Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

GGD Flotim Kembali Salurkan Bantuan untuk Pengungsi Ile Lewotok

30 Desember 2020   08:57 Diperbarui: 30 Desember 2020   08:57 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bantuan dari GGD Flotim. Sumber fb Fandi Setifanto. Dok.pribadi

Akhir November adalah hari kelam bagi masyarakat di seputaran gunung Ile Lewotolok. Tidak ada yang membayangkan bahwa gunung ini akan meletus. Minggu (29/12/2020) adalah hari dimana masyarakat di wilayah Ile Ape dan sekitarnya harus meninggalkan kampung halaman mereka. Mengungsi ke tempat yang aman dari amukan Ile Lewotolok.

Bencana alam tidak ada yang dapat meramal apalagi menolaknya. Ketika bencana terjadi, pilihannya hanyalah melarikan diri ke tempat yang aman. Pilihan untuk mengungsi tentu berat. Karena di tempat pengungsian aktivitas menjadi lumpuh. Mengungsi berarti meninggalkan segala aktivitas setiap hari. Ini berarti untuk bisa bertahan hidup di tempat pengungsian, tentu hanya berharap dari bantuan/ pertolongan orang lain.

Duka dan kecemasan yang dialami pengungsi gunung Ile Lewotolok tidak hanya dirasakan oleh mereka sendiri. Apa yang merka alami juga dirasakan oleh orang lain. Saat bencana menimpa masyarakat Ile Ape dan sekitarnya, rasa solidaritas ditunjukkan oleh sesama. Bantuan datang dari berbagai pihak dari segala tempat. Dimana-mana orang menunjukkan rasa solidaritas dengan menggalang dana.

Rasa solidaritas dan empati terhadap korban erupsi Ile Lewotolok mengalir dari berbagai pihak. Baik perorangan maupun kelompok, masing-masing dengan cara tersendiri berupaya membantu sesama saudara di pulau Lembata yang tertimpa bencana. Suatu bentuk kesetiakawanan sosial terhadap sesama saudara yang mengalami kesusahan.

Penyerahan bantuan oleh Ketua GGD Flotim. Sumber fb Fandi Setifanto. Dok.pribadi
Penyerahan bantuan oleh Ketua GGD Flotim. Sumber fb Fandi Setifanto. Dok.pribadi
Guru Garis Depan (GGD) kabupaten Flores Timur pun turut peduli dengan keadaan yang dialami para pengungsi Ile Lewotolok. Sebagai bentuk solidaritas, komunitas (GGD) yang terdiri dari para guru yang berkarya di kabupaten Flores Timur ini berusaha mengggalang bantuan bagi para pengungsi.

Sebagaimana disampaikan Ketua GGD Flores Timur, Fandi Setiafanto bahwa GGD merasa terpanggil untuk ikut membantu sesama saudara di Lembata yang tertimpa bencana meletusnya gunung Ile Lewotolok. Aksi ini mewujud dalam bentuk pengggalangan dana.

Awalnya penggalangan dana dilakukan diinternal GGD saja. Namun melihat kekurangan yang terjadi di tempat pengunggsian sementara kebutuhan yang masih banyak saat penyerahan donasi pertama, GGD Flores Timur kemudian menggalang donasi dari pihak luar.

Ketika dibuka untuk umum, selama satu minggu GGD menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Bantuan yang diberikan dalam bentuk barang dan uang. Donaturnya tersebar di seluruh Indonesia bahkan ada yang dari luar negeri.

Fandi Setiafanto menjelaskan bahwa donasi yang terkumpul dari para donator untuk tahap kedua ini berupa uang sebesar Rp. 3.520.000 dan barang dalam bentuk sandal sebanyak satu karung dan pakaian bekas layak pakai sebanyak satu kardus.

Donasi yang diberikan ke pengungsi Ile Lewotolok semua dalam bentuk barang. Karena itu uang yang terkumpul tersebut dibelanjakan barang sebelum diserahkan ke posko pengungsi. Barang-barang yang dibelanjakan merupakan kebutuhan para pengungsi berupa: satu karung sandal, satu dus pakaian layak pakai, satu lusin handuk dewasa dan satu lusin handuk anak-anak, 1 lusin truk mainan untuk anak-anak, 2 lusin pakaian dalam wanita, satu karung ikan toda kering, tiga dus pembalu wanita, 4 dus susu bayi, tiga renteng diaper bayi, empat dus sprite-fanta, dan dua lusin pakaian dalam pria.

Bantuan dari GGD Flotim. Sumber fb Fandi Setifanto. Dok.pribadi
Bantuan dari GGD Flotim. Sumber fb Fandi Setifanto. Dok.pribadi
Seperti donasi tahap pertama, bantuan tahap kedua ini semuanya diberikan kepada pengungsi di posko Spensa Nubatukan. Barang-barang tersebut diantar oleh Ketua GGD Flores Timur dan Mas Uki pada Kamis (24/12/2020). Menumpang KM. Sinar Mutiara dari Larantuka, mereka berlayar selama kurang lebih empat jam untuk sampai di Lewoleba, Lembata. Di pelabuhan mereka dijemput oleh pak Melki, penanggung jawab posko Spensa Nuba.

Posko Spensa Nuba ini dibuka sejak hari pertama terjadinya erupsi Ile Lewotolok guna mengantisipasi lonjakan pengungsi yang dievakuasi keluar dari Ile Ape. Posko ini memanfaatkan gedung SMPN 1 Nubatukan sebagai tempat menampung para pengungsi.

Menurut Melkior Muda Making, penanggung jawab posko Spensa Nuba, pembukaan posko ini dilakukan sejak hari pertama erupsi Ile Lewotolok. Dan hingga kini, posko Spensa Nuba masih menampung ratusan pengungsi Ile Lewotolok. Di posko ini selain mendapat pelayanan akan kebutuhan setiap hari seperti makan dan minum, para pengungsi mendapat pelayanan menggunakan internet secara gratis. Internet gratis ini memudahkan pengungsi berkomunikasi dengan keluarga mereka yang ada di perantauan.

Para pengungsi juga selalu dihibur dengan pemutaran film layar lebar setiap malam sebagai bentuk trauma healing agar pengungsi tetap semangat dalam situasi keterpurukan seperti sekarang ini. Para pengungsi juga diajak untuk melakukan senam, aerobic, zumba, dll bersama para guru dan relawan guna menjaga tubuh tetap sehat.

Sebagai penanggung jawab, Melki, sapaan Kepala SMPN 1 Nubatukan ini, bersyukur karena banyak uluran tangan yang diberikan kepada pengungsi di posko Spensa Nuba, termasuk dari Guru Garis Depan (GGD) Flotim. Atas bantuan yang disalurkan lewat GGD Flotim, putra Ile Ape ini memberika apresiasi karena para guru ini sungguh mengaplikasikan kompetensi sosial guru.

Donasi yang diberikan, khusus tahap dua merupakan kado Natal terindah. Karena, pada misa malam Natal, semua anak dan remaja di posko Spensa hadir dengan mengenakan sandal baru, hasil donasi yang dikumpulkan GGD Flotim.

Sejak erupsi hingga saat ini, gunung Ile Lewotolok masih belum stabil. Pemerintah Kabupaten Lembata pun kembali memperpanjag masa tanggap darurat hingga tanggal 05 Januari. Karena itu GGD Flotim masih membuka kesempatan bagi para donatur untuk menyalurkan bantuan lewat GGD Flotim. Dan bagi para donatur yang telah memberikan bantuan pada tahap dua, GGD Flotim mengucapkan terima kasih banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun