Perintah itu kemudian aku jalani dengan semangat tinggi. Ia mengembalikan ingatan masa kecilku, ketika sekedar lauk, tempe otot tepung sudahlah cukup. Dari penjual gorengan, kuambil sekantong tempe hangat itu, menimangnya, memandanginya berlama-lama dan ajaibnya gorengan itu seperti membisikkan sesuatu :Â
"Di tempat ini semua orang sama saja, kita semua manusia biasa, rela antri mendoan yang harganya tak seberapa."
Wallahu A'alam Bishawab. (Kkh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H