Sebuah penghargaan kecil yang membuat mereka menjadi penting jika bisa menjaga sikapnya. Saya rasa itu wujud inovasi dari sebuah kritikan.
Banyak orang memulai kritikan dengan pujian yang sopan, kemudian diikuti dengan kata "tetapi", kemudian mengakhirinya dengan satu pernyataan kritik. Misalnya,
âKami benar-benar bangga padamu nak, karena nilaimu meningkat semester ini. Tetapi kalau kamu bekerja keras lagi pada pelajaran Mekanika Teknik, hasilnya pasti lebih baik.â
Dalam hal ini kemungkinan si anak sangat bersemangat sampai dia mendengar kata "tetapi". Tentunya si anak akan meragukan ketulusan sanjungan kita semula.Â
Baginya hal tersebut tak lain adalah pemanis buatan untuk kalimat kritik yang sesungguhnya. Ibarat kata diangkat mengangkasa, kemudian dijatuhkan.
Permasalahan di atas dapat diatasi dengan mengganti kata "tetapi" menjadi "dan". Alhasil si anak mendapatkan pujian sepenuhnya, dan sebetulnya ia sangat paham dimana letak kegagalannya.Â
Jika secara tidak langsung mengeksploitasinya dan menyampaikan dengan kalimat yang memotivasi, maka Anda telah memberikan kritik dengan level yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Ia paham jika menegur pekerja secara langsung tentunya mereka akan tersinggung. Terlebih pekerjaan mereka sangat bagus dan hasilnya memuaskan. Lalu bagaimana cara menyampaikannya? Pemilik beserta putranya menyediakan waktu untuk merapikan sendiri ketika para pekerja sudah pulang.
Esok paginya, pemilik rumah memanggil salah seorang mandor dan berkata,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!