Mohon tunggu...
Cerpen

Selamat Hari Ayah! Jejak 'Ayah' di Museum Diorama Purwakarta

22 April 2019   22:24 Diperbarui: 22 April 2019   22:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Tiba tiba 'blesss' satu panah melesat, kemudian disusul dengan berjatuhannya bom api di sana, orang orang teriak histeris, berlari kesana kemari mencari perlindungan, acara tersebut menjadi tak teratur lagi, wilayah Oasis memang target jajahan wilayah lain untuk dikuasai ,sehingga sering terjadi serangan dadakan, gedung tersebut ricuh , puluhan orang terkapar terkena reruntuhan, dan kobaran api meledak ledak. Namun, di satu titik pusat aula, dua orang yang masih berpelukan berdiri meringis, ternyata panah tadi melesat tepat di punggung sang ayah dan menyambung menusuk ke tubuh puterinya (panah besar dan sangat mematikan pada masanya) keduanya tersenyum sambil menahan sakit, gadis itupun terbata mengucap " A..ku sa.yang a..yah"

Kisah sang Puteri & Ayah tersebut meluas ke berbagai wilayah, gedung megah bekas acara tersebut dibangun lagi beberapa tahun kemudiann menjadi sebuah bangunan yang berisikan sajian kenangan wilayah Oasis dan tentunya jejak potret kisah Diana dan ayahnya, dan dinamakan Diorama ("DI" untuk DIana "O" untuk kota Oasis dan Rama adalah sebutan lain untuk Ayah).

Selamat hari Ayah, jangan lihat tanggal, menyayangi Ayah itu setiap hari, setiap waktu. Tak hentinya ia 'Tersenyum Manis' walaupun sebenarnya tenaga telah habis, banyak cara pengungkapan kasih sayang setiap Ayah, jangan iri, jangan merasa tak adil karena tak 'serupa' Cintai itu, maka kamu akan melihat ketulusannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun