Pasar itu, Sul!"
"Lihat, Pasar itu..."
Samsul berbicara di dalam hati kala mendapati dirinya telah berdiri di ujung terminal angkutan kota. Sepelemparan batu di hadapan, bangunan dua lantai itu masih jua menjulang. Tak berubah, kecuali cat yang mulai memudar dan mengelupas di sana-sini.
"Pasar itu, Sul..."
"Ayunkan kakimu..."
"Pasar itu..."
***
"Jangan pergi ke pasar!"
Perintah itu selalu diterima Samsul dari ibunya saban Ramadan datang. Disusul satu alasan yang diulang-ulang: di sana banyak setan ---atau iblis atau apapun namanya--- yang kelaparan yang siap memangsa mereka yang tidak kuat iman.
"Berwujud kaki-kaki."
Sebagai bocah yang duduk di awal sekolah dasar, Samsul tidak membantah. Ia takut setan. Atau iblis. Atau apapun namanya. Kendati di sisi lain, pikirannya berkecamuk dan bingung.