Mohon tunggu...
Gading S
Gading S Mohon Tunggu... Akuntan - KUPIKIR - Komunitas USI Berpikir

KUPIKIR

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pemuda menuju Gerakan Nasional Nihil Narkoba

28 Oktober 2019   08:16 Diperbarui: 30 Oktober 2019   14:18 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini 28 oktober 91 tahun yang lalu, ribuan orang-orang muda berusia sepantaran 20-35 tahun berkumpul di gedung museum, kota Batavia. (Jakarta) 

Ada sebahagian dari mereka datang langsung dari Pulau Sumatera, Pulau Bali, Pulau Ambon setelah menempuh perjalanan berhari-hari di Kapal Laut.

Mereka yang menyebut dirinya sebagai Pemuda menyelenggarakan acara suatu pertemuan akbar bernama Kongres Pemuda 27-28 Oktober 1928.

Dalam acara tersebut, yang jauh sebelumnya sudah dirancang dan dipikirkan ditahun 1915, dimana berawal dari kegelesihan akan kesengsaraan yang dialami bangsa Indonesia dalam penderitaan penjajahan kolonial Belanda, dirumuskanlah suatu kesimpulan ; Bahwa bangsa Indonesia harus perlu bersatu.

Atasa dasar itulah, Kongres Pemuda 1928 dilaksanakan untuk mencapai suatu pemufakatan diantara seluruh pemuda yang datang dari Jawa, Sumatera, Madura, Bali dan Ambon.

Mereka akhirnya sepakat untuk mendeklarasikan diri bersatu, yang kemudian diterjemahkan pada 3 poin naskah Sumpah Pemuda.

Kongres dan naskah ini kemudian dikenal sebagai suatu tonggak sejarah, atau titik mula perjuangan pergerakan bangsa Indonesia secara kolektif dan bersama-sama. Semangat Pemuda ditahun 1928 tersebut kemudian mengilhami dan menginspirasi serta memacu semangat perjuangan yang semakin berkobar, bila dahulu sebelum Sumpah Pemuda perjuangan melawan kolonial masih bersifat regional dan kesukuan, setelah para Pemuda mengikrarkan diri maka dimulailah konsep perjuangan melawan kolomial yang serentak, bersifat nasional dan kolektif.

Sebab, dengan persatuan yang dilahirkan dalam sumpah pemuda itulah yang menjadi senjata utama Bangsa Indonesia mampu mengusir para penjajah ; Bersatu untuk kuat, kuat karena bersatu.

Namun hal itu tak lagi dapat dirasakan dewasa ini, makin hari semangat sumpah pemuda semakin luntur, pemuda seakan telah kehilangan daya magisnya.

Berbagai pujian-pujian dan gelar-gelar yang disematkan kepada pemuda sebagai agen perubahan, atau penggugah bangsa, penerus bangsa dan lainnya seakan tak sebanding dengan kondisi pemuda tersebut saat ini.

Di era milenial, kebanyakan pemuda masih berkutat dalam pusara narkotika. Ya, statistik mencatat ada 25 % milenial atau 2,5 juta orang generasi penerus bangsa yang berhubungan dengan narkoba. Setidaknya 40% atau 1 juta dari angka tersebut merupakan pelajar dan mahasiswa yang masih dibawa umur serta sisanya adalah pemuda.

Angka ini cukup fantastis, narkoba kini menjadi monster besar yang membawa dampak serius bagi keberlangsungan dan keberlanjutan hidup anak-anak bangsa. Tak ayal 50 orang meninggal dunia per harinya akibat narkoba, selebihnya mengalami ketergantungan.

Narkoba adalah genosida jenis baru, dimasa ini tak perlu lagi menggunakan senjata atau  repot-repot berperang untuk membunuh suatu generasi. 

Tak perlu serdadu untuk membantai jutaan nyawa manusia, cara terbarunya hanyalah : Virus Narkoba.

Mengapa narkoba menjadi virus ? Sebab bahaya narkoba adalah laten, sulit dilihat kasat mata tapi dapat dirasakan. Narkoba terus menjangkit orang-orang baru setiap harinya, baik kalangan tua, muda, pria dan wanita. Narkoba juga tak mengenal batasan dan latar belakang.

Berdasar dari data diatas, dapat disimpulkan penyalahgunaan Narkoba menjadi musuh besar bagi generasi muda, Narkoba menyasar generasi muda bagai sasaran empuk. Hal ini amat tidak sejalan dengan semangat sumpah pemuda yang merangsang orang-orang muda untuk dapat mendharma bhaktikan dirinya bagi bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Bukannya menjadi pejuang bangsa, pemuda yang menggunakan narkoba justru adalah penghianat bangsa itu sendiri. Bukan tanpa sebab, bangsa yang generasi penerusnya telah merusak diri dengan narkoba menjadi bangsa yang kehilangan harapan. (Hopeless) Wajah bangsa itu sendiri tercemar, lebih-lebih peradaban dan keberlanjutan bangsa dan negara tersebut akan terancam oleh karena para penerusnya sudah rusak

Untuk itulah, pada momentum refleksi 91 tahun Hari Sumpah Pemuda ini penulis menitikberatkan suatu gagasan baru yang lahir seiring semangat sumpah pemuda itu sendiri. Gerakan tersebut dinamakan Gerakan Nasional Nihil Narkoba. (Zero drugs) gerakan ini adalah gerakan kolektif bersama yang dapat dimulai dari diri kita sendiri. Sejatinya, kalau kita tidak dapat memberantas narkoba secara aktif dengan segala keterbatasan kita, paling tidak kita dapat membentengi diri untuk tidak mencobanya sekalipun.

Gerakan ini juga menyadarkan kita bahwa pemakaian narkoba tidak dapat ditolerir, apapun alasannya. Melalui gerakan ini hendaknya kita selalu menyuarakan hal-hal yang positif, serta tidak gampang termakan bujuk rayuan dalam pergaulan.

Kondisi saat ini, pemuda seringkali tidak memiliki ruang kreativitas yang cukup, terlebih permasalahan lingkungan dan emosional pemuda itu sendiri menjadi alasan terjerumusnya dia kedalam pusara narkoba.

Kita juga harus peka terhadap kondisi lingkungan kita, dengan mendeteksi potensi narkoba disekitar kita. Jangan ragu untuk melaporkan potensi pemakai narkoba disekitarmu kepada pihak berwajib atau RT-RW.

Ketika kita sudah berikrar untuk menyatakan narkoba sebagai musuh bersama, penulis yakin bahwa impian generasi emas milenial tanpa narkoba 2030 dapat terwujud. 

Penulis yakin bahwa para pemuda dapat terlepas dari pusara narkoba dengan selalu melakukan hal-hal positif.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Pemuda akan mencanangkan mencetak puluhan ribu kaum muda untuk menjadi relawan dalam mengkampanyekan gerakan nihil narkoba tersebut, diharapkan semua pemuda dapat ikut serta didalamnya.

Selain itu, pemuda diharapkan mampu menularkan hobi nya kearah positif, bukan narkoba. Saat ini pemerintah juga membuka peluang kreativitas pemuda untuk berusaha sebagai bagian dari program ekonomi kerakyatan, pemuda diharapkan mampu menelurkan ide usaha yang baru hasil dari inovasi berdaya jual. Pemerintah mendorong dan dapat membantu modal dana awal melalui program Kemenpora. 

Untuk itu diharapkan pada 2030 akan muncul banyak start-up baru, muncul banyak wirausahawan baru, muncul banyak lapangan kerja baru yang semuanya diisi oleh kaum muda.

Penulis juga mendorong kehadiran organisasi kepemudaan baik secara Ideologis, bersifat kesukuan, keagamaan mampu mendorong para kadernya untuk tidak memakai narkoba secara tegas, serta memaksimalkan potensi kader berwirausaha seiring dengan fokus pemerintah terhadap ekonomi kerakyatab yang dimotori kawula muda.

Kiranya, dalam momentum hari sumpah pemuda ini dapat menjadi hari refleksi bagi pemuda Indonesia untuk mempersiapkan dirinya menuju gerakan nasional nihil narkoba tersebut sebagai bagian dari kampanye Generasi emas milenial tanpa narkoba 2030.

Selamat memperingati hari sumpah pemuda, merdeka !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun