Mohon tunggu...
Gading S
Gading S Mohon Tunggu... Akuntan - KUPIKIR - Komunitas USI Berpikir

KUPIKIR

Selanjutnya

Tutup

Healthy

3 Jenis Virus yang Mampu Lawan Virus Covid-19

20 April 2020   07:56 Diperbarui: 20 April 2020   08:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini langit yang memayungi kota siantar amat cerah, namun tidak secerah raut muka pak Tommy, seorang buruh harian lepas disebuah pabrik dikotaku.

Dia adalah satu dari angka 2 juta pekerja harian yang telah dirumahkan akibat wabah covid19.

Hari ini seperti biasa orang-orang berlalu lalang didepan rumahku, tapi tidak dengan Namboru Rumina, seorang pedagang sepatu disebuah pasar dikotaku.

Dia harus menerima pil pahit dengan lesunya penjualan sepatu akibat covid19. "Tarhona manuhor sipatu, mangan pe nga terancam." curhatnya menggambarkan betapa sulitnya situasi orang-orang hanya untuk memenuhi kebutuhan primair semata.

Hari ini seperti biasa aku berdiam diri dirumah, walau dengan seribu kebosanan, kegabutan dan terkadang mengundang stress pada diriku.

Aku hanya bisa seharian duduk didepan Televisi, mendapati data angka Covid19 kian hari kian meningkat dinegeriku.

Potret itu hanya secuil saja, dari jutaan keluh-kesah lainnya yang terpendam dalam lubuk hati saudara-saudariku. Ya, keluh-kesah itu muncul semata-mata akibat wabah covid19 yang mengancam seluruh sendi-sendi kehidupan manusia.

Pandemi yang telah membunuh 154 ribu lebih jiwa ini tak hanya mengancam hidup semata namun juga keberlangsungan hidup umat manusia.

Tak pelak pandemi yang menjangkit 2,2 juta umat manusia di dunia ini telah menimbulkan banyak masalah dan jutaan kesesakan bagi seluruh umat manusia terutama bagi mereka yang terkena dampak secara ekonomi, cultural dan juga pendidikan.

Belum lagi kita lihat bagaimana ganasnya wabah menjangkit kita, data perhari ini sudah mencapai 6.575 kasus, 686 kasus sembuh dan 582 kasus meninggal dunia. Parahnya lagi angka ini terus melonjak naik setiap harinya sampai jangka waktu yang sulit diprediksi.

Sungguh menyeramkan, bukan? Bagaimana virus yang bernama Coronavirus Disease 2019 ini nyata mengancam kehidupan kita, bak difilm-film.

Lantas dengan kondisi yang mengerikan saat ini, bagaimana kita menyikapinya?

Melalui tulisan ini saya mengajak teman-teman untuk berefleksi dirumah sembari melawan virus corona (Covid19) dengan cara melakukan dan menyebarkan virus-virus dibawah ini :

1. Virus Optimisme

Secara sederhana optimisme berarti sikap menumbuhkan semangat terhadap satu hal yang kita percayai guna memelihara pikiran kita untuk selalu berpikir dan berharap baik.

Virus ini perlu disebarluaskan untuk mengalahkan kegelisahan dan keresahan pada masyarakat, virus ini lahir berdasarkan 2 hal ; persepsi kita terhadap permasalahan yang ada, serta ekspektasi kita terhadap kondisi kedepan.

Kita harus mengubah persepsi bahwa covid19 sangat mematikan, fakta berbicara 80% lebih penderita covid19 memiliki peluang sembuh yang besar. Virus ini hanya membunuh 4-5% dari jumlah penderitanya.

Pun dengan persepsi bahwa pemerintah tak cukup mampu untuk mengatasi situasi yang ada, fakta berbicara bahwa saat ini pemerintah terus bekerja dan mengarahkan seluruh kemampuan yang ada. Anggaran tak kurang dari 405 T dipersiapkan untuk menanggulangi dampak covid19 ini.

Dengan mengubah persepsi negatif tersebut, maka kita bisa berekspektasi bahwa virus covid19 ini akan berakhir pada ujung tahun 2020. Ekspektasi yang sama seperti yang ditargetkan oleh pemerintah untuk mengakhiri covid19 diujung tahun 2020.

2. Virus Kebaikan

Yang kedua virus ini bernama kebaikan (kindness), virus yang sudah lama ada dan saya yakini ada dalam setiap diri manusia.

Kebaikan yang saya maksud adalah untuk mau memberikan semangat moril dan materil terhadap orang-orang yang terimbas covid19.

Kebaikan ini juga dapat diimplementasikan dalam berbagai hal, mulai dari membuat vidio dukungan yang menguatkan, membuat tulisan yang menggelorakan harapan bahkan dengan berdiam diri dirumah sekalipun. (mendukung imbauan pemerintah)

Aksi penyemprotan disinfektan kerumah warga oleh pemuda Kelurahan Asuhan. (dokpri)
Aksi penyemprotan disinfektan kerumah warga oleh pemuda Kelurahan Asuhan. (dokpri)
Teknologi bisa menjadi alat dalam menyebar kebaikan, laiknya teknologi kita manfaatkan untuk menyalurkan energi positif dengan memposting dukungan positif untuk menetralisir suasana.

Tren virus ini juga makin meningkat, banyak perseorangan maupun kelompok yang mulai memberi bantuan moril dan materil yang jumlahnya terus bertambah.

Baik mereka yang dipublikasikan, maupun yang tak ingin publisitias. Saya yakin dengan kepedulian yang ditularkan membawa energi positif bagi orang lain.

"Sebab bukan seberapa banyak kau memberi, namun seberapa besar arti kebaikan itu bagi orang lain." kata Opungku.

3. Virus Gotong-royong

Virus yang terakhir adalah virus gotong-royong, virus yang sudah lama terlihat pudar dimasyarakat dewasa ini.

Pada prinsipnya, gotong-royong adalah sikap bahu-membahu, saling melengkapi dan bekerjasama (kolektif). Virus ini amat perlu ditularkan kepada seluruh masyarakat karena untuk melawan Covid19 tak hanya pekerjaan satu pihak (pemerintah) semata.

Saya meyakini bahwa diperlukan kesadaran kolektif masyarakat untuk disiplin mematuhi imbauan otoritas.

Virus gotong-royong ini merupakan cerminan kepribadian bangsa, virus ini menuntut semua anak bangsa untuk dapat senasib-sepenanggungan terhadap anak bangsa lainnya. (Istilah populer pak Harto)

Dengan gotong-royong maka akan memudahkan kerja bersama, gotong-royong juga perlu eksis sebagai bagian dari ajaran bangsa Indonesia.

Laiknya, masyarakat seantero Indonesia dapat bergotong-royong merumuskan tindakan-tindakan nyata sebagai bentuk partisipasi melawan Covid19.

Itulah 3 virus yang saya yakini perlu dan ampuh mengatasi persoalan yang ada, harapku ketiga virus tersebut ada dan bisa kita tularkan bagi manusia lainnya. Sebab semakin banyak virus-virus tersebut maka setidaknya mampu memberi energi positif bagi kondisi bangsa kita.

Akhir kata, sabbe satta bhavantu sukhitatta.

200420,
Gading S
(Tulisan ini diperbuat memperingati perayaan ulangtahun saya pada 20 April tahun 2020 diusia ke 20 tahun. #202020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun