Mohon tunggu...
Kuncoro Probojati
Kuncoro Probojati Mohon Tunggu... -

Berhati-hatilah terhadap asumsi, terkadang ia menyakiti hati, mematikan silaturahim

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Viral di Sosmed, Eksperimen Sosial di Bandung Ini Settingan Atau Asli Ya?

14 Juni 2016   14:39 Diperbarui: 14 Juni 2016   14:55 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada yang udah lihat video berjudul “Eksperimen Sosial : Bayarin Bensin Orang Lain”? Di video itu, seorang anak muda Bandung dengan logat sunda khasnya ngisi bensin di SPBU dan bayarin bensin full tank ke orang dibelakangnya. Dia ingin menguji, kalau dia membayari bensin untuk orang di belakangnya, akankah orang tersebut lanjut membayarkan orang di belakangnya juga?

Nah, video yang sudah ditonton lebih dari 1.5 juta orang dan berdurasi 2 menit 57 detik ini langsung jadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Dan memang pesannya sangat positif dan mengharukan, gue sendiri sempat berkaca-kaca waktu nonton pertama kali.

Kalau belum lihat, nonton dulu di sini.

Hasil dari eksperimen sosial tersebut, dua pemuda lebih memilih langsung cabut setelah dibayarin bensin. Sedangkan di percobaan ketiga, seorang Mamang justru melakukan hal tak terduga dengan lanjut membayari bensin orang dibelakangnya. Dan orang itupun melakukan hal yang sama ke orang dibelakangnya, hingga membuat hati banyak orang terenyuh.

Tapi yang seru, di balik viralnya video tersebut ternyata ada perdebatan seru yang bisa dilihat dari kolom komentar. Berikut gue rangkum beberapa hal yang menjadi pro dan kontra video ini:

Eksperimen Itu, Real atau Settingan ya?Ada beberapa netizen yang berpendapat kalau video tersebut adalah hasil setting-an dan bukan merupakan respon alami dari si Bapak kumis itu. Namun, berdasarkan analisis dan opini penulis, ekspresi yang ditunjukkan sang Bapak ataupun dua pemuda sebelumnya sangat polos dan menunjukkan kejujuran.

Apalagi kameranya kadang goyang-goyang dan terhalang. Berdasarkan video tersebut juga perekam menggunakan 3 kamera perekam, 1 kamera stay disamping tank pengisian, 1 kamera jarak jauh yang tak diketahui letaknya dan kamera spy yang terletak di sekitar helm sang pembawa acara.

Kalau itu setting-an, seharusnya perekam menaruh kamera di tempat yang bisa stay dan bisa merekam dengan jelas, namun di video tersebut nampak kamera benar-benar tersembunyi.

Selain itu, sebelum si Bapak memutuskan untuk bayarin orang dibelakangnya, beliau sempat berhenti dan berfikir. Hal tersebut ga bakal dilakuin kalau itu settingan. Selain itu, di video tersebut juga direkam dari siang hingga malam. Kalau setting-an kenapa harus repot-repot nunggu sampai malem?

Perlu ga sih wajah mereka di blur?

Di video tersebut, eksperimen sosial dilakukan hingga beberapa kali, dan dua percobaan pertama gagal. Dua pemuda pertama tidak melakukan hal yang diasumsikan oleh pembuat video, yaitu membayarkan bensin orang di belakangnya.

Di sini, gue bilang wajah dua eksperimen pertama harusnya diblur. Kenapa?

Karena bisa menimbulkan perspesi negatif untuk orang yang menonton.

Salah satunya pembullyian yang bakal dialami oleh dua pemuda tersebut karena tidak melakukan hal yang serupa yang dilakukan oleh sang Bapak. Padahal belum tentu dia ga mau bayarin, hanya saja lagi ngirit karena akhir bulan. Namanya juga anak kos. Dapet rejeki nomplok ya pasti bahagia banget dong. Hehehe. Dan bisa jadi walaupun dua pemuda itu langsung cabut, tapi mereka melakukan kebaikan ditempat lain yang tidak terekam kamera. Nah, untuk menghindari hal tersebut, alangkah baiknya wajah mereka di blur. Jadi kesimpulannya, gue setuju untuk memblur wajah dua pemuda untuk menjaga privasi yang bersangkutan.     

Boleh ga sih pasang kamera dan rekaman di SPBU?

Banyak yang menyukai dan tersentuh saat video social experimen ini diunggah, namun banyak juga netizen yang khawatir dan tidak setuju dengan penggunaan kamera di sekitar SPBU.

Nah usut punya usut, penggunaan kamera di area SPBU memang dilarang untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Tapi ternyata yang dilarang itu hanya penggunaan flash pada kameranya, karena ternyata flash dapat memicu percikan api terutama didaerah sekitar tank pengisian.

Dalam video tersebut, si perekam sudah memperhitungkan beberapa hal terkait keamanan penggunaan kamera di area SPBU. Seperti jarak pengambilan gambar, arah pengambilan gambar & tidak menggunakan lampu flash. Si perekam juga menggambil gambar dari jarak jauh dan melalui spy camera yang ditaruh di helm. Tapi bagaimanapun, demi keamanan lebih baik mencegah hal-hal yang tak diinginkan, kan?

Dua pemuda yang langsung pergi, apa mereka ga baik?

Nah ! Komentar ini yang paling banyak menghiasi kolom komen dari video tersebut. Banyak yang memprotes perilaku kedua pemuda tersebut yang langsung pergi begitu saja. Tanpa bermaksud menjustifikasi, perilaku kedua pemuda tersebut yang langsung pergi memang banyak membuat penonton kecewa. Terinspirasi dari video tersebut, penulis yakin bahwa kebaikan memang menular dan akan terus menular. Jadi, kalau kedua pemuda tersebut tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan bapak itu, bukan berarti mereka ga baik.

Bisa jadi mereka melakukan kebaikan ditempat lain yang tidak terekam oleh video tersebut, bukan? Tapi, kembali lagi ke diri sendiri, kalau kita berada di posisi tersebut apakah kita juga akan melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh 2orang pemuda tersebut atau justru melakukan hal yang sama seperti yang bapak kumis lakukan?

Meskipun pro kontra, video eksperimen sosial ini sangat wajib untuk ditonton

Terlepas dari pro dan kontra, video eksperimen sosial ini sangat patut diapresiasi karena berisi hal positif. Bagaimana tidak? Video itu menyadarkan kita bahwa masih banyak orang baik diluar sana dan sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan pasti akan berbuah kebaikan juga. Dan kebaikan itu pasti menular. Setelah menonton video ini, yakin deh bikin kalian ga sabar buat segera melakukan kebaikan juga.


Kalau menurut pendapat kalian gimana?



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun