Penulis termasuk rider yang sekarang ini sulit untuk menentukan pilihan ketika membeli motor baru. Ini karena yang menjadi faktor utama pemilihan motor adalah kenyamanan.Â
Faktor kenyamanan ini merupakan faktor yang paling jarang disentuh atau paling jarang mendapatkan review yang lengkap secara keseluruhan. Biasanya blog atau vlog lebih banyak mengulas build quality, kestabilan handling, harga, performa dan tampilan.
Memang ada yang membahas kenyamanan tapi biasanya terkesan menipu. Disebut nyaman karena motor joknya empuk, atau disebut nyaman karena mesin halus. Tapi sering tidak disebut soal getaran pada setang atau suspensi yang tidak manusiawi. Sekarang memang pilihan motor ada cukup banyak.Â
Namun sayangnya yang bisa betul-betul nyaman, untuk motor matik kelas 150 cc ke bawah, bisa dibilang tidak ada. Padahal yang penulis pergunakan sebagai perbandingan adalah motor keluaran 10 tahun lalu, Suzuki Spin 125.
Satu hal yang paling minus dari motor-motor baru adalah suspensi. Padahal sebenarnya harga suspensi yang bisa membuat nyaman tidak mahal.Â
Tidak beda jauh atau bahkan lebih murah dari suspensi asli dari motor. Sekitar 300 ribu untuk single shock, atau 600 ribu untuk double shock.
Kenyamanan dari suspensi tidak berhubungan dengan harga namun dari seberapa banyak waktu diluangkan pihak pabrikan untuk melakukan tuning tingkat kekerasan per dan seberapa besar hambatan shock breaker.Â
Dan ternyata di pasaran banyak motor yang pernya terlalu keras. Mulai dari kelas Honda Vario sampai Honda ADV 150 mempunyai per, terutama per belakang yang terlalu keras.
Shock breaker juga primitif. Shock breaker masih menggunakan teknologi ketinggalan jaman, yaitu single action, hanya menghambat satu arah saja.Â
Sebagai hasilnya, suspensi tidak hanya tidak nyaman, namun juga sangat cepat rusak. Bisa rusak walau pemakaian motor masih kurang dari 6 ribu km.
Yang memilukan, bahkan motor sekelas Yamaha NMAX pun masih menggunakan suspensi tipe single action. Seperti bisa dilihat pada video berikut.
Terlihat bahwa pada saat per dilepas, suspensi bisa digerakkan dengan mudah saat dipendekkan, dan hambatan baru ada ketika suspensi dibuat lebih panjang. Hal ini berbeda dengan motor keluaran 10 tahun lalu, Suzuki Spin. Suspensi terasa terhambat pada saat memendek dan memanjang.
Dibandingkan dengan suspensi yang harganya termasuk murah pun, YSS DTG, terlihat jauh bedanya:
Sifat suspensi yang single action akan membuat motor terasa tidak nyaman baik sendirian atau boncengan ketika melewati jalan yang tidak rata.
Kekurangan lain dari motor baru adalah berkurangnya kenyamanan untuk penumpang. Entah mengapa motor sekarang mempunyai bodi samping yang makin lebar padahal ukuran bagasi tidak bertambah. Contoh yang ekstrem adalah Yamaha NMAX yang baru.
Selain itu pegangan untuk penumpang dikorbankan hanya demi tampilan. Seperti misalnya di Aerox:
Atau di PCX:
Jok sekarang juga kebanyakan tidak rata. Padahal jok rata akan membuat baik pengendara ataupun yang dibonceng bisa bergeser duduknya. Hal ini cukup penting untuk perjalanan yang cukup jauh. Di luar negeri beberapa motor baru justru dilengkapi dengan jok rata tanpa merusak penampilan. Seperti contohnya Suzuki Saluto.
Atau SYM Fiddle:
Kekurangan berikutnya adalah peredaman getaran pada setang. Motor sekarang mempunyai getaran yang cukup besar dibanding dengan motor dulu. Padahal motor sekarang sudah menggunakan jalu setang.Â
Pada saat penulis pertama kali menggunakan motor Honda Beat eSP untuk perjalanan 20 km, tangan terasa sudah lemas dan capai di 10 km pertama.Â
Pada saat berhenti penulis merasa sangat bersyukur motor dilengkapi dengan idling stop. Begitu mesin berhenti penulis langsung merasa sangat lega. Penulis pun terpaksa menambahkan jalu setang aftermarket untuk mengurangi getaran.
Mungkin dari sisi performa dan tampilan motor sekarang terlihat lebih keren dari motor lama. Namun dari sisi kenyamanan mengapa justru berkurang?Â
Padahal sebelumnya motor sport menjadi makin tidak laku karena kenyamanan kalah dari motor matik. Di jaman dulu memang motor matik lebih nyaman. Namun sekarang ketika motor matik menjadi tidak nyaman, apakah motor sport akan mulai laris lagi?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI