40914539309391699-n-5cf400383ba7f7346f5d6617.jpg
13232920-10206508642571761-40914539309391699-n-5cf400383ba7f7346f5d6617.jpg
 

12036490-10206511482562759-2343500862634384189-n-5cf400553ba7f779d5200893.jpg
12036490-10206511482562759-2343500862634384189-n-5cf400553ba7f779d5200893.jpg
Live in di Puhsarang Kediri,12-13 Maret 2015. Dokpri
Live in di Puhsarang Kediri,12-13 Maret 2015. Dokpri
Buku semakin mantap dengan sumbangan pemikiran dari Pdt Simon Filantropha, Ketua Departemen Oikmas Sinwil Jatim; Pdt Leonard Andrew Immanuel, GKI Sidoarjo; Median Arsianto Ketua Departemen Oikoumene dan Kemasyarakatan Gereja Kristen Indonesia Klasis Madiun 2017- 2020. Dalam Prolog buku Live in, Median menulis bahwa program pelayanan Live in direncanakan untuk memberikan sarana belajar bagi jemaat GKI untuk mengenal komunitas dan penganut agama dan budaya yang berbeda.

Dengan mengetahui dan belajar langsung dari sumbernya, bahkan tinggal bersama di dalam komunitas tersebut, maka diharapkan akan memunculkan semangat toleransi antar suku, budaya dan agama yang lebih baik. Sekaligus meluruskan pemahaman yang selama ini kurang tepat dan mengantisipasi arus informasi yang berkembang yang memiliki resiko tidak sesuai dengan keberadaan yang sesungguhnya.(Abdul Malik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun