Mohon tunggu...
Kuntari Dasih
Kuntari Dasih Mohon Tunggu... Guru - I'm a wanderer

Masih Belajar-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sektor Pertanian dan Revolusi Industri 4.0

23 Mei 2019   00:18 Diperbarui: 23 Mei 2019   11:33 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Laporan Penelitian Ervani, Widodo dan Purnawan (2019)

Apa Tantangan Yang Dihadapi Sektor Pertanian Di Indonesia, khususnya Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0?

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah membawa kita pada era efisiensi, dimana segala hal bisa dilakukan dengan waktu yang relatif lebih singkat, dengan biaya yang relatif lebih sedikit dan dengan hasil yang sebanding atau bahkan lebih baik. Sektor pertanian, tak luput dari salah satu sektor yang perlu melihat peluang serta tantangan dari kemajuan teknologi tersebut yang sebentar lagi akan dihadapi yakni Revolusi industri 4.0. Secara singkat, konsep dari revolusi industri 4.0 ini muncul dengan menekankan pentingnya mekanisasi, komputerisasi, efisiensi, pemanfaatan jaringan internet dan teknologi.

Lalu, apa yang harus dipersiapkan oleh sektor pertanian di Indonesia. Pertama, perlu disadari betul bahwa sektor pertanian akan lebih sulit maju dibandingkan dengan sektor lain seperti jasa, manufaktur dan keuangan. Hal ini dikarenakan masih rendahnya sumber daya manusia muda yang tertarik untuk mengembangkan sektor pertanian. Berdasarkan statistik ketenagakerjaan sektor pertanian tahun 2017-2018 diperoleh data mengenai tingkat pendidikan pekerja di sektor pertanian yang masih didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar dengan 37,53%. Komposisi SDM terbesar kedua didominasi oleh pekerja yang tidak tamat sekolah dasar dengan 24,23% dan tidak tamat sekolah sebesar 7,19 persen. Lulusan sekolah menengah atas dengan 16,83 persen, sedangkan lulusan perguruan tinggi yang ada di tingkatan DI-DIII serta sarjana hanya sebesar 0,45 persen dan 1,02 persen. Dengan rendahnya kualitas SDM, penetrasi teknologi dan pengenalan alat-alat baru mungkin tidak akan cukup efisien karena dibutuhkan waktu lama untuk memperkenalkannya kepada petani.

Kedua, yang juga perlu diingat dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan adalah bahwa komposisi petani Indonesia masih didominasi oleh petani kecil dibandingkan petani besar. Jika petani besar yang selama ini menguasai pasar, maka yang perlu dipertimbangkan pemerintah adalah bagaimana mengakomodasi petani kecil tersebut agar bisa terlibat dalam pasar. Atau dengan kata lain, menciptakan marketplace untuk petani kecil. Pemerintah sebisa mungkin mengambil langkah untuk membantu petani kecil dalam memanfaatkan platform jual beli online yang sekarang ini sudah mulai banyak berkembang, tentunya dengan mempertimbangkan adanya keterbatasan petani dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan pasar.

Bagaimana petani memanfaatkan momentum dan menyikapi persaingan di era revolusi Industri 4.0?

Saya rasa pertanyaan ini bisa dijawab dengan melakukan program prioritas sektor pertanian. Pemerintah perlu melakukan pemetaan produk pertanian yang memberikan keunggulan komparatif bagi Indonesia. Dengan mengetahui keunggulan komparatif, Indonesia akan lebih efisien dalam perdagangan international dan dapat memangkas biaya untuk memproduksi produk yang sekiranya tidak kurang efisien. Selain pemetaan produk, pemetaan wilayah dimana produk tersebut berasal pun perlu dilakukan agar masing-masing daerah dapat menspesifikasikan diri sesuai dengan konsep "one way one product". Dari sudut pandang lain, pemerintah juga bisa melihat jenis produk pertanian mana yang kurang kompetitif di pasaran dan mencari langkah yang konkret untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Sebelum berbicara mengenai perubahan teknologi atau mekanisasi yang lebih canggih dalam sektor pertanian, hal yang paling penting dan menurut saya lebih krusial dilakukan dalam menyongsong era insutri 4.0 adalah "marketplace" bagi petani untuk menyalurkan produk-produk hasil pertanian, khususnya petani kecil di perdesaan yang hanya bergantung pada tengkulak untuk menjual hasil produksinya. Reformasi dalam meningkatkan aspek pengetahuan pasar ini merupakan langkah struktural yang tentunya memerlukan perhatian khusus dari pemerintah agar sektor pertanian bisa maju ke depan.

DAFTAR PUSTAKA

Ervani, Eva, Tri Widodo, dan Muhammad Edhie Purnawan. 2019."Comparative Advantage and Trade Specialization of East Asian Countries: Do East Asian Countries Specialize on Product group Wwith High Comparative Agdantage?" International Business Research, hlm: 113-134.

Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian tahun 2017-2018. Kementerian Pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun