Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengintip Pikiran Kita ala Freud

26 November 2023   13:34 Diperbarui: 28 November 2023   00:04 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Id: "Ayo lah, sekali-sekali. Lagian, kita kan bahagia kalau makan itu."

Dan akhirnya, kita pun menyerah, menikmati donat cokelat itu dengan senyum lebar. Itulah kekuatan Id, selalu menemukan cara untuk membuat kita menyerah pada kesenangan.

Jadi, kalau kita merasa tiba-tiba ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan, itulah Id sedang beraksi. Tapi ingat, Id ini bagian dari kita, jadi sesekali mengikuti Id itu tidak apa-apa, asal jangan kelewat batas. Kita juga punya Ego dan Superego yang nantinya akan membantu kita mengatur keinginan Id ini. Tapi, itu cerita untuk nanti. Sekarang, gimana nih pengalaman kamu dengan Id?

Midjourney/Kundiharto
Midjourney/Kundiharto

Ego: Sahabat Realistis di Dunia Nyata Kita

Nah, setelah kita kenal dekat dengan si Id yang penuh dengan keinginan impulsif, saatnya kita bertemu dengan tokoh lain dalam kepribadian kita. Namanya Ego. Ego ini kayak sahabat yang selalu ingatkan kita untuk tetap pakai logika dan realitas dalam setiap keputusan. Yuk, kita kenalan lebih dekat!

Ego: Si Penjaga Keseimbangan

Ego itu kayak sahabat yang kita ajak diskusi kalau ada masalah. Dia nggak asal setuju kayak Id, tapi selalu mikirin apa yang terbaik. Misalnya, saat Id bilang, "Ayo beli sepatu itu!" Ego akan bertanya, "Hmm, tapi apa kita butuh sepatu baru sekarang? Apa uangnya cukup?"

Ego: Antara Id dan Kenyataan

Ego ini tugasnya berat, dia harus menjaga keseimbangan antara keinginan Id yang sering kali nggak realistis dan kenyataan yang ada. Kayak saat kita pengen liburan ke luar negeri, tapi budgetnya pas-pasan. Ego akan bilang, "Gimana kalau kita pikirkan dulu, ada biaya tersembunyi nggak? Atau mungkin kita bisa menabung dulu?"

Dialog Sehari-hari dengan Ego

Bayangin aja dialog kita dengan Ego dalam situasi sehari-hari:

Kita saat melihat promo besar-besaran:

Id: "Wah, diskon 50%! Beli, beli, beli!"

Ego: "Tunggu dulu, kita cek dulu budget bulan ini. Jangan sampai over budget."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun