PERTEMUAN AKRAB LANSIA XII 2017 GEREJA KRISTEN INDONESIA se-MALANG RAYA
LANSIA PEDULI LINGKUNGAN
Â
Pertemuan Akrab Lansia (PALM) ke-12 Gereja Kristen Indonesia se-Malang Raya telah sukses dhelat di Hotel Selecta, Kota Wisata Batu, 22 Mei 2017. Kali ini yang ketiban sampur menjadi panitia pelaksana adalah Komisi Lansia GKI Kebonagung Kabupaten Malang. "Pertemuan Akrab Lansia (PALM) (PALM) merupakan acara yang sangat bermanfaat bagi jemaat lansia khususnya para Lansia di lingkup Gereja Kristen Indonesia (GKI) se wilayah Malang dan sekitarnya, Karena pada saat itulah para Bapak/Ibu,Oma/Opa, bisa menikmati acara sambil refreshing sekaligus memuji dan memuliakan Tuhan dengan bersukacita. Oleh sebab itu, PALM sangatlah perlu untuk dilestarikan keberadaanya sehingga dipakai untuk wadah mempertemukan dan mengumpulkan para Lansia dari seluruh Gereja khususnya Gereja GKI se-Malang Raya agar satu sama lain bisa berinteraksi dan mengekspresikan talentanya yang telah Tuhan karuniakan." demikian informasi dari Bapak Andreas Suwardi, Ketua Panitia Pelaksana PALM XII.
Yang lebih indah lagi adalah kepanitiaan inti PALM setiap tahunnya dilakukan secara bergantian diantara 5 Gereja GKI se-Malang Raya yaitu: GKI Bromo, GKI Tumapel, GKI Blimbing, GKI Batu dan GKI Kebonagung. Sedangkan perwakilan panitia didukung dari gereja yang tahun berikutnya akan menjadi panitia. Panitia Pelaksanaan PALM XII adalah GKI Kebonagung sedangkan tahun berikutnya yaitu tahun 2018 adalah GKI Batu yang akan menjadi Panitia inti. KegiatanPALM XII berperan dalam meningkatkan rasa persatuan, kesatuan,dan kebersamaan serta solidaritas dari seluruh peserta PALM XII.
Kan Kusayang Bumiku Yang Malang
Bapak Pdt. Budi Cahyono, Sekum Majelis Agung GKJW Malang memberikan materi dengan tajuk Kan Kusayang Bumiku Yang Malang. Menurut Pdt.Budi Cahyono, kerusakan alam yang telah terjadi di negeri ini membawa dampak bahwa: sejak akhir tahun 2009 Indonesia dapat disebut sebagai "Negeri Seribu Bencana". Menurut penelitian yang dilakukan oleh United Nations International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR; Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana), Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia.Â
Berbagai bencana alam mulai gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan seringkali terjadi di Indonesia. Bahkan untuk jenis bencana tanah longsor, Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia, mengungguli India, China, Filipina, dan Ethiopia. Sedangkan untuk jenis bencana banjir, Indonesia menduduki peringkat ke-6, setelah Bangladesh, India, China, Vietnam, dan Kamboja.
Atas dasar itu, manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Kepentingan alam atau lingkungan tidak diperhitungkan, sebab kesejahteraan manusialah yang menjadi seluruh tujuan dari kehidupan. Ketika masalah ekologi ini telah menjadi isu sentral maka minat untuk mengembangkan bidang ekoteologi, sebagai upaya mengokohkan iman kepercayaan umat kristiani, semakin dipandang sebagai hal yang amat penting.
Dalam ekoteologi, hal yang ditekankan adalah menyangkut keterkaitan antara seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu dalam ekosistem terkait satu dengan yang lain secara mutual. Ini mengisyaratkan bahwa proses hidup dan mati yang dialami oleh semua makhluk adalah sesuatu yang memang harus terjadi dalam tata kehidupan ekosistem.Â
Hukum alam memungkinkan untuk saling memangsa di antara semua spesies, sebab hal itu berkenaan dengan kebutuhan hidup semua makhluk. Namun kehidupan dan kematian itu haruslah terjadi secara seimbang dan wajar.Dengan dasar pemikiran ini, maka perspektif ekoteologi jelas bermaksud untuk mengusahakan terjadinya suatu keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
Pendekatan yang ekosentrik ini sejalan dengan pemikiran Kristen, yakni bahwa seluruh kehidupan diciptakan oleh Allah dan bahwa semua unsur saling membutuhkan dan saling menopang, dan karena itu hidup yang benar adalah hidup yang memakai sambil memelihara, atau hidup yang mengambil dan memberi secara proporsional. Alam sendiri mempunyai makna sebagai penopang kehidupan, maka alam patut dihargai dan diperlakukan dengan baik.Â
Oleh sebab itu penekanan terfokus pada soal pemeliharaan alam atau lingkungan, yang bukan hanya demi manusia, melainkan juga demi alam itu sendiri. Alam adalah penopang seluruh kehidupan maka ia berada bukan hanya untuk manusia melainkan untuk seluruh ciptaan. Manusia harus menjaga dan memelihara alam untuk kepentingan bersama atau kepentingan semua.
Acara yang banyak ditunggu seluruh peserta adalah fashion dan  talent show. Namun sebelum acara tersebut, Ibu Mistutie dan Ibu Endang Purwarini dari GKI Kebonagung, berbagi dalam workshop memanfaatkan bahan-bahan sampah dan daur ulang menjadi produk souvenir semisal tas, dompet, dll. Selain sharing ada juga pameran dan penjualan hasil kerajinan dari bahan daur ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H