Setelah upacara bendera, semua peserta beristirhat di sekitar halaman SMPN 3 Wulanggitang sambil menikmati suguhan hidangan berupa jagung titi, ibu rebus dan kue hasil olahan ibu-ibu PKK desa Hewa dengan bahan dasar daun kelor.
Dalam moment tersebut, para mantan kepala desa Hewa yang hadir yaitu Bapak Arnoldus Satu Onan yang memimpin Hewa dari tahun 1979 sampai 1992 dan Bapak Yosep Benyamin Widin yang memimpin Hewa dari tahun 1992 sampai 2002 menceritakan pengalaman dan kenangan di masa kepemimpinan mereka.
Dalam nada syukur para undangan kemudian dengan menyantap siang bersama. Menu santap siang pun didominasi pangan local seperti jagung bose, dan sayur rumpu rampe. Setelah santap siang, dalam nuansa sukacita para undangan berekreasi bersama.Â
Diiringi music, tarian gawi, dolo-dolo, teras tombak, jai, menjadi pelengkap kegembiraan di siang itu sebagai ekspresi terdalam atas kemerdekaan yang telah diraih. Bahwa kita adalah satu dan kini telah menikmati alam kemerdekaan.
Memaknai Kemerdekaan (Pendidikan) di Tengah Pandemik Korona
Tahun 2020, peringatan HUT Kemerdekaan RI berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemic Covid-19, perayaan tetap digelar namun acaranya dibuat sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa kemerdekaan memiliki makna yang penting bagi bangsa ini.
Serangan virus korona memang menggoyah seluruh sendi kehidupan. Ekonomi menjadi lumpuh. Banyak korban baik yang meninggal maupun terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ini.
Pendidikan juga tidak luput dari badai pandemic korona. Aktivitas pendidikan dihentikan. Kegiatan tatap muka antara guru dan siswa di sekolah ditiadakan. Dengan terpaksa pembelajaran harus dijalankan dalam jarak jauh. Baik guru maupun siswa harus belajar di rumah masing-masing.
Di tengah pelaksanaan pendidikan jarak jauh karena pandemic korona, bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke 75. Peringatan HUT Kemerdekaan, selain sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan juga menjadi moment merefleksikan kembali cita-cita luhur perjuangan para pahlawan bangsa. Apakah tujuan kemerdekaan telah dicapai?
Harus diakui bahwa walau usia kemerdekaan sudah melewati usia emas, namun tujuan awal kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa belum sepenuhnya tercapai. Dimana pendidikan sebagai tiang utama pemenuhan tujuan hidup berbangsa menjadi sorotan. Pendidikan masih belum menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas.
Lalu bagaimana kita memaknai perayaan kemerdekaan bangsa di tengah pandemic Covid-19 dalam konteks pendidikan? Apakah msyarakat sudah "merdeka" dalam mengakses pendidikan? Apakah pendidikan kita sudah benar-benar "merdeka" dalam mewujudkan cita-cita bersama: mencerdaskan kehidupan bangsa?