Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Quo Vadis Kemerdekaan Indonesia?

25 Agustus 2021   21:12 Diperbarui: 25 Agustus 2021   21:17 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya perjuangan merebut kemerdekaan bukanlah suatu yang gampang. Proklamasi itu dideklamasikan setelah melewati perjuangan dalam rentang waktu yang panjang dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Kemerdekaan itu direbut dengan pertaruhan nyawa dan tumpahan darah para pejuang.

 

Gema Kemerdekaan 

Tahun ini adalah tahun kedua kemerdekaan bangsa dirayakan di tengah pandemik korona. Perayaan kemerdekaan pun tidak semeriah sebelum virus korona melanda dunia. Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat membatasi ruang gerak kita. Larangan berkumpul dalam jumlah yang banyak membuat peringatan hari kemerdekaan harus kita rayakan secara sederhana.

Virus korona memang tidak mampu membunuh semangat kita memperingati hari kemerdekaan bangsa tercinta ini. Memasuki bulan kemerdekaan, setidaknya di tempat tugas saya, bendera Merah Putih tetap dikibarkan. Lagu-lagu perjuangan terus diputar. Upacara bendera dari pusat hingga di tingkat desa pun tetap digelar. Tentu dengan membatasi jumlah peserta dan penerapan protokol kesehatan secara baik.

Setiap kali merayakan kemerdekaan bangsa, memori saya selalu berputar sekedar bernostalgia dengan masa lalu. Mengenang kembali perayaan kemerdekaan semasa kecil dulu (saat SD dan SMP). Walau hanya di tingkat desa, moment kemerdekaan selalu disambut meriah.

Di desa yang jauh dari hiruk pikuk dan keramaian, pekik kemerdekaan bergema lantang. Aneka pertandingan dan perlombaan antar dusun diadakan seperti pertandingan bola voli, perlombaan lari karung, tarik tambang, junjung botol, lomba kebersihan lingkungan, dll. Pada malam menjelang 17 Agustus, digelar pementasan tarian dan acara hiburan. Tarian seperti tari perang, tihir peir, soka, tandak atau hamang dipentaskan.

Singkatnya perayaan kemerdekaan dahulu dikemas dengan meriah. Semua masyarakat bergembira ria. Benar-benar pesta rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa walau jauh di pelosok semangat nasionalisme sebagai anak bangsa tidak luntur. Ada rasa memiliki dan menjadi bagian dari bangsa tercinta ini.

Quo Vadis Kemerdekaan?

Merdeka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bebas dari penjajahan, perhambaan; berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak tergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa. Sejalan dengan definsi tersebut dan kondisi faktual, bangsa Indonesia memang sudah merdeka. Bangsa penjajah sudah angkat kaki dari bumi Nusantara.

Pertanyaannya, apakah cita-cita kemerdekaan sebagaimana yang diperjuangkan para pahlawan telah terpenuhi? Apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera, cerdas dan sehat lahir-bathin setelah 76 tahun merdeka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun