1.      Laju Pertumbuhan Penduduk yang cukup tinggi (3,7 juta per tahun) sedangkan usaha menekan laju pertambahan penduduk menghadapai beberapa kendala, seperti Ekonomi, Sosial budaya, Keagamaan, Politik.
2.      Persebaran penduduk yang tidak merata (masih terpusat Barat Indonesia (57% Jawa & Sumatera 21 %) sehingga menguatkan paham pro-natalis, terutama di daerah- daerah yang masih kurang penduduknya namun kaya Sumber Daya Alam(contoh Papua, Papua Barat), dan program transmigrasi masih mendapat sentimen negatif dari penduduk lokal maupun pemerintahan lokal.
3.      Disparitas pertumbuhan ekonomi antar kawasan, desa-kota, mengakibatkan arus migrasi yang kurang terkendali dan berdampak pada tekanan penduduk pada daerah- daerah tertentu.
4.      Ketahanan Pangan dan lingkungan, sebagai konsekuensi logis dari besarnya jumlah penduduk serta alih fungsi lahan pertanian (hutan, sawah, kebun) untuk kebutuhan perumahan penduduk, pabrik, tanaman industri dll.
5.      Potensi "Bonus Demografi" dengan ditandai melimpahnya penduduk usia produktif pada tahun 2015- 2035, yang harus ditingkatkan kualitasnya (pendidikan dan kesehatan) agar memiliki produktivitas yang tinggi (PR yang berat tentunya)
6.      Kelembagaan untuk urusan kependudukan belum tertata dengan baik, yang terpisah diberbagai kementerian dan lembaga (padahal koordinasi merupakan hal yang sangat mahal harganya di negeri ini)
Demikan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah yang akan datang, yang tentu saja tidak akan semudah membalikkan telapak tangan namun juga bukan mustahil untuk dilakukan. Selamat hari keluarga, salam bahagia untuk keluarga Indonesia. Mari kita wujudkan pembangunan berkualitas berkelanjutan yang berwawasan kependudukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H