Oli grup 2, 3 dan 4 mempunyai kandungan aromatik yang sangat minim atau tidak ada. Ini membuat oli tidak mudah rusak, tidak mudah menimbulkan kerak. Tapi di sisi lain, kemampuan pelarutan oli jadi jauh berkurang.Â
Artinya kalau mesin sudah berkerak, oli dengan bahan oli grup 2, 3 dan 4 akan sulit membersihkan kerak walau olinya sudah diberi aditif pembersih mesin. Ini karena pembersihan mesin sangat bergantung pada solvency, bukan hanya pada aditif. Kita juga bisa lihat buktinya pada produk produk engine flush yang bahan utamanya adalah pelarut seperti misalnya solar, minyak tanah, naphta atau thinner, yang bisa kita lihat dari msds produk tersebut.
Sayangnya, karena teknologi lama, oli dengan bahan grup 1 sudah sangat jarang. Karena oli oli baru sudah menggunakan bahan oli teknologi baru, yang kebanyakan adalah bahan oli grup 2. Ada yang menggunakan bahan daur ulang juga karena di Indonesia cukup banyak pabrik daur ulang oli bekas, seperti dari WGI (Evalube), Agip / Eni dan British Petroleum.
Oli grup 1 mempunyai ciri mempunyai pour point yang buruk. Contoh oli grup 1 yang mempunyai kualitas cukup baik adalah Mesran SAE 40 dan Mesran B40. Yang pertama punya daya tahan pemakaian yang baik. Yang kedua mempunya daya pembersihan yang baik. Sudah ada beberapa cerita sukses batal turun mesin walau mesin sudah berlumpur dengan menggunakan Mesran B40 bila kita lihat grup facebook yang bernama minyak goreng sebagai aditif oli mesin.Â
Sebenarnya dari pabrikan oli pun sudah punya produk khusus untuk mengatasi kerak, yaitu tipe "high mileage". Namun entah mengapa tidak ada oli high mileage yang dijual di Indonesia.Â
Padahal sebenarnya mereknya cukup terkenal seperti misalnya exxon mobil, castrol, valvoline, kendall, petro canada, dst. Untuk menambah kemampuan pelarutan, selain menggunakan bahan oli grup 1, pabrikan punya alternatif menggunakan oli AN atau diester. Yang terakhir lebih dikenal sebagai oli ester, walau sebenarnya kandungan ester kurang dari 5%.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H