Mohon tunggu...
Kuncoro Wibowo Aji
Kuncoro Wibowo Aji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Lebih baik menerima kejujuran yang pahit, daripada kebohongan yang manis"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siklus, Model, dan Pendekatan Kebijakan Publik: Fokus pada Skema Siklus Kebijakan di Indonesia

13 November 2024   08:59 Diperbarui: 13 November 2024   09:00 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun, satu kelemahan utama dalam pengaturan agenda kebijakan di Indonesia adalah kurangnya partisipasi aktif masyarakat dalam menentukan prioritas kebijakan. 

Sebagian besar agenda masih didominasi oleh kelompok elit politik dan pemerintah, tanpa melibatkan berbagai pihak secara transparan dan inklusif. Proses pengaturan agenda ini seringkali terfragmentasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta antara lembaga legislatif dan eksekutif.

 2. Formulasi Kebijakan (Policy Formulation)

Formulasi kebijakan adalah tahap di mana berbagai alternatif kebijakan dikembangkan untuk mengatasi masalah yang telah masuk dalam agenda kebijakan. 

Dalam tahap ini, diperlukan analisis yang mendalam, penelitian, serta pertimbangan dari berbagai perspektif untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan dapat diterima oleh berbagai pemangku kepentingan.

Proses formulasi kebijakan di Indonesia seringkali terhambat oleh birokrasi yang kompleks dan kurangnya kapasitas untuk melakukan analisis kebijakan yang berbasis bukti. 

Meskipun ada banyak lembaga yang seharusnya memberikan saran dan data untuk kebijakan publik, seringkali hasil penelitian atau rekomendasi tersebut tidak diintegrasikan secara menyeluruh dalam proses pengambilan keputusan.

Sebagai contoh, dalam kebijakan Omnibus Law yang disahkan pada tahun 2020, meskipun ada upaya untuk melakukan reformasi di berbagai sektor ekonomi, formulasi kebijakan ini banyak menuai kritik dari berbagai kalangan. 

Banyak pihak yang menganggap bahwa kebijakan ini lebih mengutamakan kepentingan investor dan pengusaha besar, sementara aspirasi pekerja dan kelompok masyarakat rentan sering terabaikan.

 Kurangnya konsultasi yang mendalam dengan masyarakat, serta minimnya uji coba kebijakan pada skala kecil, menyebabkan banyak elemen masyarakat merasa kebijakan ini tidak mempertimbangkan keberagaman kebutuhan mereka.

Selain itu, formulasi kebijakan di Indonesia juga sering menghadapi tantangan dalam hal koordinasi antar lembaga. Pada tingkat daerah, kebijakan sering kali tidak disesuaikan dengan kondisi lokal, yang menyebabkan ketidaksesuaian antara kebijakan yang disusun di pusat dan realitas di lapangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun