Gedung yang diresmikan presiden Jokowi pada 14/09/2017 ini terdiri atas 27 lantai dan menjadi gedung perpustakaan tertinggi di dunia. Keren bukan?
Sabar dulu, Kawans. Jangan cepat berpuas diri. Dengan gedung perpustakaan tertinggi di dunia ini, apakah sungguh merepresentasikan minat baca masyarakat? Apakah kemegahan gedung tersebut mampu merangsang minat baca masyarakat?
Mari kita lihat beberapa survey minat-tulis (literasi) bangsa kita. Taufik Ismail, sebagaimana ditulis Adkhilni, dalam penelitian tentang pengajaran sastra dan mengarang di SMU.
Beberapa negara melaporkan bahwa setiap tahun di Amerika siswa ditugasi membaca novel sastra sebanyak 32 judul, Belanda 30 judul, Perancis 20 judul, Jerman 22 judul, Jepang 15 judul, Kanada 13 judul, Singapura 6 judul, Brunei 7 judul, Thailand 5 judul, sedangkan Indonesia 0 (nol) judul (dalam Irkham, 2008:12).Â
UNESCO pernah merilis hasil survey terhadap minat baca masyarakat Indonesia yaitu 0,001 persen. Artinya diantara 1000 orag hanya 1 orang yang memiliki budaya membaca. Pada tahun 2016, Central Connecticut State University dari Amerika Serikat merilis hasil tingkat literasi dimana Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara yang disurvey.
Kondisi ini diperparah dengan perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah di Indonesia. Harian Kompas, Selasa (30/07/2019) melaporkan puluhan ribu sekolah di semua jenjang pendidikan belum memiliki perpustakaan.Â
Kekurangan perpustakaan sekolah terjadi hampir di semua daerah. Pada tahun pelajaran 2017/ 2018 dari jumlah 214.409 sekolah, yang memiliki perpustakaan sebanyak 144.239 sekolah sementara 70.116 sekolah belum memiliki perpustakaan.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pendidikan dasar merupakan jenjang dengan jumlah sekolah tanpa perpustakaan terbanyak dimana terdapat 62.624 atau 33 persen dari total sekolah pada jenjang ini yang belum memiliki perpustakaan. Berdasarkan status sekolah, sekolah negeri memiliki lebih banyak perpustakaan ketimbang sekolah swasta.Â
Dari 659.109 sekolah negeri di Indonesia, 35 persen sekolah belum memiliki perpustakaan. Adapun sekolah swasta, dari 185.818 sekolah swasta di Indonesia, 38 persen sekolah belum memiliki perpustakaan.Â
Berdasarkan sebaran wilayah, propinsi Papua dan Papua Barat merupakan daerah dengan sekolah tanpa perpustakaan di Indonesia dimana 61 persen dari total sekolah di Papua dan 53 persen total sekolah di Papua Barat belum memiliki perpustakaan.
Menumbuhkan budaya membaca memang tidak mudah. Budaya membaca tidak tumbuh dengan sendirinya namun bertunas seiring kebiasaan membaca yang dilakukan seseorang.Â