Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips Sehat dengan Biaya Belanja Minim saat Wabah Corona, Tidak Harus Mi Instan

24 April 2020   22:11 Diperbarui: 24 April 2020   22:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini PSBB atau lockdown ala Indonesia sudah mulai diterapkan di banyak daerah. Salah satu efek dari PSBB ini adalah perekonomian yang berhenti. Pendapatan masyarakat sekarang menurun drastis atau bahkan berhenti sama sekali.

Dalam keadaan seperti ini maka mau tidak mau semua orang harus lebih berhemat. Namun mengingat jangka waktu lockdown yang cukup lama, yang bukan tidak mungkin akan berlangsung lebih lama dari perkiraan, maka belanja harian harus ditekan serendah mungkin. Menu 4 sehat 5 sempurna bisa jadi sudah tidak mungkin.

Berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa membantu mengurangi beban biaya belanja tiap hari.

Yang pertama perlu dilakukan adalah membandingkan biaya makan antara membeli dan membuat sendiri. Perhitungkan dari biaya sekali makan untuk setiap orang. Apakah membeli bisa lebih murah atau lebih mahal? Misalnya bisa berapa kali makan biaya 100 ribu bila masak sendiri atau membeli? Terkadang makanan yang terkesan murah menjadi mahal bila kita perhitungkan seperti ini.

Mungkin makanan yang terkenal populer sebagai makanan murah adalah mi instan. Tapi apa benar mi instan lebih murah? Coba perhitungkan dari sisi kemampuan menahan lapar.

Apakah lebih murah dari misalnya bila makan nasi dengan telor dengan kecap? Atau nasi dengan sambal tempe atau sambal tahu? Atau misal dibandingkan nasi jagung dan ikan asin? Atau nasi dengan cambah, daun singkong dan mentimun dengan bumbu pecel? Atau nasi dengan nudget atau katsu atau kariage? Karena bisa jadi makan mi instan terlalu sering akan membuat rasa lapar meledak dan membuat ingin membeli makanan yang memuaskan.

Satu hal yang sangat membantu meningkatkan kesehatan adalah dengan mengurangi makanan yang berminyak. Sayangnya banyak sekali tipe makanan yang mengandung minyak. Sangat sedikit makanan yang dijual yang tidak mengandung minyak.

Contoh makanan yang tidak mengandung minyak atau sedikit mengandung minyak yang cukup murah adalah nasi jagung, bothok, pepesan, pecel, sayur sop, sayur asam, sayur lodeh, dll.

Mengurangi minyak juga bisa dilakukan bila kita memasak mi instan. Rasa dari mi instan tidak banyak berubah bila kita tidak menyertakan minyaknya. Tapi memang bau dari mi instan jadi kurang sedap. Ini bisa kita atasi dengan mengurangi dosisnya atau mengambil sarinya saja.

Walau mungkin mi instan lebih mudah dimasak dan rasanya lebih variatif, terlalu sering memakan mi instan tidak baik. Efek biasanya tidak langsung dirasakan, tapi bisa dibandingkan setelah beberapa jam makan, atau misal pada besok paginya.

Hal yang sama juga bisa kita rasakan bila makan dengan minyak yang terlalu banyak. Contoh efeknya adalah tenggorokan terasa kering atau dada terasa sesak. Efek bisa lebih cepat terasa bila kita memakan bumbunya secara langsung. Bila hanya membutuhkan energi, mi instan juga bisa dimakan tanpa dimasak. Namun sebaiknya disertai dengan minum yang cukup.

Bicara soal energi, kebanyakan orang membilas beras terlalu banyak. Padahal sebenarnya kandungan energi dan vitamin pada beras adalah pada kulit arinya. Pembilasan terlalu banyak bisa membuat vitamin dan kandungan energi menjadi hilang. 

Oleh karena itu kurangi bilasan pada beras. Penulis sendiri terkadang memasak nasi tanpa membilas. Karena menurut penulis sekarang ini proses selep beras sekarang sudah jauh lebih baik dan bersih dari jaman dulu.

Sebaiknya variasikan juga makanan yang disajikan. Jangan terus menerus menggunakan makanan yang sama. Bila memungkinkan variasikan dengan sayur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun