Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyelisik Belajar dari Rumah dalam Kepungan Corona

22 April 2020   15:58 Diperbarui: 22 April 2020   15:55 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Jangan Membebani Anak

Entah siap atau tidak siap, mau atau tidak mau, home learning harus dilakukan karena situasi sekarang membahayakan keselamatan kita. Belajar dari rumah terpaksa dijalankan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Karena itu metode yang dipilih saat belajar dari rumah harus disesuaikan dengan kondisi akses jaringan atau fasilitas yang dimiliki. Sekolah yang fasilitasnya telah siap bisa melaksanakan pembelajaran dalam jaringan. Sementara sekolah yang belum siap dapat memberikan tugas secara langsung kepada siswa.

Dalam keadaan darurat pandemic Covid-19, belajar dari rumah tidak sama saat situasi normal. Karena itu materi dan tugas yang diberikan kepada siswa tidak membebani mereka tetapi berguna dan bermanfaat untuk kondisi saat ini. 

Sebagaimana ditegaskan dalam surat edaran Mendikbud, belajar di rumah melalui pembelajaran daring/ jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman bermakna bagi anak tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Anak-anak dirumahkan dengan maksud tidak melakukan kontak dengan orang lain. Ketika mereka belajar dari rumah, aktivitas dengan orang lain dibatasi. Anak-anak juga perlu menjaga stamina tubuh dan kesehatan mereka. 

Mereka butuh istirahat yang cukup, berolahraga secara teratur dan pikiran yang rileks agar tetap sehat. Karena itu sangat tidak efektif apabila tugas yang diberikan guru dalam home learning memaksa anak harus keluar rumah untuk mengerjakannya dan membuat mereka tertekan dan stress. Sebaiknya berilah tugas yang mudah dipahami dengan metode belajar yang efektif dan menyenangkan.

 Merajut  Relasi Orangtua - Guru

Ketika anak belajar dari rumah, peran orangtua sangat penting. Orangtua lebih dekat dan berada bersama anak di rumah. Orangtua menjadi kunci utama dalam pembelajaran dari rumah sedangkan guru hanya sebagai pendamping yang "memandu" dalam jarak jauh. Peran guru hanya sebagai motivator dan konsultan. Sebaliknya orangtua harus mengambil peran lebih. Mereka harus menjadi "the real teacher" bagi anaknya.

Belajar dari rumah menerapkan prinsip kerja sama orangtua dan guru. Karena itu model pembelajaran apapun yang dipakai, yang paling penting dan utama adalah komunikasi antara guru dan orangtua. Jalinan komunikasi yang didasari sikap keterbukaan dan saling mendukung menjadi kunci keberhasilan belajar anak dari rumah.

Memang harus diakui bahwa selama ini gap antara orangtua dan guru sangat lebar. Maksudnya hubungan antara orangtua dan guru dalam proses pendidikan anak selama ini tidak berjalan harmonis. Jalinan komunikasi dan kerja sama antara guru dan orangtua belum terbangun dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun