Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Loyalitas Karyawan di Tengah Krisis

1 Oktober 2024   05:53 Diperbarui: 1 Oktober 2024   10:51 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels/Andrea Piacquadio

Di sisi lain, menghargai keputusan karyawan yang memilih untuk pergi juga penting. Ini menciptakan rasa saling menghormati dan memahami, yang dapat meninggalkan kesan positif dan mungkin suatu hari nanti mereka akan kembali ketika situasi sudah lebih baik.

Akhirnya, fokus pada karyawan yang tetap berjuang dan memahami keputusan karyawan yang resign adalah dua sisi dari koin yang sama. Dalam dunia bisnis yang penuh tantangan, kita perlu mengadopsi pendekatan yang seimbang dan empatik, untuk memastikan bahwa kita tidak hanya memperjuangkan keberlangsungan perusahaan, tetapi juga menghargai individu yang berkontribusi dalam perjalanan tersebut.

Tetaplah Obyektif dan Rasional

Dalam menghadapi situasi bisnis yang terpuruk, penting untuk diingat bahwa kita tidak bisa berharap terlalu banyak dari karyawan. Mereka bukanlah mesin yang selalu siap berfungsi dengan optimal tanpa mempertimbangkan kondisi yang ada. 

Sebaliknya, mereka adalah manusia dengan kebutuhan, emosi, dan batas toleransi yang harus dipahami dengan baik. Harapan bahwa setiap karyawan akan tetap loyal dan memahami kondisi perusahaan dalam saat-saat sulit sering kali tidak realistis.

Sebaliknya, kita perlu fokus pada karyawan yang tetap mau berjuang meskipun dalam keadaan sulit. Mereka adalah aset terbaik yang kita miliki, dan memperkuat hubungan dengan mereka akan menjadi langkah krusial dalam proses pemulihan. Menghargai dedikasi mereka dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan adalah cara untuk membangun tim yang solid dan saling menguatkan.

Penting juga bagi kita untuk bersikap obyektif dan rasional dalam upaya menyelamatkan bisnis di masa sulit. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada analisis yang cermat terhadap situasi, dengan mempertimbangkan baik kebutuhan karyawan yang berjuang maupun mereka yang memilih untuk resign demi kesejahteraan diri. Dengan demikian, kita dapat menciptakan strategi yang tidak hanya fokus pada keberlangsungan perusahaan, tetapi juga menjaga hubungan yang baik dengan seluruh karyawan.

Melalui pendekatan yang empatik dan realistis, kita tidak hanya bisa memulihkan bisnis yang terpuruk, tetapi juga membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun