Mohon tunggu...
risma sugihartati
risma sugihartati Mohon Tunggu... -

ethnography-taker, suspect of doing nowhere going nothing project, silent outside riot inside

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia(lo)gue Gabusgabus

8 Desember 2013   20:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:10 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sorakku kegirangan
Akulah gabus Pertama
Dia guna ku ditengah pangan
Kutahu pasti tidak mungkin tandas
Sorakku lagi penuh gempita
Dia tinggalkan aku tegak habis
Bersama sebagian debuku

Bersisa tumpukan balok beku tawar
Aku tahu dia akan memberiku kawan
Benar saja, aku lihat Kedua hidup

Aku telah membaca
Ketika dia menaruhku diantara tepian bibir
Jembatan, hirup, aliran dan lembab
Meski bau dan malam
Itu yang membuat dia tenang
Tapi apalagi, aku keburu teronggok

Berayun tarik ulur
Aku [ber]kilaskilas bicara, "hey Kedua, cobalah kau baca akan mengasikkan..."
Tapi Kedua hanya diam,
Sepertiku, terus bekerja
Sampai sisa atau tidak, penting bagi kami membuat sempurna
Bagi penikmat tentu

Sudah kuduga, Kedua tak 'kan lama
Saat menggelepar
Dia tak meneruskan

Aku terbahak, kaulah gabus Kedua
Pilihan berpihak padaku

"Jangan bermuram, Kedua" ujarku memberi semangat
"Ter mak sih" jawabnya bergetar

Lalu, kami berbincang
Menyoal apa yang dia pikirkan
Betul, apa yg aku ucapkan tadi sejalan dengan yang barusan Kedua katakan
"Lalu bagaimana nasib Sepuluh lainnya?" Tanyaku penasaran, sebab Kedua lah yang terakhir melihat mereka
"Ya... Biarkan saja mereka yang menyambung cerita tentang dia. Kita sudah berakhir, kau berdiri aku terbaring" ucap Kedua lemas.

*****

Bising, calon debu gabus tak sabar
"Bagaimana nasib Pertama dan Kedua??" Sepuluh lain bersahutan
Pembungkus terganggu dan berucap, "diamlah kalian, bukan urusan kalian sekarang, dia bahayaku saat ini"

Aku Pembungkus, penyambung.
Saat kalian masih seperti ini, hanya aku yang berwenang.
Jika kalian ingin tahu, dia hendak melapis gandumgandum dengan isi rasa masam merona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun