Hal itu berawal ketika pertama kali aku memasuki masa-masa SMP. Kala itu, sifatku yang terlalu anti sosial dan pendiam membuat banyak sekali ejekan yang diucapkan padaku untuk hanya sekadar hiburan bagi mereka yang mengejekku. Sehingga karena itulah pola pikirku juga ikut berubah.
"Woy, Elvan strong," ucap salah satu siswa dengan nada ejekan.
Itulah salah satu ejekan yang sering mereka katakan padaku. Aku sendiri tidak terlalu peduli dengan ejekan tersebut, meskipun sejujurnya aku juga cukup terganggu jika kata-kata tersebut selalu diucapkan padaku setiap saat. Ya, meskipun pada akhirnya ejekan tersebut hilang juga bagai ditelan bumi ketika aku sudah memasuki kelas delapan. Mungkin di kelas delapan inilah masa-masa SMP-ku mulai terasa membaik atau bisa dibilang yang paling mulus dibanding sebelumnya.
Walaupun demikian, kemulusan tersebut tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan ketika memasuki kelas sembilan, aku merasa masa-masa awal SMP-ku terulang kembali, meskipun tidak seburuk waktu itu. Di kelas sembilan ini, aku juga dipilih untuk mengikuti perlombaan yang sebelumnya pernah diikuti, yaitu lomba kaligrafi. Dikesempatan kali ini alhamdulillah aku bisa diberikan kesempatan untuk bisa maju ke tingkat kabupaten, meskipun harus kalah karena satu kesalahan fatal.
***
"Keyakinan, usaha, serta doa menjadi hal utama yang wajib kita miliki untuk menghadapi masa depan. Sehingga, masalah dan hambatan yang besar bukanlah menjadi suatu alasan untuk kita menyerah dalam menggapai impian."
***
Pandemi corona tiba ...
Kelulusan dari SMP tinggal beberapa bulan lagi. Banyak dari orang-orang yang bertanya terkait mau lanjut di mana dan jurusan apa yang akan diambil. Maka aku jawablah ingin lanjut ke SMA jurusan IPA. Sebagian dari yang bertanya kembali tanya kenapa aku memilih jurusan IPA. Mereka berpikir kalau aku pasti akan ambil jurusan IPS, soalnya nilai IPS-ku dari kelas tujuh sampai kelas sembilan termasuk tiga nilai terbesar yang ada di raporku.
Saat setelah lulus SMP dan sudah diterima di SMA, aku ingin mencoba mengubah kepribadianku lagi walaupun tidak harus seratus persen ku rubah. Meskipun cukup berat untuk merubahnya, tetapi aku harus tetap melakukannya. Karena aku ingin memperluas zona nyaman dan pertemananku.
Belajar untuk aktif dalam bersosialisasi ternyata lebih sulit dari yang kupikirkan. Sehingga sampai saat ini pun aku masih kesulitan dalam bersosialisasi dengan yang lain. Meski sudah memberusahakan diri untuk melakukannya dari hal kecil, tetapi tetap saja belum ada perubahan yang terjadi. Namun, hal tersebut tidak membuat diriku untuk menyerah dengan keadaan yang ada. Semoga untuk ke depannya kemampuan bersosialisasiku bisa jauh lebih baik lagi dan apa yang menjadi cita-citaku dapat terwujud.
***
"Jangan pernah menyerah dan tetap semangat. Teruslah berusaha dan berdoa dengan semaksimal mungkin untuk mengejar apa yang kau impikan agar meraih sebuah kesuksesan."
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H