A. Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari kata Latin persona, yang mengacu pada topeng yang digunakan oleh aktor dalam sebuah drama (Schultz & Schultz, 2017: 4). Istilah topeng berkaitan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno.Â
Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Persona merujuk pada penampilan luar seseorang, wajah publik yang ditunjukkan kepada orang-orang di sekitarnya.Â
Berdasarkan arti kata persona, maka, dapat disimpulkan bahwa kepribadian mengacu pada karakteristik eksternal dan terlihat oleh orang lain atau aspek-aspek yang dimiliki seseorang yang dapat diketahui orang lain.Â
Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.
Gordon Allport, sosok awal yang terkemuka dalam psikologi kepribadian mempopulerkan istilah kepribadian dan merumuskan definisi pada tahun 1961. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai "a dynamic organisation, inside the person, of psychophysical systems that create the person's characteristic patterns of behaviour, thoughts and feelings" (Maltby, Day, & Macaskill, 2017: 5). Ada beberapa pokok pikiran yang terkandung dalam definisi tersebut: organisasi dinamis; sistem psikofisik; karakteristik yang terpola; dan perilaku, pikiran, serta perasaan.Â
Organisasi dinamis, di dalam diri seseorang mengacu pada proses yang terus menyesuaikan, beradaptasi dengan pengalaman, Â perubahan dalam hidup, dan sejenisnya. Sistem psikofisik mengandung makna bahwa kepribadian merupakan kesatuan antara faktor mental dan biologis dan terkespresikan dalam sikap dan juga perilaku.Â
Konsep karakteristik yang terpola menunjukkan bahwa kepribadian seseorang bersifat relatif stabil yang selanjutnya menjadi ciri khas orang yang bersangkutan. Stabilitas yang tersirat penting, tanpanya, semua upaya untuk mengukur kepribadian akan sia-sia (Maltby, Day, & Macaskill, 2017: 5). Perilaku, pikiran dan perasaan mengacu pada fakta bahwa kepribadian adalah komponen utama yang memengaruhi, dan dapat diketahui berdasarkan perilaku, pikiran, dan emosi yang terekspresikan.
Ciccarelli dan White (2015: 502) mendefinisikan kepribadian sebagai cara unik yang digunakan setiap individu untuk berpikir, bertindak, dan merasakan sepanjang hidup.Â
Ada konsep yang artinya sering di samakan dengan kepribadian: karakter dan temperamen. Berkenaan dengan hal tersebut, Ciccarelli dan White (2015: 502) menegaskan bahwa kepribadian tidak boleh disamakan dengan karakter, yang mengacu pada penilaian aspek moral atau perilaku etis seseorang; juga tidak boleh bingung dengan temperamen, karakteristik permanen yang dimiliki setiap orang sejak lahir, seperti mudah tersinggung atau mudah beradaptasi.