Sistem Pendidikan Karakter dari waktu ke waktu semakin menunjukkan bentuknya yang sangat khas. Hal ini tidak bisa lepas dari perbaikan-perbaikan yang selalu dilakukan setelah kegiatan itu dilakukan dan dievaluasi. Secara global Sistem Pendidikan Karakter di Universitas Ma Chung dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama bernama Pendikar (1-4) melalui mata kuliah dan bagian kedua OBOR (1-4) dalam kegiatan mahasiswa di luar mata kuliah. Pembeda dari kedua kegiatan itu adalah; kegiatan Pendikar bersifat wajib dan lebih banyak diintegrasikan dengan mata kuliah. Sedangkan kegiatan OBOR lebih bersifat sukarela dan dilakukan di luar mata kuliah di saat liburan.
OBOR 4 tahun ini diadakan di Vihara Dharma Mitra Arama di Jl. Soekarno Hatta A6 Kota Malang, 31 Juli -- 2 Agustus 2017. Menurut Plato, "Hidup yang tidak pernah direfleksikan adalah hidup yang tak layak dihidupi!". Untuk merefleksikan hidup, manusia perlu memiliki banyak pengetahuan. Dengan memiliki banyak pengetahuan, terutama pengetahuan akan cara berpikir, maka manusia akan memiliki kemudahan untuk merefleksikan hidupnya, hidup bersama dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
Harapannya, dengan mempelajari banyak cara berpikir, peserta mampu memahami hidupnya, hidup sesamanya, dan hidup lingkungan di sekitarnya sehingga ia mampu merefleksikannya. Buah dari refleksi adalah kebenaran dan nilai yang mampu dia hidupi untuk kehidupan yang lebih baik.
OBOR 4 saat ini menjadi sebuah keniscayaan dimana realitas menjadi begitu gamang. Antara kebenaran dan kepalsuan tak mudah dipisahkan. Berita Hoax sudah begitu meyakinkan hingga kita bisa salah pikir. Melalui OBOR 4 ini mahasiswa diajak Kritis. Tahap pertama mahasiswa diajak berpikir kritis mengenai realitas. Realitas yang ditampilkan adalah realitas keagamaan, realitas sosial politik dan realitas lingkungan hidup. Tahap kedua, mahasiswa baru diajak mendalami cara berpikir dalam perspektif timur dan barat. Harapannya mahasiswa paham akan 2 bentuk cara pikir ini. Dan tahap terakhir adalah penulisannya.
Penulisan menjadi output karena kami melihat tulisan itu sangat penting. Tulisan adalah cara yang tepat untuk menebar kekritisan.
Materi Memahami Karya Tulis Filosofis disampaikan oleh Abdul Malik, penulis seni yang telah menerbitkan buku Dari Ang Hien Hoo, Ratna Indraswari Ibrahim hingga Hikajat Kebonagung, kumpulan kolom budaya di Malang Post sebagai materi pamungkas kegiatan OBOR 4. (2/8/2017) Â Dalam sesi ini masing-masing kelompok mempresentasikan tulisan terkait kegiatan OBOR 4.Â
Setiap kelompok terdiri dari 3 mahasiswa bergantian menampilkan tulisan yang berhasil dikerjakan selama kegiatan berlangsung. Mereka menampilkan tema yang beragama: toleransi kehidupan beragama, lingkungan terumbu karang, aksi bersih-bersih sampah di gunung. Abdul Malik sebagai pemateri memberikan saran dan masukan dari setiap tulisan yang ditampilkan. Rencananya semua tulisan akan diterbitkan dalam sebuah bunga rampai. Mereka telah menerapkan  Verba volant, scripta manent. Yang terucap akan hilang bersama angin sementara yang tertulis akan abadi.