Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meraih Ketenangan dalam Ketidakpastian: Belajar dari The Wisdom of Insecurity

28 November 2023   16:17 Diperbarui: 28 November 2023   16:25 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup itu kayak main permainan tebak-tebakan, tapi kita enggak pernah tau jawabannya. Bisa jadi tahu jawabannya pas kita udah diujung permainan. Itu yang bikin hidup seru dan, well, nggak terlalu membosankan, kan?

Nah, hari ini kita bakal ngomongin tentang buku "The Wisdom of Insecurity" karya Wat. Buku ini buat yang sering ngerasa bingung sama hidup, alias, kita semua!

Minggu lalu, aku nyadar, hidup itu kayak jalan tol yang nggak pernah lurus, selalu ada tikungan dan rintangan. Terus terang, aku juga suka bingung sama ini semua. Rasanya kadang pengen nyari kestabilan, tapi kayaknya itu kayak ngejar angin, ya. Nah, pas aku lagi dalam kebingungan itu, buku ini datang sebagai penyelamat. Nggak bermaksud sok pinter, ya, tapi memang ada beberapa ide bagus dalam buku ini yang bisa bikin hidup kita jadi lebih enjoy.

Bahkan, ada tiga poin yang menurut aku super penting dari buku ini. Pertama, manusia tuh sering seneng cuma kalo ada masa depan yang cerah, kan? Pasti kalian juga pernah mikir kaya gitu. Misalnya, kalian dapet promosi jabatan atau beli mobil baru, kalian ngerasa bahagia banget. Tapi, ternyata, kebahagiaan itu cenderung sementara, ya. Kalo misalnya nggak ada tanda-tanda ada hal yang lebih keren di masa depan, kita bakal bosen lagi. Jadi, ini kayak kita itu kaya keledai yang terus kejarin wortel yang digantung di depan mata kita. Selalu ada yang kita kejar, tapi kadang nggak pernah kita dapetin.

Nah, yang kedua, hidup itu kayak dua sisi mata uang yang sama. Ada kebahagiaan, tapi juga ada penderitaan. Kita pasti pengen bahagia, kan? Tapi sayangnya, kita juga harus siap ngerasain penderitaan. Misalnya, kita punya pacar yang kita sayang banget, tapi suatu hari pasti akan ada perpisahan, entah gimana caranya. Terus, yang ketiga, kita sering banget mikirin masa depan atau nyeselin hal-hal di masa lalu. Padahal, sebenernya yang penting adalah saat ini, saat kita ngerasain semuanya. Kita sering nggak sadar kalo hidup itu kayak sungai yang ngalir. Kita bisa ikut arus atau berenang melawan. Tapi, jujur, lebih enak ikutan arus, kan?

Mencari kedamaian dalam ketidakpastian.

Nah, teman-teman, setelah tadi kita udah sedikit ngobrolin tentang buku "The Wisdom of Insecurity" karya Wat, sekarang kita akan melangkah ke bab selanjutnya. Yap, kita bakal membahas mengenai hidup dan segala ketidakpastiannya. Siapa sih yang nggak kenal sama perasaan bingung dan khawatir tentang masa depan?

Jadi begini, hidup itu kayak roller coaster, ya. Ada saat-saat naik, tapi pasti juga ada saat-saat turun. Kita kayak naik roller coaster tanpa tau kapan tikungan tajam atau jalan lurusnya. Kalau kita terlalu fokus ke depan, kita bisa jadi khawatir terus. "Ah, gimana nanti ya? Apa yang bakal terjadi?" Sementara kalo kita terlalu tenggelam dalam kenangan masa lalu, kita bisa aja jadi terlalu meratapi kehilangan-kehilangan yang udah lewat. Rasanya kayak hidup itu selalu dalam ketidakpastian, ya, gengs.

Misalnya, kamu lagi mikirin masa depan, nih. "Hm, kapan ya aku bisa dapet kerjaan yang bener-bener aku suka? Atau kapan ya aku bisa punya rumah sendiri?" Itu udah kayak bawaan bawaan banget, kan? Padahal, sambil kita mikirin masa depan, kita kadang lupa untuk menikmati saat ini. Kita lupa nikmatin keseruan naik roller coaster ini.

Nggak enaknya, ketika kita terlalu khawatir sama masa depan atau meratapi masa lalu, kita bisa kehilangan momen saat ini yang sebenernya bisa jadi seru. Ini kayak pas lagi makan Ramen yang enak. Bayangkan, kamu lagi nikmatin makanan enak itu, tapi tiba-tiba pikiran melayang ke hal-hal yang belum terjadi atau kenangan yang sudah lewat. Akhirnya, kamu nggak bisa menikmati Ramen itu dengan sepenuh hati. Alhasil, makanan enak jadi kurang enak, gitu.

Nah, kawan-kawan, pesan yang bisa kita ambil dari pembicaraan ini adalah, nikmatin aja setiap momen di hidup kita. Meskipun hidup ini kayak roller coaster yang penuh ketidakpastian, kita bisa buat momen-momen kecil itu jadi berarti. Soalnya, siapa tau, di tikungan tajam berikutnya, ada hal keren yang bakal dateng, kan? Jadi, daripada terlalu fokus ke masa depan yang belum tentu, atau terlalu larut dalam kenangan masa lalu, mendingan kita nikmati aja perjalanan ini. Kita lagi main roller coaster, bro!

Mencari stabilitas di dunia yang terus berubah

Oke, mari kita sambung pembicaraan kita tentang buku "The Wisdom of Insecurity" karya Wat. Sekarang kita masuk ke point yang kedua, yakni hidup dan segala ketidakpastiannya. Nah, ini pasti bikin kita semua ngerasa "bingung kan yaa?" Hidup tuh kayak naik roller coaster tanpa tau kapan tikungan tajamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun