Beberapa anak muda yang lahir dan besar di Kebonagung bersemangat dan antusias menyumbang karya: Rivaldi Anjar Saputra (puisi), Oktavianus Surya Gumilang (grafis), Â Alfero Valentino (esai).
Salah satu kegiatan yang diinisiasi Eklesia Prodaksen adalah Kelas Menulis. Dokumentasi makalah dari para narasumber dan liputan kegiatan dari tiga kali Kelas Menulis, juga didokumentasi dalam Antologi Kebonagung Jilid 1. Dapat disimak dalam: Sensasi Puisi (Sosiawan Leak), Mengapa Esai Ditulis  (Djoko Saryono), Bangkitkan Budaya Baca Melalui Warung Baca  (Asa Wahyu Setyawan Muchtar), Menulis Untuk Kebaikan (Purnowo Junarso, Abdul Malik).
Antologi Kebonagung Jilid 1 semakin lengkap dengan Parade Foto Kebonagung hasil jepretan dan dokumentasi foto dari : Rendy Kurniawan, Agung Siregar, Fatqur Rohman dan Asa Wahyu Setyawan Muchtar.
Terbitnya Antologi Kebonagung Jilid 1 terlambat setahun dari rencana awal. Buku tersebut " menemani dan mengisi ruang-ruang kosong dari buku-buku "tebal nan mewah" yang diterbitkan Pabrik Gula Kebonagung, seperti: Meretas Sebuah Harapan. Pelaksanaan Program Pengembangan  PT Kebon Agung Tahap 1 (2005-2007), Desember 2009; Mewujudkan Harapan Ditengah Perubahan.Kisah Perjalanan Program Pengembangan PT Kebon Agung (April 2012), Jalan Panjang Menuju Kejayaan (Oktober 2015).
Apakah Eklesia Prodaksen sebagai penerbit Antologi Kebonagung Jilid 1 akan tercatat dalam sejarah literasi seperti Boekhandel Tan Khoen Swie di Jalan Doho Kediri tahun 1921-an? Biarlah waktu yang akan membuktikannya.
Terbitnya Antologi Kebonagung Jilid 1 semoga disusul dengan Jilid 2 dan seterusnya.
Antologi Kebongagung Jilid 1 adalah implementasi sederhana dari adagium Scripta manent verba polant. Yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang bersama angin.
Salam literasi,
Abdul Malik
Kebonagung, 1 Januari 2018