Banyak yang bilang bahwa pilih oli bisa merek sembarang karena yang penting SAEnya sesuai dengan yang dibutuhkan kendaraan. Disebut hanya tinggal pilih harga dan pilihan merek sesuai dengan selera. Selama SAE sudah pas, dijamin pemakaian akan ok.
Pendapat ini salah.
Kita asumsikan bahwa apa yang tertera pada bungkus oli jujur (sebenarnya tidak). Walau mempunyai kekentalan yang sama, kemampuan oli bisa berbeda jauh. Sayangnya, kemampuan ini sering tidak bisa dilihat dari spesifikasi.
Mungkin pembaca pernah lihat bahwa ada oli yang pada bungkusnya menunjukkan tingkat kemampuan dari oli mesin berdasar dari tipenya.
Hal yang hampir sama kadang kita temukan pada saat seorang sales oli mesin membandingkan oli mereka dengan produk lain. Â Tapi apa benar oli mesin bisa berbeda seperti itu walau SAEnya sama?
Benar. Tapi seringnya tidak seperti yang diungkapkan oleh sales oli mesin. Dan yang mengejutkan, oli lebih mahal belum tentu lebih baik dari oli yang murah.
Bagi penulis yang paling utama dari sebuah oli adalah kemampuan untuk menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dan daya pelicin bahan oli mesin. Ini karena penulis bukan tipe yang menggunakan kendaraan dengan gaya berkendara eco.Â
Sayangnya keduanya jarang disebut di spesifikasi. Tapi kestabilan kekentalan oli bisa diketahui dari konsistensi suara mesin tetap halus walau kendaraan dipakai kencang atau dipakai lama.
Sementara itu daya pelicin bahan oli mesin bisa diketahui dari suara mesin yang tetap halus di rpm rendah baik pada saat mesin baru dinyalakan atau pada saat macet di jalan.
Kestabilan kekentalan oli sangat bergantung pada kualitas aditif penambah VI yang dipergunakan oli mesin. VI merupakan angka penunjuk multigrade, seperti misalnya 5W30. Oli dengan aditif penambah VI yang jelek akan membuat oli lebih mudah encer pada saat kendaraan dipakai kencang. Oli dengan kekentalah 5W30 akan berubah menjadi SAE 20 pada saat dipergunakan, padahal seharusnya mempunyai SAE 30.
Daya pelicin oli terutama sangat bergantung pada bahan oli. Oli dari bahan grup I mempunyai daya pelicin yang bagus. Oli dari bahan grup III+ atau dari bahan PAO membutuhkan tambahan ester untuk bisa mempunyai daya pelicin yang bagus. Ini yang membuat oli mahal belum tentu bagus. Bisa jadi harga oli mesin menjadi mahal karena bahan yang dipergunakannya, misal PAO. Daya pelicin akan jelek bila ester yang dipergunakan sedikit.
Sifat aditif penting lainnya adalah kemampuan oli untuk tetap konsisten pada tiap hari atau tiap minggunya. Juga kemampuan oli mesin untuk bisa melarutkan kotoran pada mesin. Oli juga harus tidak merusak seal, memberi perlindungan mesin terhadap karat dan tahan oksidasi.
Mungkin pembaca pernah melihat ada oli mesin yang kemampuannya diperagakan dengan alat berikut ini:
Bagi penulis kemampuan tersebut tidak begitu penting. Mengapa? Karena kondisi kerja dari mesin kendaraan jarang membutuhkan kondisi seperti itu bila daya pelicin bahan oli sudah cukup.Â
Apalagi kemampuan untuk ini sering mengorbankan umur oli mesin karena aditif seperti ini bisa meningkatkan resiko karat dan kotoran mesin. Aditif seperti ini juga sifatnya konsumtif. Bila bahan oli tidak bagus, maka oli akan pendek umurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H