Id: "Ayo lah, sekali-sekali. Lagian, kita kan bahagia kalau makan itu."
Dan akhirnya, kita pun menyerah, menikmati donat cokelat itu dengan senyum lebar. Itulah kekuatan Id, selalu menemukan cara untuk membuat kita menyerah pada kesenangan.
Jadi, kalau kita merasa tiba-tiba ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan, itulah Id sedang beraksi. Tapi ingat, Id ini bagian dari kita, jadi sesekali mengikuti Id itu tidak apa-apa, asal jangan kelewat batas. Kita juga punya Ego dan Superego yang nantinya akan membantu kita mengatur keinginan Id ini. Tapi, itu cerita untuk nanti. Sekarang, gimana nih pengalaman kamu dengan Id?
Ego: Sahabat Realistis di Dunia Nyata Kita
Nah, setelah kita kenal dekat dengan si Id yang penuh dengan keinginan impulsif, saatnya kita bertemu dengan tokoh lain dalam kepribadian kita. Namanya Ego. Ego ini kayak sahabat yang selalu ingatkan kita untuk tetap pakai logika dan realitas dalam setiap keputusan. Yuk, kita kenalan lebih dekat!
Ego: Si Penjaga Keseimbangan
Ego itu kayak sahabat yang kita ajak diskusi kalau ada masalah. Dia nggak asal setuju kayak Id, tapi selalu mikirin apa yang terbaik. Misalnya, saat Id bilang, "Ayo beli sepatu itu!" Ego akan bertanya, "Hmm, tapi apa kita butuh sepatu baru sekarang? Apa uangnya cukup?"
Ego: Antara Id dan Kenyataan
Ego ini tugasnya berat, dia harus menjaga keseimbangan antara keinginan Id yang sering kali nggak realistis dan kenyataan yang ada. Kayak saat kita pengen liburan ke luar negeri, tapi budgetnya pas-pasan. Ego akan bilang, "Gimana kalau kita pikirkan dulu, ada biaya tersembunyi nggak? Atau mungkin kita bisa menabung dulu?"
Dialog Sehari-hari dengan Ego
Bayangin aja dialog kita dengan Ego dalam situasi sehari-hari:
Kita saat melihat promo besar-besaran:
Id: "Wah, diskon 50%! Beli, beli, beli!"
Ego: "Tunggu dulu, kita cek dulu budget bulan ini. Jangan sampai over budget."