Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik pada Periode Bayi

21 Februari 2023   08:00 Diperbarui: 1 Maret 2023   16:58 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Petumbuhan fisik bayi dari usia 1 hari, 4 bulan,12 bulan, dan 24 bulan (Sumber: Gabriel's Collection)

Pengalaman atau proses belajar berulang memperkuat sinapsis. Sinapsis yang jarang digunakan tetap lemah dan lebih mungkin dihilangkan dalam proses pemangkasan. Kekuatan sinapsis berkontribusi pada konektivitas dan efisiensi jaringan yang mendukung pembelajaran, memori, dan kemampuan kognitif lainnya. Oleh karena itu, pengalaman seorang anak tidak hanya menentukan informasi apa yang masuk ke otaknya, tetapi juga memengaruhi cara otaknya memproses informasi.

Perkembangan otak berhubungan dengan jendela-jendela kesempatan (windows of opportunity). Jendela kesempatan menunjukkan periode-periode penting, di mana otak muda merespons berbagai masukan tertentu dari lingkungan  untuk menciptakan atau mengonsolidasikan jaringan-jaringan neural (Sousa, 2012: 30-31).  Beberapa jendela kesempatan yang berkaitan dengan perkembangan fisik bersifat kritis, sehingga disebut sebagai periode kritis. Periode kritis adalah suatu waktu selama postnatal awal kehidupan ketika perkembangan aspek tertentu sangat bergantung pada pengalaman atau pengaruh lingkungan. Sebagai contoh, jika otak yang sempurna sekalipun tidak menerima stimulus visual sampai umur 2 tahun, seorang anak akan selamanya menjadi buta, dan jika seorang anak tidak pernah mendengar bunyi bahasa sampai usia 12 tahun maka kemungkinan anak tersebut tidak akan pernah dapat mempelajari bahasa (Sousa, 2012: 31).

Banyak ahli perkembangan menyatakan bahwa ada banyak cara sederhana yang dapat dilakukan orang tua dan pengasuh untuk menyediakan lingkungan yang merangsang, yang akan mendorong perkembangan otak bayi.  Tindakan seperti memeluk, berbicara dan bernyanyi, dan bermain dengan bayi semuanya membantu memperkaya lingkungan yang dapat merangsang perkembangan otak. Selain itu, menggendong anak-anak dan membaca untuk mereka, menunjukkan benda tertentu sambil menjelaskan adalah penting juga untuk perkembangan otak, karena secara bersamaan melibatkan banyak indera, termasuk penglihatan, pendengaran, dan sentuhan.

F. Perkembangan Sensoris dan Persepsi 

Kemampuan sensoris adalah kemampuan dalam mengenali dunia nyata menggunakan indra (senses). Manusia memiliki lima organ indra dan sering disebut panca indra. Indra manusia berupa mata yang berfungsi untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk membau, lidah untuk mengeecap, dan kulit sebagai indera peraba atau sentuhan. Indra merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi vital dalam kehidupan. Tanpa indra, manusia akan hidup dalam keheningan yang gelap, kehampaan yang tidak berasa, tidak berwarna, tanpa perasaan (Santrock, 2011: 129).

Sensasi atau pengindraan terjadi saat sistem sensor mendeteksi adanya rangsangan, seperti saat telinga bagian dalam bergema dengan suara atau retina dan pupil mata mencegat cahaya. Jadi, sensasi dimulai ketika organ luar (mata, telinga, hidung, lidah, atau kulit) bertemu dengan apa pun yang dapat dilihat, didengar, dicium, dicicipi, atau disentuh (Berger, 2015: 152). Sensasi pendengaran terjadi ketika gelombang udara yang berdenyut dikumpulkan oleh telinga luar dan disalurkan melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi sebagai sinar cahaya kontak mata, menjadi fokus pada retina, dan diteruskan melalui optik saraf ke pusat visual otak.

Dalam setiap peristiwa pengindraan, organ indra menerjemahkan rangsangan fisik menjadi impuls saraf yang dikirim ke otak dan proses yang digunakan oleh  otak untuk menerima, memilih, memodifikasi, dan mengatur impuls-impuls ini yang dikenal sebagai persepsi (Kail & Cavanaugh,  2016: 103). Persepsi adalah interpretasi dari apa diperoleh sebagai hasil pengamatan atau sensasi.  Misalnya, gelombang udara yang bersentuhan telinga mungkin diartikan sebagai suara bising atau sebagai suara musik yang sangat indah. Atau, gas yang keluar dari suatu benda dianggap sebagai bau yang sedap atau bau yang menyengat.  Persepsi terjadi di korteks, biasanya sebagai akibat dari pesan dari salah satu organ pengindraan, seperti dari mata ke korteks visual (Berger, 2015: 152). Kemampuan sensoris bayi neonatal dideskripsikan secara secara ringkas oleh Shaffer & Kipp (2014: 145) sebagai berikut.

  • Perkembangan indra penglihat: Setidaknya jika otak tumbuh kembang normal,  bayi memiliki akomodasi dan ketajaman visual terbatas, peka terhadap kecerahan, bisa membedakan beberapa warna, melacak objek yang bergerak.
  • Perkembangan indra pendengar: Mampu merespon objek yang terdengan (berbalik ke arah suara), kurang peka terhadap suara lembut dibandingkan dengan orang dewasa tetapi bisa membedakan suara yang berbeda dalam dimensi seperti kenyaringan, arah, dan frekuensi. Sangat responsif terhadap ucapan dan mampu mengenali suara ibu.
  • Perkembangan indra perasa: Cenderung menyukai rasa manis, dapat membedakan rasa manis, asin, asam, dan pahit.
  • Perkembangan indra pembau: Mampu mendeteksi berbagai bau; berpaling dari yang tidak menyenangkan. Jika disusui, bisa dikenali ibu dari bau payudara dan ketiaknya.
  • Perkembangan indra sentuhan: Responsif terhadap sentuhan, perubahan suhu, dan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Berk, L.E. (2012). Development Through the Lifespan: Dari Prenatal Sampai Remaja. (Alih Bahasa: Daryatno). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Carlson, N.R. & Birket, M.A. (2017).  Physiology of Behavior. Boston: Pearson.

Kail, R.V. & Cavanaugh, J.C. (2014). Essential of Human Development: A Life-Span View. Belmont: Wadsworth

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun