Mohon tunggu...
Cerpen

Selamat Hari Ayah! Jejak 'Ayah' di Museum Diorama Purwakarta

22 April 2019   22:24 Diperbarui: 22 April 2019   22:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini terlintas di pikiran ketika melihat salah satu jepret  di museum Diorama Purwakarta(Fiksi).................

...Terlihat seorang gadis  berumur 12 tahun mengintip dari balik lubang di benteng salah satu gedung di pusat kota yang sangat megah, memperhatikan dengan seksama sorak dan keramaian didalam benteng, lalu lalang setiap orang dengan pakaian bak bangsawan. Bola matanya tak berhenti melirik kekanan dan kekiri dan seringkali berbinar melihat hal hal yang menakjubkan. Dilihatnya sekumpulan para wanita yang mengenakan pakaian bak puteri terlihat sangat cantik seperti bidadari, berjalan tegak dan tersenyum dengan amat anggunnya. Sang Ayah yang sedari tadi memperhatikan anak gadis nya segera menghampiri sembari menegakan gerobak yang dari tadi ia tahan agar tak menggelinding.

"Yuk nak kita lanjutkan lagi" katanya sambil mengelus lembut bahu anak tersebut

"Iya Apa" seru anak tersebut sambil tersenyum lebar ('Apa' adalah panggilan kepada Ayahnya)

Gadis tersebut naik ke dalam gerobak yang kemudian didorong oleh Ayahnya, meninggalkan benteng gedung megah tersebut.

Sepanjang perjalanan gadis tersebut tak hentinya membayangkan bagaimana jika ia menjadi seperti wanita wanita cantik di dalam sana, tiba tiba ia berdiri diatas gerobak dan menegakan bahunya sambil menahan nafas (menggelembungkan pipinya seperti balon), ia berdiri dengan tegak dan berbicara kepada ayahnya dengan keadaaan mulutnya yang masih terkatup.

"hmhmhmhmhmhmhm" katanya sambil berusaha mengambil nafas

Ayahnya yang tak mengerti ucapan puterinya lantas tertawa sambil menghentikan laju gerobaknya, dan menahan rodanya dengan batu.

"Coba dibuka dulu mulutnya, aaaaaa" katanya sambil memeragakan mulut terbuka lebar di depan wajah puterinya

"aaaaaa" puterinya membuka mulut dan menarik nafas panjang "Apa , apakah aku sudah terlihat seperti puteri puteri cantik itu?"

Ayahnya pun tertawa "jadi kau memeragakan mereka ternyata. Sayang.. tak perlu sebegitunya, jadi diri sendiri saja, kamu selalu menjadi puteri paling cantik didunia" katanya sambil mengelus puteri kesayangannya. Yang dimaksud malah membinarkan matanya sambil tersenyum lebar, kemudian berbalik dan turun dari gerobak lantas berkata "inilah Diana puteri cantik dari Oasis!!!!" ia berteriak sambil membusungkan dadanya. Ayahnya langsung menyambar dan mengangkatnya keatas bahu "dan sekarang putri Diana akan berkeliling Oasis, harap minggir yang berada dijalan!!!" katanya sambil berlari menggendong puteri kecilnya, Gadis itu tertawa riang diatas bahu sang ayah.

Disisi kota mereka berhenti sejenak, menikmati senja dibalik hiruk piruk Oasis, duduk berdampingan di bukit kecil sambil memandang langit

"Apa, aku ingin menjadi puteri seperti itu, katanya kalau menjadi puteri itu bisa mendapatkan hadiah yang sangat besar" lirih gadis tersebut

"Apapun itu akan selalu Apa dukung" kata Ayahnya sambil mencium kening puterinya.

.."Pergi sana bedebah tua, kau tak pantas masuk ke dalam sini, lebih baik kau kembali ke tumpukan sampah sampah itu !!" hardik seorang pria penjaga gedung megah tersebut sambil menendang nendang orang yang memohon mohon dibawah kakinya.

"saya mohon pak, puteri saya ingin daftar menjadi Mojang di kompetisi ini" (Mojang adalah sebutan untuk Puteri di daerah)

Mendengar keributan, gadis yang sedari tadi diperintahkan menunggu digerobak oleh ayahnya kemudian menghampiri asal suara, mengintip dari balik pepohonan, terlihat ayahnya sedang ditendang tendang dan ditarik paksa untuk pergi. Gadis itu meringis, menangis dan menahan sakit di dadanya, lantas segera berlari memeluk ayahnya. Mereka berdua menangis tersedu sedu di luar gerbang gedung tersebut.

Kemudian gerbang tersebut terbuka, terlihat seorang gadis seumuran dengannya menghampiri dan memberikan sebuah kertas.

"Ini formulir pendaftarannya, tadi aku mendengar permintaan ayahmu, mari masuk ke dalam gedung dan mengisinya" katanya

Gadis itu mengambil kertas tersebut dan melihat wajah ayahnya yang mengangguk yakin, dengan air mata yang masih mengalir di wajahnya ia mencium ayahnya kemudian ikut masuk ke dalam.

Dengan menanti resah diluar gerbang, tiba tiba puterinya keluar sambil berlari dan langsung memeluk ayahnya.

"Ayah aku Lolos" satu kata yang dikeluarkan puterinya membuncah di hati sang ayah yang membuat pelukannya semakin erat. 

Sore itu dengan segunung kebahagiaan di dada Ayah dan puterinya, mereka berjalan berdampingan sambil mendorong gerobak yang sudah tua.

"Tapi aku harus tinggal di dalam gedung itu selama 3 bulan, aku tidak mau meninggalkan Apa" kata gadis tersebut sambil menatap sang ayah

Ayahnya menghentikan langkah lantas menatap puterinya "Puteri bijaksana dan cerdas tidak boleh mundur karena kekhawatiran, percaya sama Apa, Apa akan baik baik saja, dan justru akan senang dan bangga sekali jika kamu tetap melanjutkan, teruskan nak itu mimpimu" ucapnya sambil menggenggam kedua tangan puterinya. Gadis itu menangis dan terjongkok di tengah jalan, ayahnya memeluknya erat sembari menangis juga.

Sekali lagi, sore itu menjadi kisah untuk mereka berdua.

...Waktu 3 bulan itupun dimulai, sang gadis mengikuti kompetisi di dalam gedung sedang sang ayah tetap melakukan pekerjaannya dengan si gerobak tua, setiap sore ia selalu berdiam diri di luar gerbang gedung tersebut, menatap lamat lamat dan mendoakan puteri kesayangannya.

Akhirnya 3 bulan pun berlalu, pada hari terakhir itu, akan diumumkan siapa pemenangnya, gerbang gedung dibuka lebar lebar, siapapun boleh masuk, gadis tersebut tak sabar menanti pertemuannya dengan sang Ayah, namun sampai pertengahan acara pun tak terlihat ayahnya di hamparan para penonton dan pengunjung. Ia mulai gelisah.

Di sisi lain, sang Ayah dengan penuh kesenangan dalam perjalanan ke gedung tersebut tiba tiba di hadang sekumpulan orang orang sangar, mereka menagih hutang sang Ayah yang dipinjamnya untuk membiayai kebutuhan puterinya selama 3 bulan di gedung itu, namun karena belum memiliki uang sang ayah di keroyok oleh orang orang tersebut sampai babak belur, setelah orang orang itu pergi, dengan tertatih sang ayah tetap melanjutkan perjalanan menuju gedung.

Akhirnya saat yang ditunggu tunggu, pengumuman pun dimulai.

"Dan pemenang utama Mojang Oasis tahun ini adalah.." sang pembawa acara dengan gaya nya membuat yang mendengar gelisah "Puteri... DIANA PATLI!!!! suara tepuk tangan yang gemuruh menguasai seisi gedung, sang gadis pun maju dengan cantik dan anggunnya, terharu mendengar pengumuman tersebut namun juga liar matanya melihat kesana kemari menantikan seseorang.

"Selamat siang semua warga Oasis saya.. saya berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung, terutama kepada.." katanya terhenti tak tahan menahan air mata "kepada Apa, Ayah Saya, Pahlawan saya, Orang yang paling saya sayangi dan juga yang paling menyayangi saya, yang telah berkorban banyak untuk saya sampai saat ini, yang selalu memberikan saya kebahagiaan sebagaimanapun buruknya keadaan, yang bersedia menanggung duri yang menancap hanya agar saya terlindungi, terima kasih ayah, terima kasih" ucapnya tersedu sambil menunduk. Sang ayah yang sedari tadi mendengar dari barisan paling belakang kemudian maju kedepan dengan langkah terpincang pincang dan memeluk puterinya sambil menangis, lantas berbisik "Puteri ayah paling cantik didunia, Ayah bangga padamu", kemudian keduanya tersedu bersama.

Sang pembawa acara langsung mengambil alih dengan memberitahu bahwa saatnya pemberian slempang oleh orang tua pemenang, kemudian sang ayah pun mengambil slempang sambil mengusap air matanya, lantas memasangnya di bahu sang puteri, puteri tersebut menyalami sang ayah dan memeluknya sangat erat sambil berbisik "ini semua untuk Ayah".

 Tiba tiba 'blesss' satu panah melesat, kemudian disusul dengan berjatuhannya bom api di sana, orang orang teriak histeris, berlari kesana kemari mencari perlindungan, acara tersebut menjadi tak teratur lagi, wilayah Oasis memang target jajahan wilayah lain untuk dikuasai ,sehingga sering terjadi serangan dadakan, gedung tersebut ricuh , puluhan orang terkapar terkena reruntuhan, dan kobaran api meledak ledak. Namun, di satu titik pusat aula, dua orang yang masih berpelukan berdiri meringis, ternyata panah tadi melesat tepat di punggung sang ayah dan menyambung menusuk ke tubuh puterinya (panah besar dan sangat mematikan pada masanya) keduanya tersenyum sambil menahan sakit, gadis itupun terbata mengucap " A..ku sa.yang a..yah"

Kisah sang Puteri & Ayah tersebut meluas ke berbagai wilayah, gedung megah bekas acara tersebut dibangun lagi beberapa tahun kemudiann menjadi sebuah bangunan yang berisikan sajian kenangan wilayah Oasis dan tentunya jejak potret kisah Diana dan ayahnya, dan dinamakan Diorama ("DI" untuk DIana "O" untuk kota Oasis dan Rama adalah sebutan lain untuk Ayah).

Selamat hari Ayah, jangan lihat tanggal, menyayangi Ayah itu setiap hari, setiap waktu. Tak hentinya ia 'Tersenyum Manis' walaupun sebenarnya tenaga telah habis, banyak cara pengungkapan kasih sayang setiap Ayah, jangan iri, jangan merasa tak adil karena tak 'serupa' Cintai itu, maka kamu akan melihat ketulusannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun