Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UNBK Pertama dan Terakhir Spentig Hewa

22 Mei 2020   21:35 Diperbarui: 22 Mei 2020   21:26 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak tahun 2014 Pelaksanaan Ujian Nasional dilakukan dalam dua model yaitu Ujian Nasional Kertas Pencil (UNKP) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Perbedaan antar UNBK dan UNKP terletak pada media yang dipakai dalam ujian. UNBK atau disebut juga Computer Based Test menggunakan komputer sebagai media ujian. Sementara UNKP adalah ujian yang menggunakan kertas sebagai media.

Secara teknis, dalam pelaksanaan UNKP siswa mengerjakan soal ujian yang tertulis di (kertas) lembaran soal dan menjawab di (kertas) lembaran jawaban komputer (LJK) dengan melingkari option yang benar menggunakan pencil 2B. Sedangkan dalam UNBK, siswa mengerjakan soal yang ditayang di monitor komputer dan menjawab dengan meng"klik" pada salah satu pilihan jawaban yang benar pada komputer.

Secara praktis, UNBK maupun UNKP pada hari yang sama. Pelaksanaannya selama empat hari dimana setiap hari diujikan 1 mata pelajaran dengan durasi waktu 2 jam per mata pelajaran. Dalam pelaksanaan ujian, UNKP dilaksanakan secara serempak sementara pada UNBK dibagi dalam tigas sesi ujian.

SMPN 3 Wulanggitang, atau popular dikenal dengan Spentig Hewa, sebuah lembaga pendidikan yang berada di desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT dalam sejarah telah melaksanakan dua model ujian nasional di atas. Sekolah ini berdiri pada tahun 2002. Dalam pelaksanaan ujian akhir (nasional), sejak berdiri hingga tahun 2018 Spentig Hewa melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil. Baru pada tahun 2019 Spentig Hewa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer.

Ketika pertama kali melaksanaan UNBK ada banyak kendala dan tantangan yang dihadapi. Maklum sekolah di kampug pasti punya banyak kekurangan. Sekolah di kota saja masih ada yang "ngos-ngosan" apalagi yang di desa. Namun di tengah kekurangan yang dimiliki, Spentig Hewa berani maju melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

Tantangan yang paling berat adalah prasarana pendukung seperti komputer, jaringan internet dan aliran listrik. Untuk komputer, sekolah hanya memiliki 20 unit. Jumlah ini belum cukup karena komputer yang dibutuhkan adalah 32 unit. Untuk memenuhi kekurangan ini, sekolah meminjam laptop milik guru dan orang tua siswa Spentig Hewa sebanyak 12 unit. Selain 32 unit komputer untuk peserta ujian, juga diperlukan dua unit komputer sebagai server ujian. Satu server pusat dan cadangan.

Jaringan internet juga menjadi kendala tersendiri. Di desa Hewa memang sudah berdiri tower telkomsel. Namun jaringannya masih hilang muncul karena tower ini masih mengandalkan mesin generator. Masalah jaringan komunikasi ini membuat kecepatan akses internet yang sangat lambat.

Hambatan jaringan internet ini menghadirkan kisah tersendiri bagi proctor dan teknisi UNBK Spentig Hewa. Sebagai orang yang berada di depan layar dan bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan UNBK, proctor dan teknisi harus mengorbankan waktu dan tenaga ekstra. Beberapa kali, sejak kegiatan simulasi, komputer server harus dipikul ke ibu kota kecamatan yang jaringan internetnya agak baik untuk mendownload soal-soal. 

Dan untuk hal ini, mereka harus bergadang sampai dini hari. Dalam pelaksanaan pun, terutama saat simulasi pada sesi tertentu harus dibatalkan karena jaringan internet yang tidak bersahabat.

Kendala lain adalah pasokan listrik. Di Hewa memang sudah ada jaringan listrik negara (PLN). Tapi jangan dibayangkan seperti listrik di kota yang pasokanya selalu stabil 24 jam. Listrik di desa lain. Tiangnya boleh berdiri angkuh tetapi arusnya kadang "macet" berhari-hari. Atau kalaupun menyala, arus listrik tidak stabil. Cerita aliran listrik seperti ini juga dialami di Hewa. Untuk mengatasi kendala ini, sekolah menyiapkan 2 unit genset dengan daya masing-masing 5 kw dan 3 kw. 1 unit adalah milik sekolah dan 1 unit pinjaman dari masyarakat.

Pada tahun pertama pelaksanaan UNBK, peserta ujian di SMPN 3 Wulanggitang berjumlah 93 siswa terdiri dari 54 laki-laki dan 39 perempuan. Semua peserta ujian menggunakan satu ruang UNBK dimana pelaksanaannya dibagi dalam tiga sesi setiap hari yang diikuti 31 peserta per sesi. Sesi pertama dimulai pkl. 07.30-09.30, sesi kedua pkl.10.30-12.30 dan sesi ketiga pkl. 02.00-04.00. Puji syukur UNBK pertama yang dilaksanakan 24-27 April 2019 akhirnya sukses.

Setelah sukses melaksanakan UNBK pada tahun 2019, tahun 2020 ini Spentig Hewa kembali melaksanakan UNBK. Dengan kendala yang masih sama seperti tahun lalu: kekurangan komputer, jaringan internet yang lambat, dan aliran listrik yang tidak stabil.

Untuk menyukseskan UNBK tahun kedua, persiapan maksimal telah dilakukan. Panitia ujian tingkat sekolah telah dibentuk. Simulasi UNBK pun telah dilakukan. Dengan jumlah peserta ujian nasional sebanyak 85 siswa, anak-anak juga sudah dipersiapkan baik itu pendalaman materi maupun latihan mengoperasikan komputer.

Namun sebelum hari H, korona telah meluluh lantakkan semua persiapan. Pembelajaran dihentikan dan warga sekolah dirumahkan lebih awal dari jadwal UNBK. Pembatalan UNBK ini tidak hanya di Spentig tetapi juga seluruh sekolah di tana air. Kita mungkin kecewa. Tetapi keselamatan bersama jauh lebih penting dari sekedar ujian.

Ketika diangkat menjadi Mendikbud, salah satu gebrakan yang dilakukan Mas Nadeim melalui program Merdeka Belajar adalah menghentikan ujian nasional mulai tahun 2021. Karena itu dengan dibatalkannya UNBK tahun 2020, UNBK tahun 2019 adalah UNBK pertama dan terakhir bagi SMPN 3 Wulanggitang. Namun demikian sejarah telah mencatat bahwa Spentig Hewa telah melaksanakan UNBK, walau hanya sekali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun