Masyarakat kita pun dari pandangan saya secara umum, sayangnya dalam hal lingkungan tidak sepeduli masyarakat di Jerman. Contohnya, bila saya belanja ke Mart di Bandung atau di Jakarta, lalu saya menolak plastik, dan memasukkan belanjaan saya ke kantong yang saya bawa, saya masih saja dilihat seperti alien.
Kembali dengan sampah mikroplastik, yang sangat berbahaya ini, bila Jerman saja yang penduduknya hanya 1/3 dari jumlah penduduk Indonesia dan sudah 26 tahun mewajibkan masyarakatnya mendaur ulang sampah plastiknya, belum 100% berhasil mendaur ulang sampah plastiknya sendiri dengan sukses.
Bagaimana dengan Indonesia, yang jumlah penduduknya saja ke-4 terbesar di dunia, banyak penduduknya yang masih mengambil air tanah untuk kebutuhan air minumnya dan sistem pengelolaan sampahnya belum holistik. Wah .... jangan sampai "kartu kredit" dikonsumsi menjadi tiap hari atau bahkan tiap jam, apalagi ditambah impor sampah plastik ilegal. (ACJP)
Sumber:Â
- Plastic ingestion by people could be equating to a credit card a week
- Aufnahme von Mikroplastik aus der Umwelt beim MenschenÂ
- die-leidenschaft-fuer-saubere-fluesse-vereint-sie
- Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia
- Recycling: Potret Gunung Sampah Plastik Untuk Beberapa Negara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H