Mohon tunggu...
KUNY AUFA NISWATI
KUNY AUFA NISWATI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi Psikologi Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Nyata Mahasiswa dalam Mencapai SDGs dan Indonesia Emas Tahun 2045

23 Maret 2022   15:31 Diperbarui: 23 Maret 2022   15:42 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi yang dihadirkan oleh mahasiswa diharapkan dapat membantu percepatan pencapaian SDGs melalui cara-cara kreatif yang mudah diterima masyarakat luas. Pengetahuan luas dan inovasi mahasiswa juga dapat membuktikan atau menjadi pertanda tercapainya SDGs nomor 4, yaitu pendidikan yang bermutu. Sedangkan kesadaran mahasiswa dibutuhkan karena untuk apa memiliki kepandaian jika tidak memiliki kesadaran untuk berkontribusi bagi masyarakat. 

Terpenuhinya ketiga aspek tersebut dapat mendukung pengoptimalan peran mahasiswa di masyarakat. Untuk menyongsong SDGs dan mencapai Indonesia Emas, peran mahasiswa sebagai agent of change dan iron stock sangatlah penting. Mahasiswa sebagai agent of change berperan untuk menggerakkan perubahan menuju ke arah yang lebih baik di masyarakat. Kontribusi nyata yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai agent of change untuk menyongsong SDGs yaitu melakukan sosialisasi tentang SDGs dan hal-hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mewujudkan SDGs, serta memberikan sumbangan material dan atau nonmaterial kepada masyarakat sesuai dengan ilmu yang mereka miliki, seperti mengadakan pelatihan kepada masyarakat, mengikuti program pengabdian dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan membuat akses air bersih serta sanitasi yang layak sebagai contoh memberikan sumbangan material kepada masyarakat. 

Mahasiswa sebagai iron stock berperan sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan memiliki kemampuan dan akhlak mulia dalam memimpin bangsa. Mahasiswa tentu memiliki pengetahuan yang lebih luas dan kemampuan dalam banyak bidang. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa harus mampu memahami problematika yang dihadapi oleh masyarakat dan peka terhadap isu-isu yang terjadi di masyarakat. Diharapkan dengan pemahaman mahasiswa tentang peran yang dimilikinya sebagai iron stock, akan lebih mudah bagi mahasiswa untuk melakukan penyelesaian masalah dengan cara yang tepat, efisien, dan tidak membawa kerugian bagi masyarakat. 

Problematika lain dalam isu SDGs adalah pelaksanaan SDGs masih sangatlah kurang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang SDGs itu sendiri. Bahkan menurut survey yang dilakukan CISDI pada Juli 2020 terhadap responden dengan usia 18-60 tahun, masih banyak responden yang mengaku tidak mengetahui apa itu SDGs.Terdapat 53% responden mengaku SDGs memiliki bahasa yang sulit untuk dipahami dan terbatas hanya untuk kalangan terpelajar. 

Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa sebagai social control memiliki tugas untuk membumikan isu-isu SDGs dan menggerakkan penerapan SDGs kepada masyarakat. Menjelaskan apa itu SDGs dengan bahasa yang mudah dipahami dan menjelaskan bahwa sebenarnya ada banyak hal yang sudah kita lakukan untuk mencapai SDGs lewat kegiatan sehari-hari. Misalnya terkait dengan SDGs kedua, mengakhiri kelaparan, kita dapat berkontribusi dengan menghabiskan makanan yang kita makan (zero waste). Dengan begitu, banyak masyarakat yang dapat memahami dan menerapkan SDGs dalam kehidupan sehari-hari.  

Dapat disimpulkan bahwa kemajuan zaman di berbagai aspek kehidupan tidak lantas menjadikan Indonesia memiliki sedikit problematika. Adanya permasalahan pada bidang kemiskinan, kelaparan, kesenjangan sosial, dan kerusakan lingkungan menuntut seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menghapuskan problematika tersebut melalui kontribusi aktif SDGs, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran yang fundamental di masyarakat, terutama sebagai agent of change dan iron stock. Namun, peran tersebut tidak dapat dilaksanakan secara optimal jika mahasiswa tidak memiliki pengetahuan, inovasi, dan kesadaran untuk berkontribusi bagi masyarakat. Perlu kesadaran bagi mahasiswa, bahwa tanggung jawabnya tidak lantas terpaku pada nilai yang baik, akan tetapi juga kepada masyarakat luas. Mahasiswa harus mulai berpikir dan mencita-citakan, Indonesia hendak menjadi bangsa yang seperti apa ketika bangsa ini telah berada di tangannya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun