Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Duale Hochschule" di Jerman, Sinergi Industri dan Perguruan Tinggi

19 November 2018   21:29 Diperbarui: 20 November 2018   11:34 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TU Muenchen (dokumentasi pribadi)

Pendidikan di Jerman menurut saya kualitasnya baik dan sangat ramah dompet, selain biaya kuliah rendah juga pinjaman bagi orangtua yang tidak mampu tersedia, yang namanya Bafoeg. Dan para mahasiswa yang mau nyambi kerja juga ada kemungkinannya bisa nyambi sebagai baby sitter, bekerja di supermarket, perusahaan, kantor, industri, pabrik atau seperti saya dulu di rumah sakit.

Dan satu hal lagi yang saya sukai dari pendidikan di Jerman adalah jalan lebih terbuka lebar untuk menjadi apa pun yang diinginkan anak-anak.

Perbedaan pendapatan antara yang mengenyam pendidikan tinggi dan teknisi pun atau antar perusahaan tidak ekstrim. Di Indonesia dulu, saya sebagai PNS dengan kualifikasi sama, pendapatan saya bisa dapat jauh di bawah rekan saya, yang bekerja di perusahaan semi swasta atau asing.

Di Jerman, antara teknisi dan sarjana saja gap perbedaan pendapatan tidak terlalu lebar. Demikian juga antara perusahaan, perbedaan pendapatan tidak terlalu tinggi karena ada standar-standar yang harus dipatuhi oleh perusahaan.

Jadi Perguruan Tinggi atau menjadi Doktor tidak harus jadi target hidup, yang membuat lingkungan berdecak kagum. Ada kepuasan hidup, yang bisa membuat seseorang berlabuh dalam kepuasan hidup. Tapi memang, kualitas SD sampai SMA di Jerman cukup standar dan selalu diaktualisasi serta dijaga cukup baik kualitasnya.

Bahkan hasil Studi PISA, kerja keras Jerman dari tahun 2000 yang buruk, karena di bawah rata-rata negara OECD, hasil tahun 2015 bisa menyusul di atas rata-rata negara OECD. Sehingga apa pun pilihan anak-anak seusai SMA dan setara, jalan terbuka di depan mereka. 

Bila ada lulusan USA selalu bangga dengan rangking universitasnya di dunia dan mengejek lulusan Jerman, maka saya katakan hasil Global University Employability Ranking 2018, saya turut bangga dengan rangking TU Muenchen, di posisi ke-6. Ranking ini dilakukan terhadap 250 universitas di 41 negara di dunia, memang posisi 1-5 diisi selain oleh Universitas Cambridge di Inggris dan 4 Universitas di USA.

Tapi coba Anda tanya biaya kuliah, yang mereka keluarkan. Hehehe .... lalu bandingkan dengan biaya kuliah di TU Muenchen, bagai langit dan bumi! Jadi, tidak selalu harus mahal kan untuk kuliah, apalagi sampai tumpukan hutang kuliahnya baru lunas di tahun ke-10 kerja. Dan bila kuliahnya di Duale Hochschule, apalagi selesai kuliah, pekerjaan tersedia dan pasti gak punya hutang.

Nah, Industri dan perusahaan di Indonesia, bisa nih memiliki program Duale Hochschule seperti ini, menampung dan mendidik anak-anak muda berkualitas agar bisa bersaing dan berlari di dunia internasional. (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun