Yufen Soge, pengaransemen musik sekaligus pelatih yang berkolaborasi bersama guru bahasa Indonesia menjelaskan bahwa prestasi yang diraih berkat latihan yang keras disertai pengorbanan.
"Saya tidak terkejut kalau anak-anak meraih prestasi ini. Karena mereka punya kemampuan. Dan itu ditambah dengan kemauan mereka untuk berlatih  sehingga kita bisa menjadi yang terbaik," ujar staf tata usaha Spentig Hewa yang sudah melahirkan beberapa lagu ini.
Amora, salah satu peserta musikalisasi puisi menuturkan bahwa dia dan teman-temannya mengikuti latihan dengan giat. Selain latihan di sekolah bersama guru pembimbing, di rumah ia juga berlatih secara mandiri. "Selain di sekolah, saya juga berlatih mandiri di rumah dibimbing oleh mama," ujar siswa kelas 7B ini.
Ica, peserta yang tampil sebagai penyanyi, menceritakan bahwa mereka mengorbankan banyak waktu untuk berlatih. Selama latihan, ia dan teman-temannya harus rela waktu istirahat di sekolah digunakan untuk berlatih. Begitu pun ketika waktu sekolah selesai, kadang mereka harus bertahan lebih lama di sekolah. Saat teman-teman yang lain sudah pulang ke rumah, ia harus rela pulang lebih lambat ke rumah di kampung Wodong yang berjarak 4 kilo dari sekolah karena harus berlatih.
Prestasi yang membanggakan ini mendapat apresiasi dari Kepala SMPN 3 Wulanggitang, Kristina Sabu Punang, S.Pd. Dia berharap agar prestasi ini memotivasi peserta didik yang lain untuk tampil mengembangkan bakat dan kemampuan masing-masing.
"Penghargaan yang setinggi-tingginya lembaga berikan kepada para pelatih dan pembimbing yang telah mencurahkan segala waktu dan tenaga untuk mempersiapkan tim musikalisasi puisi Spentig Hewa sehingga mampu tampil menjadi yang terbaik," ujar Kris Punang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H