Jum'at, 23 Januari 2015 − 17:29 WIB
JAKARTA - Chevron Geothermal Indonesia menjadi pemenang lelang GunungCiremai, Jawa Barat seharga Rp60 triliun atas proyek di sektor panas bumi.
 Namun, kabar mengejutkan datang di meja Direktorat Jendral Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) kemrain, di mana Chevron membalikkan diri sebagai pemenang.
 Hal ini sontak membuat Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana kaget. Karena sebelumnya, saat ditentukan sebagai pemenang lelang, banyak riak yang terjadi.
 "Ini masih anget ya, bahkan mungkin belum diangkat di media. Melalui suratnya kemarin, saya kaget. Jadi mereka membalikkan penunjukkannya sebagai pemenang," katanya di jakarta, Jumat (23/1/2015).
 Padahal, lanjut dia, pihak yang melelangkan Ciremai adalah gubernur dan para bupati. Di mana dalam lelang tersebut, Chevron sebagai pemenangnya.
 "Betul ada sedikit riak ada penolakan di masyarakat, persis seperti persoalan di Tampomas atau di Gunung Merapi," ujar dia.
 Pembalikkan diri menjadi pemenang ini, sah-sah saja dilakukan Chevron. Menurut Rida, ini dikarenakan Chevron belum dapat izin usaha dari pemerintah.
 "Izin usaha belum keluar, tapi pemenangnya sudah ada, itu Chevron. Karena dia belum keluar izinnya, makannya dia belum melakukan apa-apa. Baru mau akan. Nah sampai kemarin itu, izin usaha perusahaannya enggak keluar-keluar," terangnya.
 Rida sempat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) untuk mendiskusikan masalah belum keluarnya Izin Usaha Perusahaan (IUP) atas Chevron.
 "Saya kemarin sempat ngobrol sama Pak Aher, ada apa sebenarnya kok belum keluar izinnya. Tapi agak enggak ngerti karena bahasanya agak politik. Beliau kan orangnya politis sekali. Tapi paling enggak sudah menjadi pertimbangan Pak Aher kenapa IUP nya belum keluar," pungkas dia.