Meski hingga bulan ini, Dewan Kesenian Malang belum mendapat kucuran dana dari Pemerintah Kota Malang, namun semangat optimisme tetap ada. “Kami akan menggelar peristiwa kebudayaan bertajuk Ngaji Wayang Teguh di Gedung Dewan Kesenian Malang di Jalan Majapahit 3 tanggal 29-31 Agustus 2015, “ demikian penjelasan Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang, Rabu minggu lalu. Ngaji Wayang Teguh merupakan apresiasi pada komik karya Teguh Santosa (1942-2000) bertajuk Dewaruci. Adalah Dhany Valiandra, putra kedua komikus Teguh Santosa, yang mengajukan gagasan untuk membuat sebuah even untuk menelaah muatan lokal dan filosofi yang ada di komik wayang Dewaruci karya komikus Teguh Santosa. Gayung pun bersambut. Johny Suhermanto mewakili pengurus Dewan Kesenian Malang menerima gagasan tersebut. Berbagai pihak dan narasumber menyambut antusias dan menyatakan siap hadir. Antara lain Wibie Mahardhika, santri Gus Mik (Kediri), pegiat GUSDURian Jogja, dan penggerak Joged Shalawat Mataram. Aji Prasetyo, komikus yang baru menerbitkan buku komiknya Teroris Visual, siap mendukung bersama komunitas GUSDURian Malang dan Gerakan GUSDURian Muda Malang.Aji Prasetyo dkk akan merespon komik Dewaruci dengan komik ala GUSDURian Malang. Tak cukup berhenti disini, GUSDURian Malang mengirim utusan khusus, Pendeta Kristanto Budiprabowo sebagai salah satu narasumber dalam diskusi membahas komik Dewaruci. Narasumber lain yang menyatakan konfirmasinya adalah Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang; Choeroel Anwar, SP, anggota DPRD Kota Malang; Taufik ‘Monyong’ Hidayat, Plt Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur; Djathi Kusumo, budayawan; DR Riyanto Hanggendhali, M.Hum Direktur UB TV.
Di hari kedua akan digelar forum diskusi dengan tema Apa Kabar Komik Malang Hari Ini? Aji Prasetyo, Bambang Priyadi (komikus), M.Dwi Cahyono (arkeolog), Admira Wijaya (pembuat komik Hercules), Jan Van der Putten, peneliti komik dari University of Hamburg, Jerman; Dhany Valiandra, Direktur Artistik Dhany Art Network, akan membedah peta komik di Malang.
Di hari kedua juga akan diadakan Workshop/demo wayang kulit, wayang suket, wayang beber, wayang kardus. Malam harinya, Eko Hadi Wijaya, seniman musik kelahiran Glagahdowo, Tumpang dan putra sulung Soetrisno, seniman topeng Malang, akan berkolaborasi dengan Ki Jumaali, seniman kelahiran Ketawang, Kepanjen dengan tema Wayang Teguh Mencari Dalang. “Di acara Ngaji Wayang Teguh kita sajikan proses kreatif pakeliran wayang genre baru dengan konsep wayang beber yang filmis dimonologkan Ki Jumaali. Eko Hadi Wijaya sebagai niyaga akan memainkan gamelan. Sebagian musik sudah direkam dengan keyboard. Galih Suandharu sebagai tim multimedia memasukkan dalam program komputer. Permainan piano Bagus Masazupa saya masukkan di film sekalian. Ini eksperimen wayang nanti,” jelas Dhany Valiandra.
Di hari ketiga akan diputar film Opera Jawa karya sutradara Garin Nugroho.
“Kami berharap Ibu Ida Ayu Made Wahyuni, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang berkenan membuka acara,” kata Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang.
Lebih lanjut Johny Suhermanto menjelaskan bahwa Dewan Kesenian Malang ingin mendokumentasikan karya-karya komikus Teguh Santosa sebagai sebuah kekayaan budaya di bidang komik. Juga membuat pemetaan terkait perkembangan seni komik di Malang. Tujuan lain dari Ngaji Wayang Teguh adalah menyebarluaskan karya, gagasan dan nilai-nilai humanis dalam komik karya Teguh Santosa kepada masyarakat di Malang. “Dewan Kesenian Malang membuka kerjasama dengan semua pihak untuk bekerja sama dan mendukung kegiatan Ngaji Wayang Teguh,” pungkas Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang.
Epilog
Komikus Teguh Santosa (1942-2000) dari rumahnya di Jl.Anjasmoro 10 RT 7 RW 2 Kepanjen intens menghasilkan karya komik sejak 1960-an. Mahabharata, Bharatayudha, Dewaruci, Sang Garudha, Naga Taksasa, Banjaran Gatutkaca adalah sebagian dari karya komikus Teguh Santosa bertema wayang. Karya-karya komik dan cergam Teguh Santosa selain diterbitkan sebagai komik, juga tersebar di berbagai media cetak: majalah Jaya Baya, Ananda, Hai, Koran Merdeka, Surabaya Post, Jawa Pos, Panjebar Semangat, Suara Karya, Harian Jakarta, majalah komik Dela, majalah Humor.
Komik Dewaruci saat ini sedang dalam proses remastered dan segera terbit. Komik Dewaruci sebelumnya pernah diterbitkan Dijen Kebudayaan Depdikbud tahun 1984. “Dalam komik Dewa Ruci, komikus Teguh Santosa mengudar gagasan tentang nilai-nilai humanism bahwa perubahan dalam hidup haruslah dimulai dari dalam, dari diri sendiri. Kunci jawaban dari segala persoalan hidup adalah di dalam diri sendiri dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa,” Dhany Valiandra, putra kedua komikus Teguh Santosa menjelaskan gagasan dibalik remastered komik wayang Dewaruci dan Ngaji Wayang Teguh.