Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Optimisme Dewan Kesenian Malang

29 Juli 2015   08:47 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:41 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Optimisme Dewan Kesenian Malang

Oleh Abdul Malik

 

AGUSTUS memang istimewa. Tahun ini kita merayakan 70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun ini Dewan Kesenian Malang akan menapak usia 42 tahun. Didirikan di Malang pada tanggal 31 Desember 1973 untuk waktu yang tidak ditentukan. Pendiri Dewan Kesenian Malang adalah Hazim Amir, MA Icksan, IGN Oka, Katjik Sutjipto, Harsono, Henri Supriyanto, Yasso Winarto dkk.

Saya sendiri lupa, sudah berapa kali ke Gedung Dewan Kesenian Malang di Jalan Majapahit 3. Yang masih lekat dalam ingatan adalah tahun 2002 saat Komunitas Perupa Muda Mojokerto menggelar pameran bersama  selama sepekan bertajuk Dulur Mojokerto Menyapa # 2 di Dewan Kesenian Malang, saya hadir. Mas Yuwono masih menjadi pengurus Dewan Kesenian Malang saat itu.

Bulan Maret lalu saya ke Gedung Dewan Kesenian Malang dan sempat jagongan dengan Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang.

Dewan Kesenian Malang hadir dalam Kongres Kebudayaan Jawa Timur di Taman Chandra Wilwatikta, Pandaan; Gerilya Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur-launching antologi puisi Suara-suara Pendatang Komite Sastra Dewan Kesenian Jatim dan Pelangi Sastra Malang di Kafe Pustaka Perpustakaan Pusat UM dan Workshop Industri Kreatif Optimalisasi Fine Art Jawa Timur di Taman Budaya Jatim  ” kata Johny Suhermanto. Selain aktif terlibat dalam kegiatn yang digelar Dewan Kesenian Jawa Timur maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur, Dewan Kesenian Malang menguatkan jejaring dengan sanggar, komunitas, pers, lembaga maupun perguruan tinggi di Kota Malang. “Dewan Kesenian Malang baru mendapat undangan dari Jurusan Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang yang sedang merumuskan kurikulum baru,” tambah Johny Suhermanto.

Sejumlah aktivitas seni masih bergulir di Gedung Dewan Kesenian Malang, latihan karawitan, dalang cilik dan ludruk oleh Pak Warno; latihan tari oleh Pak Totok Kamdani. Sejumlah perupa: Iok, Didik Mojo, Masari, Aripin, Farid Semut,  menggelar pameran bersama Open the curtain di dua ruangan selama sepekan.

Kita mencoba optimis bahwa kepengurusan Dewan Kesenian Malang periode 2014-2018 relatif diberi cukup waktu untuk revitalisasi…ya tentu saja tak semudah membalik tangan, ada proses, ada tahapan-tahapan yang yang membutuhkan kebijakan pengurus, mana yang urgent, mana yang berjalan secara rutin, mana yang ditempatkan di jangka menengah dan jangka panjang. Dewan Kesenian Malang  di era kepengurusan yang baru berusaha merevitalisasi  kedudukan, fungsi dan peran dalam pembanguan seni budaya di Kota Malang ,“ papar Johny Suhermanto. Saat jam kerja di kantor Dewan Kesenian Malang, Johny Suhermanto dibantu 2 orang untuk mengurusi administrasi. Kalau malam, Bustanul Alfan bertugas menjaga Gedung Dewan Kesenian Malang. Sehari-hari sering kawan-kawan seniman singgah dan beraktivitas: Pak Begok anggota Teater Slendro; Pak Yon Wahyuono, perupa dan anggota Dewan Seniman; Pak Suroso, penari topeng Malang dari Kedungmonggo, Johan Azis, anggota Teater Keliling, Pak Bambang, penari, Goweng, perupa. Guyub rukun.

 

 [caption caption="Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang (kanan) bersama Dhany Valiandra, putra komikus Teguh Santosa (kiri). (dok.Abdul Malik)"][/caption]

Ngaji Wayang Teguh

Meski hingga bulan ini, Dewan Kesenian Malang belum mendapat kucuran dana dari Pemerintah Kota Malang, namun semangat optimisme tetap ada. “Kami akan menggelar peristiwa kebudayaan bertajuk Ngaji Wayang Teguh di Gedung Dewan Kesenian Malang di Jalan Majapahit 3 tanggal 29-31 Agustus 2015, “ demikian penjelasan Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang, Rabu minggu lalu. Ngaji Wayang Teguh merupakan apresiasi pada  komik karya Teguh Santosa (1942-2000) bertajuk Dewaruci. Adalah Dhany Valiandra, putra kedua komikus Teguh Santosa,  yang mengajukan gagasan untuk   membuat sebuah even untuk menelaah muatan lokal dan filosofi yang ada di komik wayang Dewaruci karya komikus Teguh Santosa. Gayung pun bersambut. Johny Suhermanto mewakili pengurus Dewan Kesenian Malang menerima gagasan tersebut. Berbagai pihak dan narasumber menyambut antusias dan menyatakan siap hadir.  Antara lain Wibie Mahardhika, santri Gus Mik (Kediri), pegiat GUSDURian Jogja, dan penggerak Joged Shalawat Mataram. Aji Prasetyo, komikus yang baru menerbitkan buku komiknya Teroris Visual, siap mendukung bersama komunitas GUSDURian Malang dan Gerakan GUSDURian Muda Malang.Aji Prasetyo dkk akan merespon komik Dewaruci dengan komik ala GUSDURian Malang. Tak cukup berhenti disini, GUSDURian Malang mengirim utusan khusus, Pendeta Kristanto Budiprabowo sebagai salah satu narasumber dalam diskusi membahas komik Dewaruci. Narasumber lain yang menyatakan konfirmasinya adalah Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang; Choeroel Anwar, SP, anggota DPRD Kota Malang; Taufik ‘Monyong’ Hidayat, Plt Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur; Djathi Kusumo, budayawan; DR Riyanto Hanggendhali, M.Hum Direktur UB TV.

Di hari kedua akan digelar forum diskusi dengan tema Apa Kabar Komik Malang Hari Ini? Aji Prasetyo, Bambang Priyadi (komikus), M.Dwi Cahyono (arkeolog), Admira Wijaya (pembuat komik Hercules), Jan Van der Putten, peneliti komik dari University of Hamburg, Jerman; Dhany Valiandra, Direktur Artistik Dhany Art Network,  akan membedah peta komik di Malang.

Di hari kedua juga akan diadakan Workshop/demo wayang kulit, wayang suket, wayang beber, wayang kardus. Malam harinya, Eko Hadi Wijaya, seniman musik kelahiran Glagahdowo, Tumpang dan putra sulung Soetrisno, seniman topeng Malang, akan berkolaborasi dengan Ki Jumaali, seniman kelahiran Ketawang, Kepanjen dengan tema Wayang Teguh Mencari Dalang. “Di acara Ngaji Wayang Teguh kita sajikan proses kreatif pakeliran wayang genre baru dengan konsep wayang beber yang filmis dimonologkan Ki Jumaali. Eko Hadi Wijaya sebagai niyaga akan memainkan gamelan. Sebagian musik sudah direkam dengan keyboard. Galih Suandharu sebagai tim multimedia memasukkan dalam program komputer. Permainan piano Bagus Masazupa saya masukkan di film sekalian. Ini eksperimen wayang nanti,” jelas Dhany Valiandra.

Di hari ketiga akan diputar film Opera Jawa karya sutradara Garin Nugroho.

Kami berharap Ibu Ida Ayu Made Wahyuni, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang berkenan membuka acara,” kata Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang.

Lebih lanjut Johny Suhermanto menjelaskan bahwa Dewan Kesenian Malang ingin mendokumentasikan karya-karya komikus Teguh Santosa sebagai sebuah kekayaan budaya di bidang komik. Juga membuat pemetaan terkait perkembangan seni komik di Malang. Tujuan lain dari Ngaji Wayang Teguh adalah menyebarluaskan karya, gagasan dan nilai-nilai humanis dalam komik karya Teguh Santosa kepada masyarakat di Malang. “Dewan Kesenian Malang membuka kerjasama dengan semua pihak untuk bekerja sama dan mendukung kegiatan Ngaji Wayang Teguh,” pungkas Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang.

 

Epilog

Komikus Teguh Santosa (1942-2000) dari  rumahnya di Jl.Anjasmoro 10 RT 7 RW 2 Kepanjen intens menghasilkan karya komik sejak 1960-an. Mahabharata, Bharatayudha, Dewaruci, Sang Garudha, Naga Taksasa, Banjaran Gatutkaca adalah sebagian dari karya komikus Teguh Santosa bertema wayang. Karya-karya komik  dan cergam Teguh Santosa selain diterbitkan sebagai komik, juga tersebar di berbagai media cetak: majalah Jaya Baya, Ananda, Hai, Koran Merdeka, Surabaya Post, Jawa Pos, Panjebar Semangat, Suara Karya, Harian Jakarta, majalah komik Dela, majalah Humor.

Komik Dewaruci saat ini sedang dalam proses remastered dan segera terbit. Komik Dewaruci sebelumnya pernah diterbitkan Dijen Kebudayaan Depdikbud tahun 1984. “Dalam komik Dewa Ruci, komikus Teguh Santosa mengudar gagasan tentang nilai-nilai humanism bahwa perubahan dalam hidup haruslah dimulai dari dalam, dari diri sendiri. Kunci jawaban dari segala persoalan hidup adalah di dalam diri sendiri dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa,” Dhany Valiandra, putra kedua komikus Teguh Santosa menjelaskan gagasan dibalik remastered komik wayang Dewaruci dan Ngaji Wayang Teguh.

Berita gembira datang di pertengahan tahun ini. Komikus Teguh Santosa mendapat anugerah penghargaan  Golden Achievement Award Cultural Award Asean Community dari ASEAN Community 2015. Penghargaan diserahkan di Istana Rama Museum Indonesia Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Minggu, 14 Juni 2015. Komikus Teguh Santosa mendapat gelar prestasi Dato Manggala Gatra Budaya Komik Wayang Nusantar.

Sebuah prestasi yang patut dibanggakan bagi seorang komikus Indonesia yang juga warga Kepanjen. Ars longa vita brevis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun