Mohon tunggu...
Kuncoro Maskuri
Kuncoro Maskuri Mohon Tunggu... Dosen - Doktor Linguistik Pragmatik

Pembelajar Bahasa/Linguistik, Sosial Budaya, Pendidikan, dan Keagamaan. (email: dibyomaskuri@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Taktik PDIP di Pilkada Serentak 2018 demi Pilpres 2019

2 Maret 2018   16:12 Diperbarui: 2 Maret 2018   16:46 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sumber KPU Provinsi Banten, suara yang diperoleh oleh PDIP beserta partai koalisinya (PPP dan Nasdem) di pilkada Banten 2017 sebanyak 2.321.323  (49.05%), beda tipis dengan pemenang dari Golkar dan partai koalisinya (Demokrat,PKB,Hanura, Gerindra,PKS,dan PAN) sebesar 2.411.213 (50.95%). Sementara di Pilgub DKI Jakarta 2017, berdasar sumber dari KPU DKI Jakarta, suara yang diperoleh PDIP dan partai koalisinya (Golkar,Nasdem,Hanura) adalah 2.351.141 (42.05%),  sedangkan Gerindra dan koalisinya (PKS,PAN,PPP,PKB) sebagai pemenang, memperoleh suara 3.240.057 (57.95%). 

Kemudian bila mengacu pada data Pilgub Jabar, Jateng dan Jatim tahun 2013 lalu, suara yang diraih oleh PDIP (tanpa partai koalisi) di Jabar adalah 5.714997 (28.4%) lebih sedikit dari  PKS dan partai koalisinya (PPP dan Hanura) sebagai pemenang yaitu sebesar 6.515.313 (32.39%),  tetapi lebih banyak dari Demokrat, PAN dan PKB yang meraih suara 5.007.522 (25.24%); di Jateng PDIP (tanpa partai koalisi) sebagai pemenang memperoleh suara 6.962.417 (48.82%), lebih banyak dari Partai Demokrat dan koalisinya (Golkar dan PAN) yang memperoleh suara 4.314.813 (30.26%) ataupun dari PKS dan koalisinya (Gerindra,PPP,PKB,PPP,Hanura dan PKPU) dengan suara perolehan 2.982.715 (20.92%); kemudian di Jatim PDIP (tanpa koalisi) memperoleh suara 2.220.069 (12.69%) lebih sedikit dari pemenang pilgub yaitu Demokrat plus Golkar,PAN,PKS,PPP,Gerindra, dan Hanura dengan suara 8.195.816 (47.25%) dan juga lebih sedikit dari PKB plus PKPI,PKPB,PMB,Partai Kedaulatan, dan PPNU  dengan raihan suara 6.525.015 (37.62%).

Data jumlah suara yang diraih oleh partai-partai pada  Pilkada di Pulau  Jawa tahun 2017 dan 2013 tersebut , menggambarkan peta jumlah suara yang kemungkinan akan diperoleh oleh partai-partai peserta pilkada 2018 ini dan pilpres 2019 nanti. Selain itu bisa juga diketahui partai politik mana saja yang menjadi pesaing utama PDIP, khususnya dalam Pilpres 2019 nanti. Seperti diketahui bersama, PDIP sebagai partai penguasa pemerintahan dan parlemen (DPR), saat ini didukung oleh parpol koalisi: Golkar,Nasdem,PKB,PPP,Hanura, dan PAN (PAN mendukung dengan satu kaki).  

Parpol lain Gerindra, PKS dan Demokrat bukan pendukung pemeritah/PDIP dan penguasa parlemen/DPR, terlebih Gerindra dan PKS yang jelas memposisikan diri sebagai partai oposisi. Partai-partai pendukung PDIP tersebut, bila tidak ada peristiwa politik tertentu, diyakini akan tetap dan terus mendukung PDIP yang mengusung lagi Ir.H.Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024.   Mereka akan berkompetisi dengan Gerindra dan PKS yang kemungkinan besar akan mengusung  Prabowo sebagai calon presiden 2019-2024. 

Mengingat sangat strategisnya Pilkada 2018 di tiga propinsi Jabar, Jateng, dan Jatim untuk kepentingan Pilpres 2019, maka PDIP menerapkan taktik tertentu yang efektif  tetapi  mungkin dianggap remeh oleh Gerindra, PKS, dan PAN, yakni taktik political clinch 'rangkulan politik'.  Meskipun kalah dalam Pilgub 2017 di DKI Jakarta dan Banten, di Pilkada DKI 2017 dihajar habis-habisan dengan praktek politik tidak sehat  berupa isu SARA, perolehan suara PDIP tetap tingggi dan sangat signifikan. 

Ini bisa menjadi semacam modal awal perolehan suara untuk pilpres 2019 nanti, lebih-lebih itu belum ditambah suara dari parpol pendukung PDIP di pemerintahan dan parlemen saat ini. Parpol-parpol yang berseberangan dengan PDIP dalam Pilkada 2017 di Banten dan DKI Jakarta akan mengalihkan dukungan suaranya ke PDIP di Pilpres 2019 nanti, yaitu PKB, Hanura, PPP, dan Golkar. 

Partai-partai politik yang berseberangan dengan PDIP dalam Pilkada 2017 di Banten dan DKI Jakarta ini, faktanya adalah pendukung PDIP di pemerintahan dan parlemen saat ini. Ini menunjukkan bahwa PDIP mampu merangkul mereka sebagai mitra koalisi di Pilpres 2019 nanti. Dan ini akan telah dan sedang berlanjut dalam Pilgub 2018 di Jabar, Jateng, dan Jatim.

Di Pilgub Jabar 2018, kita ketahui parpol-parpol pendukung pemerintahan Jokowi (PDIP) berseberangan dengan PDIP sebagai partai penguasa pemerintahan. Mereka adalah PPP,PKB, Nasdem, dan Hanura yang mengusung Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai cagub/cawagub; Golkar dan Demokrat mengusung Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi sebagai cagub/cawagub. Gerindra, PKS, dan PAN parpol yang bukan pendukung pemerintah mengusung Sudrajat dan Ahmad Syaikhu sebagai cagub/cawagub.  Sementara PDIP sendirian mengusung cagub/cawagub TB Hasanudin dan Anton Charliyan. 

Mencermati data cagub-cawagub dan partai pengusungnya serta  perolehan suara pada Pilgub 2013 lalu, dan juga mengacu pada parpol-parpol pendukung PDIP di pemerintahan dan parlemen, maka bisa diperoleh gambaran bahwa PDIP di Provinsi Jabar, terkait dengan perolehaan suara di Pilpres 2019, pada dasarnya akan telah meraih jumlah suara yang terbanyak lebih dari 50%  (sama seperti di Provinsi Banten dan DKI Jakarta). Jadi meskipun misalnya cagub-cawagub yang diusung oleh PDIP nanti kalah atau yang menang adalah cagub-cawagub yang diusung oleh PPP,PKB,Nasdem, dan Hanura atau juga yang menang adalah pasangan yang diusung Golkar dan Demokrat, pada dasarnya tidak merisaukan PDIP. Bahkan sekalipun nanti yang menang adalah cagub-cawagub yang diusung Gerindra,PKS, dan PAN, juga tidak merisaukan PDIP. 

Target utama PDIP adalah meraih jumlah suara pemilih sebanyak-banyaknya yang  berasal dari pemilih setia PDIP ditambah dari  Golkar,PPP,PKB,Nasdem, dan Hanura sebagai pendukung PDIP di pemerintahan dan parlemen. Gambaran situasi politik Pilgub Jabar 2018 ini berlaku juga untuk Pilgub Jateng dan Jatim 2018.  

Di Pilgub Jateng 2018 sesuai dengan pengalaman pilkada dan pilpres serta pileg yang lalu-lalu maka PDIP kemungkinan besar akan tetap muncul sebagai peraih jumlah suara terbanyak dengan kata lain akan menjadi pemenang di Pilgub 2018. Jawa Tengah adalah kandang banteng, begitu kata orang-orang, sepertinya anggapan ini tidak salah. Jawa Tengah bagai lumbung suara abadi bagi PDIP, sebagai contoh ketika Pilgub 2013 lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun