Berbeda dengan keputusan yang didukung oleh data, keputusan asal-asalan diambil tanpa adanya dasar logis atau analisis yang mendalam. Keputusan ini lebih menyerupai perjudian, di mana kita hanya mengandalkan insting, kebetulan, atau bahkan keberuntungan semata. Contoh paling jelas dari keputusan jenis ini adalah berjudi---di mana hasilnya benar-benar bergantung pada faktor acak, tanpa adanya dasar data atau logika yang dapat diandalkan.
Saya sering kali mendengar orang berkata, "Saya hanya ikut arus saja" atau "Coba saja, siapa tahu berhasil." Mungkin memang ada beberapa keputusan yang berakhir baik melalui pendekatan seperti ini, tetapi keberhasilannya lebih karena kebetulan atau keberuntungan, bukan hasil dari proses yang terstruktur. Dan jika gagal, itu dianggap risiko yang "normal" dari keputusan asal-asalan ini.
Perbedaan mendasar antara keputusan asal-asalan dan konsep "Keputusan yang Kebetulan Tepat" sangat penting untuk dipahami. Dalam "Keputusan yang Kebetulan Tepat," keputusan tetap diambil berdasarkan data, logika, dan analisis. Namun, saya menyadari bahwa meskipun telah dilakukan perencanaan matang, ada variabel eksternal yang bisa membuat hasilnya tidak sesuai harapan. Jadi, saat keputusan itu berhasil, saya menilai bahwa kebetulan juga memainkan peran dalam keberhasilan tersebut. Ini bukan berarti keputusan itu asal-asalan seperti berjudi, karena tetap ada dasar yang kuat dalam pengambilan keputusannya.
Tujuan saya di sini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa kita tidak boleh terlalu percaya diri dengan keputusan yang kita ambil, seolah-olah keberhasilan itu selalu dalam kendali penuh kita. Meskipun didukung oleh data, logika, dan analisis, kita harus selalu waspada bahwa variabel eksternal bisa saja memengaruhi hasil. Itulah yang saya maksud dengan "Keputusan yang Kebetulan Tepat," sesuatu yang jauh berbeda dari keputusan yang diambil secara asal-asalan.
Variabel yang Tidak Dapat Dikendalikan dalam Pengambilan Keputusan
Ketika kita mengambil keputusan, betapapun kita berusaha mendasarkannya pada data dan logika, ada variabel-variabel di luar kendali kita yang bisa mempengaruhi hasilnya. Ini adalah bagian dari realitas yang saya sadari semakin sering dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia profesional. Mari kita lihat beberapa variabel utama yang sering kali berada di luar kendali kita dan bagaimana mereka dapat mengubah hasil keputusan, terlepas dari seberapa baik kita merencanakannya.
Waktu
Salah satu faktor terbesar yang tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya adalah waktu. Timing, atau kapan keputusan tersebut diambil dan dijalankan, sering kali menentukan apakah keputusan tersebut akan sukses atau gagal. Saya pernah mengalami situasi di mana keputusan yang saya buat terasa sangat logis dan didukung oleh data yang valid, tetapi karena timing-nya tidak tepat, hasilnya tidak sesuai harapan.
Misalnya, saat memutuskan untuk meluncurkan kampanye pemasaran produk baru. Segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan baik, dari riset pasar hingga strategi pemasaran yang matang. Namun, kampanye tersebut kebetulan dijalankan tepat pada masa di mana konsumen sedang menghadapi resesi ekonomi. Akibatnya, meskipun kampanye itu secara teori sangat baik, daya beli konsumen yang sedang turun membuat hasilnya tidak sesuai ekspektasi.
Inilah contoh bagaimana timing yang tidak tepat bisa mengganggu hasil keputusan kita. Meskipun kita sudah memiliki semua informasi yang dibutuhkan, perubahan situasi di luar kendali, seperti kondisi ekonomi, membuat keputusan tersebut seolah-olah "tidak tepat," padahal secara perhitungan awal sudah benar.
Orang
Faktor lain yang tak kalah penting adalah manusia. Orang yang terlibat dalam keputusan kita, baik itu partner bisnis, karyawan, atau bahkan konsumen, memiliki pengaruh besar terhadap hasil keputusan tersebut. Namun, orang adalah variabel yang dinamis dan berubah. Mereka bisa berubah pandangan, prioritas, bahkan keadaan emosionalnya, yang semuanya dapat memengaruhi hasil akhir.