Pada tahun pertama pelaksanaan UNBK, peserta ujian di SMPN 3 Wulanggitang berjumlah 93 siswa terdiri dari 54 laki-laki dan 39 perempuan. Semua peserta ujian menggunakan satu ruang UNBK dimana pelaksanaannya dibagi dalam tiga sesi setiap hari yang diikuti 31 peserta per sesi. Sesi pertama dimulai pkl. 07.30-09.30, sesi kedua pkl.10.30-12.30 dan sesi ketiga pkl. 02.00-04.00. Puji syukur UNBK pertama yang dilaksanakan 24-27 April 2019 akhirnya sukses.
Setelah sukses melaksanakan UNBK pada tahun 2019, tahun 2020 ini Spentig Hewa kembali melaksanakan UNBK. Dengan kendala yang masih sama seperti tahun lalu: kekurangan komputer, jaringan internet yang lambat, dan aliran listrik yang tidak stabil.
Untuk menyukseskan UNBK tahun kedua, persiapan maksimal telah dilakukan. Panitia ujian tingkat sekolah telah dibentuk. Simulasi UNBK pun telah dilakukan. Dengan jumlah peserta ujian nasional sebanyak 85 siswa, anak-anak juga sudah dipersiapkan baik itu pendalaman materi maupun latihan mengoperasikan komputer.
Namun sebelum hari H, korona telah meluluh lantakkan semua persiapan. Pembelajaran dihentikan dan warga sekolah dirumahkan lebih awal dari jadwal UNBK. Pembatalan UNBK ini tidak hanya di Spentig tetapi juga seluruh sekolah di tana air. Kita mungkin kecewa. Tetapi keselamatan bersama jauh lebih penting dari sekedar ujian.
Ketika diangkat menjadi Mendikbud, salah satu gebrakan yang dilakukan Mas Nadeim melalui program Merdeka Belajar adalah menghentikan ujian nasional mulai tahun 2021. Karena itu dengan dibatalkannya UNBK tahun 2020, UNBK tahun 2019 adalah UNBK pertama dan terakhir bagi SMPN 3 Wulanggitang. Namun demikian sejarah telah mencatat bahwa Spentig Hewa telah melaksanakan UNBK, walau hanya sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H