Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Desa dan Dokumentasi (Ingatan)

2 Januari 2018   09:28 Diperbarui: 2 Januari 2018   12:27 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa dan Dokumentasi (Ingatan)

BEBERAPA  JAM sebelum pergantian tahun, Antologi Kebonagung Jilid 1 dilaunching.

Sahabat Asa Wahyu Setyawan Muchtar (saya akrab memanggilnya dengan Pak Wawan) selaku Ketua 1 Eklesia Prodaksen menyerahkan 1 eksemplar Antologi Kebonagung kepada Bapak Happy Yulianto, SP.d, Ketua Majelis Jemaat GKI Kebonagung.Tempatnya di GKI Kebonagung Jl.Raya 5 Desa Keboangung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.Puji TUHAN atas terbitnya Antologi Kebonagung Jilid 1.

Yang Tertulis Akan Abadi

Sejak empat tahun silam saya menetap di Desa Kebonagung. Dalam banyak kesempatan saat jagongan, saya mendengar banyak cerita tentang Desa Kebonagung. 

Tentang sosok-sosok yang pernah ada, tentang sesepuh desa yang mencintai olahraga, musik, kuliner. Nama-nama asing dalam sejarah namun nama-nama tersebut ada dalam dunia nyata di Desa Kebonagung. Nama-nama yang tercatat dalam ingatan kolektif masyarakat Desa Kebonagung. Nama-nama tersebut adalah narasumber sejarah.Setiap memori yang disimpannya adalah mozaik. Dan bersama sahabat-sahabat di Eklesia Prodaksen, kami merajutnya menjadi sejarah Desa Kebonagung.Sejarah dari sudut pandang yang berbeda.

Antologi Kebonagung Jilid 1

Delapan belas penulis menyumbang tulisan dalam Antologi Kebonagung Jilid 1. Diterbitkan Eklesia Prodaksen Kebonagung dengan ISBN:978-602-60696-1-0. Setelah menetap di Desa Kebonagung, saya mulai memahami isi tulisan Dr. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd, M.Si,  Mengapa Tidak Ada Sumur di Desa Kebonagung?. Pak Dwiyono,  dosen di Universitas Negeri Malang, menulis bahwa Desa Kebonagung kesulitan air tanah dangkal yang tersimpan sebagai resevoir.

Sumur telah dibuat tetapi hanya sebagai sumur resapan ketika hujan, akibatnya sumur tidak mampu menyediakan air. Kesulitan air sudah terjadi sejak jaman penjajahan bahkan  sejak pembentukan muka bumi. Kesulitan air ini bukan kesalahan manusia, tetapi karena kondisi geologis atau hidrogeologis. Inilah jawaban kenapa banyak kran air di pinggir jalan di Desa Kebonagung Gang 1, Gang L, Gang 3. Kran-kran air tersebut adalah CSR Pabrik Gula Kebonagung untuk masyarakat. Sumber air berasal dari Sumberpang Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Saya terkesan dengan tulisan di salah satu kran air di Gang L. " Air khusus minum. Dilarang korah-korah dan cuci pakaian/piring".

Tulisan-tulisan lain di buku setebal 160 halaman ini, memang "Kebonagung banget". Antara lain: Sungai Metro Tempat Dulu Kami Bermain (Trio Andi Yonatan), Amerta Rias Budaya (Endang Purwarini),  Kampek-an (Asa Wahyu Setyawan Muchtar), Lek Giono dan (Demit) ologisasi lori nomer pitu (Natanael Sigit Wirastanto), Menelisik Sejarah Sepak Bola di Kebonagung (Asa Wahyu Setyawan Muchtar, Abdul Malik), Tokoh-tokoh Dibalik Kemashyuran Olahraga Badminton di Kebonagung ( Asa Wahyu Setyawan Muchtar, Abdul Malik, Fatqur Rochman), Orkes Keroncong Puspa Warna (Muda) Kebonagung (Asa Wahyu Setyawan Muchtar), Sate Gule Tamjid Kebonagung (Asa Wahyu Setyawan Muchtar), Romo Soerjosandjojo dan Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (Soemardjono Hadi Soerjokoesoema), Soto Jamu Pak Kibat (Fransiskus Xaverius Setyo Widyamono), Rendang daging ala Mbak Seh (Sriasih), Dunia 29 -- Billy (Sugik Edy Sartono), KarangTaruna " Cirena" Kebonagung (Bambang Sutrisno), Apa dan Dimana Aku (Asa Wahyu Setyawan Muchtar), Sejarah GKI Kebonagung (Soetardjo),  Rindu Kebonagung 25 Tahun Silam (Novarita).

Tulisan di buku ini memang tidak serumit cerpen-cerpen karya penulis  Jorge Louis Borges(Argentina, 1899-1986). Sederhana namun substantif.

Beberapa anak muda yang lahir dan besar di Kebonagung bersemangat dan antusias menyumbang karya: Rivaldi Anjar Saputra (puisi), Oktavianus Surya Gumilang (grafis),  Alfero Valentino (esai).

Salah satu kegiatan yang diinisiasi Eklesia Prodaksen adalah Kelas Menulis. Dokumentasi makalah dari para narasumber dan liputan kegiatan dari tiga kali Kelas Menulis, juga didokumentasi dalam Antologi Kebonagung Jilid 1. Dapat disimak dalam: Sensasi Puisi (Sosiawan Leak), Mengapa Esai Ditulis  (Djoko Saryono), Bangkitkan Budaya Baca Melalui Warung Baca  (Asa Wahyu Setyawan Muchtar), Menulis Untuk Kebaikan (Purnowo Junarso, Abdul Malik).

Antologi Kebonagung Jilid 1 semakin lengkap dengan Parade Foto Kebonagung hasil jepretan dan dokumentasi foto dari : Rendy Kurniawan, Agung Siregar, Fatqur Rohman dan Asa Wahyu Setyawan Muchtar.Menutup dan Membuka Tahun dengan Optimisme

Terbitnya Antologi Kebonagung Jilid 1 terlambat setahun dari rencana awal. Buku tersebut " menemani dan mengisi ruang-ruang kosong dari buku-buku "tebal nan mewah" yang diterbitkan Pabrik Gula Kebonagung, seperti: Meretas Sebuah Harapan. Pelaksanaan Program Pengembangan  PT Kebon Agung Tahap 1 (2005-2007), Desember 2009; Mewujudkan Harapan Ditengah Perubahan.Kisah Perjalanan Program Pengembangan PT Kebon Agung (April 2012), Jalan Panjang Menuju Kejayaan (Oktober 2015).

Apakah Eklesia Prodaksen sebagai penerbit Antologi Kebonagung Jilid 1 akan tercatat dalam sejarah literasi seperti Boekhandel Tan Khoen Swie di Jalan Doho Kediri tahun 1921-an? Biarlah waktu yang akan membuktikannya.

Terbitnya Antologi Kebonagung Jilid 1 semoga disusul dengan Jilid 2 dan seterusnya.

Antologi Kebongagung Jilid 1 adalah implementasi sederhana dari adagium Scripta manent verba polant. Yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang bersama angin.

Salam literasi,

Abdul Malik

Kebonagung, 1 Januari 2018

Antologi Kebonagung Jilid 1 penerbit Eklesia Prodaksen Kebonagung.(dokumentasi Rendy Kurniawan)
Antologi Kebonagung Jilid 1 penerbit Eklesia Prodaksen Kebonagung.(dokumentasi Rendy Kurniawan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun